Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Terima Kasih untuk Hadiah Ini

Terima Kasih untuk Hadiah Ini

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Mempunyai banyak sahabat memanglah bagus apalagi sahabat yang mampu mendekatkanmu kepada Sang Pencipta.  Karena sebaik-baiknya sahabat ialah yang mampu membuat kita bersemangat mendekatkan diri kepada Allah dan RasulNya.

Iga Cahya Ninaldya teman yang baru saja ku kenal saat aku masuk bangku kuliah. Seseorang yang kini menjadi sahabatku dan menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam hidupku.

Allah selalu mempunyai cara yang  berbeda untuk setiap hambanya menjemput sebuah hidayah. Dan ini adalah cara untukku sekaligus hadiah terindah yang pernah ku miliki.

Setiap orang pasti ingin berubah dan ingin mendapatkan yang terbaik. Aku bukanlah aku yang dulu, yang mengerjakan segala ibadah hanya sebagai suatu kewajiban. Memohon hanya saatku butuh. Aku hidup dengan segala dosa, berteman dekat dengan yang bukan muhrimnya. Padahal sudah jelas dalam agamaku perbuatan tersebut adalah dosa besar.

Dia tidak menuntutku untuk cepat berubah namun dia selalu sabar mengajariku bagaimana wanita muslimah yang seharusnya. Menegur saat imanku mulai lengah, mengingatkanku saat ibadahku mulai mengambang dan mendoakanku saat hatiku mulai jauh. Tutur katanya yang halus membuatku bercermin kalau aku harus bisa sepertinya. Selalu percaya akan pertolongan Allah asal kita mau berusaha tidak hanya meminta, ikhlas dan perbanyak doa serta tilawah. Dan saling mendoakan agar selalu istiqomah, selalu berada di jalan Allah mempunyai hati yang bening dan terhindar dari zina mata dan zina hati, mulut serta pikiran.

Jika kebanyakan orang bertemu dengan sahabatnya membicarakan apa yang terjadi hari ini. Tetapi kita lebih dulu menanyakan bagaimana kabar hati dan iman kita.

Sampai suatu ketika dia mampu membuatku menangis, bukan karena sebuah pengkhianatan antara sahabat tetapi karena sebuah kertas coklat dengan sebuah tulisan  bertinta biru, dengan gaya tulisannya yang khas.

”Waktu di surga nanti, kalau Dian enggak ketemu Igah, jangan lupa tanyain Allah dimana Igah dan ajak Igah buat ada di surga bareng Dian.”

Dan sejak saat itu membuatku tambah bersyukur dan menyadari betapa Allah menyayangiku, memberikan segala yang ku butuhkan bukan yang ku inginkan.

Semoga Allah selalu menjaga persahabatan kita dan terimakasih banyak untuk segala perubahan. Semoga akan selalu istiqomah dalam ibadah. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Biasa dipanggil Dian, suka menulis dan membaca buku-buku Islami. Mulai menulis sejak kecil. Biasa menulis melalui buku diary. Sejak kecil bercita-cita ingin menjadi reporter dan sekarang kuliah di jurusan D3 Penerbitan/Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta.

Lihat Juga

Bermacam Jalan Kebaikan

Figure
Organization