Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Berbuat Salah dan Kewajiban Bertaubat

Berbuat Salah dan Kewajiban Bertaubat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sujud - Ilustrasi
Sujud – Ilustrasi

dakwatuna.com – Semua orang pernah salah. Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Selagi masih disebut manusia, disengaja atau tidak, kecil atau pun besar pastilah pernah melakukan kesalahan. Jangankan manusia biasa, para Nabi yang manusia pilihan saja bisa dan pernah berbuat salah.

Nabi Adam AS. pernah berbuat salah dengan memakan buah dari pohon terlarang di surga. Padahal Allah sudah melarangnya, ‘’jangan kau dekati pohon ini’’. Dan atas kesalahanya, Nabi Adam beserta Hawa, istrinya dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi.

Nabi Yunus AS. juga pernah melakukan kesalahan, karena tidak tahan atas sikap dan kelakuan umatnya, dengan hati yang jengkel dan marah beliau pergi meninggalkan umatnya. Padahal Allah tidak memerintahkan beliau untuk pergi.

Begitupun sang Nabi pamungkas Muhammad SAW, pernah juga berlaku khilaf. Waktu itu beliau sedang menerima tamu orang orang terpandang, saat sedang memberi penjelasan tentang hakikat Islam dengan harapan mereka sudi beriman dan masuk Islam, mendadak laki-laki buta yang dikenal dengan nama Abdullah bin Ummi Maktum datang menyela serta meminta kepada sang Nabi untuk dijelaskan tentang Islam. Hal itu membuat beliau sedikit kurang berkenan dan nampak muka beliau masam. Maka turunlah surah Abasa sebagai teguran dari Allah.

Nah, jika para nabi yang merupakan manusia pinilih saja bisa salah atau khilaf, namun tentunya jika para Nabi melakukan kesalahan akan langsung ditegur Allah. Dan yang pasti kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan para Nabi tidak sampai menjadi aib yang menurunkan derajat nubuwwahnya, terlebih manusia biasa, tentu akan lebih banyak peluang untuk melakukan kesalahan.

Dan manusia baik itu memang bukan manusia yang tidak pernah punya salah, karena tidak ada manusia yang tidak pernah punya salah. Manusia yang baik adalah manusia yang menyadari bahwa ia bisa dan atau pernah berbuat salah lalu bertaubat meminta ampun atas kesalahanya. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, ‘’Semua anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat’’ (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).

Oleh karena manusia tidak akan luput dari kesalahan, tidak akan terhindar dari perbuatan dosa, maka bertaubat merupakan suatu kewajiban. Memohon ampun kepada Allah adalah sebuah keniscayaan. Allah berfirman, ‘’Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung’’ (An Nur: 31).

Terbukanya pintu hidayah masing-masing orang itu tidak sama waktunya. Bersyukurlah jika sejak awal kehidupan pintu hidayah sudah terbuka. Cahaya Islam telah menyinari kehidupan. Namun bagi yang sekian lama bergelimang dalam maksiat dan dosa, tidak perlu berkecil hati apalagi berputus asa. Allah Maha Pengampun. Pintu taubat senantiasa terbuka bagi hamba-hambaNya yang menyadari dan menyesali kesalahanya serta serius ingin menapaki jalan yang lurus. Sebesar apapun dosa yang dilakukan selagi seorang hamba sungguh-sungguh mau bertaubat niscaya Allah akan mengampuninya. Allah berfirman: Katakanlah, ‘’Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi maha Penyayang.’’ (Az-Zumar: 53)

Dan yang sejak dini sudah mendapat hidayah Islam, berjalan di atas jalan yang lurus, sudah beramal sholeh hendaknya tidak boleh lengah, apalagi merasa aman dari dosa dan merasa diri paling suci sehingga melupakan dan meninggalkan pertaubatan.

Rasa takut serta khawatir akan nasibnya kelak di akhirat, bagaimana mempertanggung-jawabkan hidupnya di hadapan Allah harus senantiasa ada dalam diri seorang muslim. Sehingga hal yang demikian akan menjadikan dirinya berhati-hati dan senantiasa bertaubat kepada Allah.

Bukankah Rasulullah Muhammad SAW. manusia paling suci dan sempurna serta sudah terampuni segala dosanya yang lalu dan yang akan datang, namun beliau masih saja bertaubat kepada Allah. Dalam sebuah hadits dikatakan beliau bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari, ‘’Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan mohon ampun pada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari.’’ (HR. Muslim). Sedang riwayat dari Aisyah RA. menyebutkan sholat malam beliau sampai kedua kakinya bengkak. Wallahu ‘alam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Terlahir di desa Mojosari Sumberjo Kec. Margomulyo Kab Bojonegoro Sekarang tinggal di Padangan bojonegoro Jawa Timur.

Lihat Juga

Salah Paham Dalam Memaknai Toleransi

Figure
Organization