Topic
Home / Berita / Silaturahim / Tampil Sepanggung Di FTUI, Yusril, Adhyaksa, dan Kamal Sepakat Eskalasikan Peran Umat Islam Dunia

Tampil Sepanggung Di FTUI, Yusril, Adhyaksa, dan Kamal Sepakat Eskalasikan Peran Umat Islam Dunia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
FUSI FTUI, bekerjasama dengan FUKI Fasilkom dan Vokasi UI mengadakan tatsqif pengajian mahasiswa yang menghadirkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009 Adhyaksa Dault, dan Ketua Senat Mahasiswa Sastra UI periode 1993-1994 Mustafa Kamal di FTUI, Jum’at (22/4/2016). (T Agung)
FUSI FTUI, bekerjasama dengan FUKI Fasilkom dan Vokasi UI mengadakan tatsqif pengajian mahasiswa yang menghadirkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009 Adhyaksa Dault, dan Ketua Senat Mahasiswa Sastra UI periode 1993-1994 Mustafa Kamal di FTUI, Jum’at (22/4/2016). (T Agung)

dakwatuna.com – FUSI FTUI, bekerjasama dengan FUKI Fasilkom dan Vokasi UI mengadakan tatsqif pengajian mahasiswa yang menghadirkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009 Adhyaksa Dault, dan Ketua Senat Mahasiswa Sastra UI periode 1993-1994 Mustafa Kamal di FTUI, Jum’at (22/4/2016).

Kegiatan yang bertema “Dinamika Keumatan Nasional dan Internasional” ini dihadiri ratusan aktivis mahasiswa dan berbagai lapis aktivis Islam. Tatsqif digelar untuk membedah gagasan dan paradigma dua mantan menteri era SBY dan Sekjen PKS. Masing-masing narasumber tampil memukau dengan ulasan bernas mengenai dinamika peran umat Islam global dan peran Indonesia baik secara sejarah maupun kekinian.

Adhyaksa menegaskan posisi umat Islam Indonesia saat ini laksana sinyalemen hadits Rasulullah SAW dan bahayanya bagi kesatuan umat Islam. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini memaparkan definisi ‘Ruwabidhah’ yakni maraknya segelintir manusia jahil yang dominan bicara permasalahan publik. Dalam kaitan tersebut Adhyaksa mencontohkan apa yang makin rutin dialami dirinya juga Yusril Ihza Mahendra di era media sosial terkait kontestasi pimpinan DKI Jakarta belakangan ini.

FUSI FTUI, bekerjasama dengan FUKI Fasilkom dan Vokasi UI mengadakan tatsqif pengajian mahasiswa yang menghadirkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009 Adhyaksa Dault, dan Ketua Senat Mahasiswa Sastra UI periode 1993-1994 Mustafa Kamal di FTUI, Jum’at (22/4/2016). (T Agung)
FUSI FTUI, bekerjasama dengan FUKI Fasilkom dan Vokasi UI mengadakan tatsqif pengajian mahasiswa yang menghadirkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009 Adhyaksa Dault, dan Ketua Senat Mahasiswa Sastra UI periode 1993-1994 Mustafa Kamal di FTUI, Jum’at (22/4/2016). (T Agung)

Dalam konteks sejarah perjalanan bangsa dan pengaruh dinamika global terhadap peran dan eksistensi umat Islam Indonesia, Yusril mempertegas mengenai dampak buruk yang dialami umat Islam baik setelah ratusan tahun penjajahan Belanda atas Indonesia. Selain itu juga kehancuran masif yang diperkirakan perlu lebih dari 50 tahun me-recovery keadaan akibat perang yang terjadi di Suriah dengan korban lebih dari 250.000 melayang dan terus bertambah. Ditambah kontrasnya respons masif yang tidak fair dari dunia barat atas terbunuhnya 35 orang pada bom Brussel baru-baru ini. Hal ini semakin ironis ditambah ketidakstabilan politik Timur tengah yang cenderung menular ke Irak, Iran, Yaman, Mesir, Libia dan sekitarnya.

Di antara segala derita dan ‘pil pahit’ yang mesti diminum oleh ketidakadilan global ini intelektual muda Mustafa Kamal, menitipkan optimisme dan keyakinan akan spirit kebangkitan Islam sebuah proses demokratisasi yang dialami ‘Arab Spring’ untuk menemukan ‘landscape’ politik Timur Tengah yang baru. Berbicara sebagai pengulas akhir, Mustafa Kamal menegaskan bahwa Indonesia saat ini relatif masih berada di posisi stabil walaupun tetap rentan terhadap segala potensi konflik dan ketidakharmonisan yang mesti diantisipasi segenap lapisan, yakni lewat konsolidasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Dalam paparannya, Sekjen PKS ini juga mensinyalir maraknya fenomena ‘anomali’ di mana masyarakat seakan tersihir atas aksi tokoh politik namun seolah dilakukan oleh ‘bukan politisi’ yang juga berdampak pada persepsi publik  akan preferensi politiknya.

Ketiga pembicara sepakat akan adagium yang mengatakan bahwa segudang orang pintar (di UI khususnya) akan punya ‘impact’ yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan segelintir muslim shalih yang komit dengan segenggam kekuasaan di tangannya. Hingga menjadi krusial bagi umat Islam menyelami kembali ayat Allah SWT yang bermakna: Berpegang teguhlah umat Islam pada tali agama Allah SWT dan jangan bercerai berai dan ingatlah nikmat Allah SWT ketika kalian dimasa jahiliah lalu Allah SWT mempersatukan hati kalian…, sebagaimana dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 103.

Di bagian akhir, ketiga narasumber mengapresiasi pelaksanaan kegiatan yang digagas FUSI FTUI, FUKI Fasilkom dan Vokasi UI ini. Yang harapkan menjadi ajang transmisi gagasan juga wawasan serta aksi dari generasi mereka pada generasi berikutnya. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sekjend Persatuan Insinyur Indonesia (PII) - BK Material Dosen President University

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization