Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bergembira di Dalam Rahmat

Bergembira di Dalam Rahmat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Pemandangan yang selalu kita saksikan di setiap hujan membasahi bumi ialah anak-anak bergembira bermain di dalam lebatnya hujn; begitu juga yang selalu terjadi di kawasan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Madaniy. Sudah menjadi rutinitas wajib bagi hampir sebagian besar siswa. Bermain air, membuat bendungan di tanah, berkejar-kejaran. Ah, riang sekali mereka.

Sering kita mendengar, para orang tua melarang anak-anaknya bermain di bawah derasnya hujan dengan sugesti : “Jangan bermain hujan, nanti kamu sakit”.

Aduhai, Ayah Bunda. Hujan adalah rahmat Allah. Bagaimana mungkin rahmat yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya menyebabkan keburukan bagi kita? Sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam firman-Nya :

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (Q.S. Qaaf : 9)

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى

الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

“Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum : 48).

Ada banyak ayat lagi yang menerangkan tentang keajaiban hujan yang merupakan rahmat bagi seluruh makhluk hidup. Kehadirannya menjadi sumber kehidupan bagi segenap makhluk di bumi, menumbuhkan tanam-tanaman yang mehasilkan wewangian darinya dan fakta terakhir yang paling misterius dan mengejutkan ilmuan, hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”. Sehingga ketika hujan turun, manusia cenderung memutar ingatan pada kenangan-kenangan atau kejadian-kejadian yang berkesan dimasa lalunya.

Secara umum, jumlah dan bentuk hujan yang turun ke bumi selalu sama, dengan kecepatan rata-rata berkisar 8-10km/jam mencapai tanah. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu. Sebagaimana firman Allah :

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf : 11)

Dan apabila hujan turun dengan kecepatan di atas 8-10km/jam, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra.

Harun Yahya dalam The Signs in The Heavens and the Earth for Men of Understanding,, ”Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tak memiliki sifat gesekan, maka bumi akan menghadapi kehancuran setiap hujan turun.”

Maha Suci Allah dengan segala keagungan-Nya. Semua terjadi hanya atas kehendak dan perhitungan-Nya yang Maha Sempurna. Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kita dustakan?

Lalu, apa hubungannya hujan dengan ‘masuk angin’? Mengapa kita/anak-anak mengalami sakit setelah kehujanan? Apakah hujan membawa bibit-bibit penyakit bagi manusia terutama anak-anak yang rentan dengan penyakit? Apakah kita pernah berpikir bahwa para atlet renang yang hampir 8 jam sehari berada di kolam renang sering masuk angin? Bahkan, kita sendiri saat berekreasi ke pantai atau berenang di kolam renang selama berjam-jam tetap sehat. Padahal sama-sama air? Mengapa bisa demikian?

Jika sejenak kita mau berpikir cerdas, gejala demam seperti; pilek, meriang, badan linu-linu, batuk, masuk angin adalah gejala khas yang disebabkan oleh virus Influenza. Disiplin ilmu Psikoneuimunologi (PNI) menjelaskan dalil (hadits Qudsi) bahwa Allah ta’ala beserta prasangka hamba-Nya. Prasangka adalah dugaan atau persepsi kita dan persepsi kita adalah bentuk lain dari do’a. Saat kehujanan, kita merasa sengsara dan menganggap akan sakit. Maka, kemungkinan besar hal yang akan terjadi adalah kita akan sakit.

Keyakinan bahwa kehujanan akan membuat sakit ini kemudian menjadi pesan yang diterima tanpa penolakan sehingga masuk ke dalam alam bawah sadar dan selanjutnya menciptakan terror kecemasan di otak yang dapat merangsang produktivitas hormon kortisol sehingga melemahkan sistem pertahanan tubuh. Kondisi ini kemudian memudahkan virus menyerang dan mengganggu sistem tubuh kita. Seperti yang kita ketahui bahwa virus bisa berada dimana saja sesuai habitatnya, mereka bisa datang dari lingkugan dimana saja kita berada. Jadi, tidaklah hujan membawa bibit-bibit penyakit/virus yang dapat menyerang manusia.

Inilah gambaran indah akan keajaiban sebuah doa. Sebagai harapan yang sarat praduga, doa kita justru diijabah oleh sistem tubuh kita sendiri. Nah, sudah seharusnya kita memperbaiki sugesti-sugesti yang tidak benar ini yang sudah menjadi ‘wasiat turun temurun’ sejak dari zaman nenek moyang hingga generasi saat ini terhadap hujan menyebabkan sakit. Kita benahi, Hujan adalah rahmat. Rahmat yang Allah turunkan dengan kadar yang berimbang dengan kebutuhan semesta makhluk hidup di bumi. Tangan-tangan jahil manusia-lah yang menyebabkan hujan menjadi musibah; seperti banjir, longsor, mewabahnya bibit-bibit penyakit, dll.  Jangan lagi kita mendustakan nikmat-nikmat sempurna Allah. Perbanyak syukur. Wallahu’allam bish shawwab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Seorang pengembara jalan kebenaran, jalan yang Allah ridhai yaitu jalanNya yang lurus.

Lihat Juga

Doa dan Munajat untuk Keselamatan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

Figure
Organization