Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Jangan Abaikan Peran Keluarga Dalam Mendidik Anak

Jangan Abaikan Peran Keluarga Dalam Mendidik Anak

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Abitri Negoro Hermanto)
Ilustrasi. (Abitri Negoro Hermanto)

dakwatuna.com – Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya di sini lah dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan  mendidik anak di rumah serta fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam belajar anak karena tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecil penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Di dalam pasal UU perkawinan, dinyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah menjadi hak serta tanggung jawab kedua orang tuanya memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kewajiban kedua orang tua mendidik anak ini terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri, bahkan menurut pasal 45 ayat 2 UU perkawinan ini, kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus sesuatu hal. Maka anak ini kembali.

Keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat dimana ia menjadi diri pribadi. Sebagaimana dalam teori Sigmun freud yang menyatakan bahwa “ Das ueber ich” atau aspek sosiologis dan nilai-niai tradisional serta cita-cita masyarakat bagaimana ditafsirkan orang tua terhadap anaknya.

Di samping itu orang tua merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi dan dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Orang tua memiliki banyak fungsi dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak di rumah, karena orangtua mampu menjaga dan menjamin kehidupan emosional anak, karena suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tentram, suasana percaya dan mempercayai. Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan anak akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik. Hal ini di karenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik. Namun sering kali terdapat kelainan-kelainan dalam perkembangan emosional di antaranya: Anak yang  sejak kecil dipelihara di panti asuhan, umumnya mengalami kelainan dalam sistem perkembangan emosionalnya misalnya: pemalu, agresif dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa tumbuhnya kejahatan itu disebabkan kurangnya kasih sayang yang diperoleh anak dari orang tua. Dengan demikian anak tidak akan berkesempatan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya, padahal anak sangat membutuhkan dorongan dari orang tua bila anak sedang belajar. Menanamkan dasar pendidikan moral anak, meletakan dasar-dasar pendidikan agama, meresepkan nilai-nilai hidup beragama, anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid berama-sama untuk menjalankan ibadah, mengaji, memperkenalkan nama-nama nabi, mendengarkan ceramah. Karena ada tiga perkara yang ditekankan Nabi Muhammad SAW. dalam mendidik putra-putri kita, sebagaimana sabda Beliau: “Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara; Mencintai Nabi kalian (Muhammad), mencintai Ahlulbaitnya dan membaca Al-Qur’an”. Teladani Nabi Muhammad memberikan teladan adalah metode paling jitu dalam pendidikan anak. Karenanya memperkenalkan pribadi Nabi Muhammad sejak dini akan menjadi pondasi kuat dalam pembangunan akhlaq pada putra dan putri kita. Jadikanlah sosok Nabi itu hidup dalam benak mereka dan sangat mereka cintai. Tak ada pribadi yang lebih indah budi pekertinya daripada Nabi Muhammad.

Teladani Keluarga Nabi: Keluarga Nabi adalah istri dan anak-anak beliau dan juga menantu beliau yang shalih. Tidak diragukan merekalah orang-orang terdekat dengan Nabi. Mereka pulalah orang-orang yang paling mencintai Nabi dan berusaha melanjutkan perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Agama Islam. Kisah tentang mereka pun akan menjadi inspirasi sangat berharga bagi anak-anak kita dalam meneladani Nabi.

Membaca Quran: Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi setiap insan, membaca dan mempelajarinya merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT.

Selain daripada itu, Al-Quran juga mempunyai rahasia dan hikmah yang tinggi. Rahasianya perlu digali, pintu hikmahnya perlu dipelajari supaya perjalanan hidup kita sentiasa dalam keridhaan Allah SWT. Lebih-lebih lagi kita wajib mempercayai kitab Al-Quran yang mana kitab ini merupakan pelengkap dan penyempurna rukun Iman seorang Muslim. Hal ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak karena anak dapat mengetahui tentang hal-hal yang  berkaitan dengan keagamaan. Namun apabila hal tersebut tidak ditanamkan sejak dini maka setelah dewasa mereka tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan selain dari itu, orangtua memiliki peran aktif dalam mendidik dan bertanggung jawab dalam memotivasi untuk mendorong keberhasilan anak, memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi  kehidupannya kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri. Tidak lupa juga untuk selalu menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang utuh, memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama sesuai ketentuan Allah SWT. sebagai  tujuan akhir manusia.

Kemudian, orangtua atau keluarga memiliki peran aktif untuk perkembangan kognitif, sikap maupun karakter yang baik di sekolah, hal ini perlu dukungan, motivasi, dorongan dan kerjasama orangtua bersama pihak sekolah, jangan sampai orangtua menitik beratkan tanggungjawabnya kepada sekolah sepenuhnya, tapi orangtua harus memiliki fungsi dalam mendukung pendidikan anak di sekolah, seperti; Orang tua bekerjasama dengan sekolah, karena sikap anak terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan orang tua terhadap sekolah  yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah. Setelah memberikan dukungan terhadap sekolah, orang tua harus memperhatikan  sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya, menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah, memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Orang tua yang bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak, maka bersama anak, orang tua mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan mendampingi selama menjalani proses belajar di lembaga pendidikan.

Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak. Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak. Apa manfaat dan tujuan penting peran kita sebagai orangtua untuk pendidikan anak, yaitu; tujuan umum pendidikan keluarga adalah tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan potensi anak. Sedangkan tujuan khususnya adalah mampu memahami, memilih dan menyesuaikan tentang diri, lingkungan dan pengembangannya serta memiliki produktivitas dan kesejahteraan hidup. Wassalam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Guru SGI.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization