Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Pesona Cinta Jiwa Raga

Pesona Cinta Jiwa Raga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (wallpapersonweb.com)
Ilustrasi. (wallpapersonweb.com)

dakwatuna.com – Pribadi yang luhur akan selalu lahir dari jiwa yang bersih. Kekuatan penjiwaan pasti erat kaitannya dengan kematangan. Apakah kematangan seseorang harus selalu sejalan dengan umur? Tentu tidak! Sebab bayak kita temukan orang-orang yang sudah berumur tapi kadang berperilaku seperti anak-anak. Begitu pula sebaliknya mereka yang baru mulai tumbuh, tapi telah memiliki kharisma dan kedewasaan dari segi sikap dan tindakan.

Masing-masing memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Itulah yang bisa menjadi magnet bagi orang lain. Baik di dalam bidang akademik, bisnis, lembaga profesi maupun bidang yang lainnya. Bahkan itu bisa juga terjadi dalam perkara hati.

Keterikatan dan koneksi jiwa tidak akan bisa untuk divisualisasikan. Karena pada umumnya hubungan itu bersifat abstrak. Orang yang pandai menerka suasana pasti mudah menebak dan seperti apa kondisi jiwa, perasaan seseorang. Misalnya di dalam dunia kerja, ekspresi menyukai, senang dengan pekerjaan, atau tidak suka bahkan bisa akan tampak kelihatan. Begitu pun di dunia leadership, pemimpin yang peka pasti mengetahui kondisi masing-masing anggota tim tanpa harus mereka menarasikannya.

Tidak dapat dipungkiri antara jiwa dan raga kadang tidak satu jalan. Seseorang bisa saja mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak akan total ketika perasaannya tidak terpaut pada apa yang ia kerjakan. Itulah mengapa ia hanya bisa berkontribusi  ala kadarnya.  Karena ia tidak total untuk itu. Batinnya melanglangbuana di kejauhan sana, sementara raganya terpenjara dengan rutinitas yang harus ia hadapi.

Akan sama halnya jika kita berbicara pada konteks cinta. Cinta yang utuh adalah dia yang telah menyatu antara jiwa dan raga. Sebab ketika cinta dibangun kemudian yang dimiliki hanya raga itu sama halnya dengan penjara. Lalu bagaimana dengan cinta degan jiwa yang menyatu tapi raga yang terpisah. pasti itu hanya akan terbawa dan berujung dengan gelisah, resah, gersang, sebab cinta jiwa tanpa raga sama saja dengan angan-angan.

Saya tidak bermaksud mengupas lebih dalam mengenai pembicaraan cinta di sini sebagaimana Ustadz Anis Matta menjabarkannya dalam bukunya yang berjudul Serial Cinta. Tapi ini saya coba angkat karena ketika berbicara soal cinta, maka itu adalah sebuah karunia dari Allah. Semua manusia tentu memilikinya, kecuali mereka yang memiliki masalah dari segi jiwa atau yang tertinggal hanya raga.

Maka seperti halnya di dalam langkah perjuangan, bisa saja benih-benih cinta itu hadir tanpa dugaan. Akan bayak kemungkinan yang bisa terjadi. Apakah setelah itu pesona cinta hanya akan seperti penjara, atau dia sebatas angan-angan, dan tidak menutup kemungkinan dengan mereka yang cintanya berujung pada kebahagiaan.

Pesona Nabi Musa dan ketajaman firasat seorang perempuan yang perwira ruhaninya, yang hendak menutup auratnya, tidak bergaul dengan laki-laki asing menjadikan mereka dipertemukan di dalam langkah perjuangan. Kisah mereka diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Qasas. Sang gadis memandang bahwa Musa adalah orang yang memiliki keistimewaan sehingga ia menyarankan kepada ayahnya agar Musa menangani pekerjaan di rumah mereka.

Dia (Syeikh madyan) berkata, ‘Sesungguhnya, aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau pekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatkanku termasuk orang yang baik.’ Dia (Musa) berkata, ‘Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan.’” (Al-Qasas: 27-28 )

Pesona sosok Nabi Muhammad kepada Khadijah binti Khualid tergambar dari keterangan budaknya dalam perjalanan menuju Syam menemani beliau.  Budak Khadijah menceritakan kepadanya bayak hal perihal Nabi Muhammad. Disampaikanlah tentang kejujuran Muhammad saw., amanatnya, kebenarannya dan baiknya perilaku beliau kepada orang lain. Dilanjutkannya bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memalingkan muka terhadap siapa pun, dia adalah orang yang terpercaya dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga para pedagang Syam mencintainya dan memilih berniaga dengannya daripada orang lain.

Itu adalah sebuah penuturan tentang keagungan sosok yang akan menjadi manusia pilihan. Perilaku yang diceritakan oleh budak tersebut adalah hal yang jarang ditemukan pada seseorang. Mungkin hanya segelintir saja yang memilikinya. Atau bahkan boleh jadi hanya satu orang saja di permukaan bumi ini yang memiliki keluhuran akhlak seperti itu.

Walaupun Khadijah adalah seorang wanita kaya dengan barang dagangan yang melimpah, tapi karena berita-berita indah tentang sosok  Muhammad saw. menjadikan Ia ingin menikah dengannya. Niat suci itu disampaikan dengan mengutus seseorang kepada Muhammad terkait maksud dan isyarat hatinya.

Adapun pada akhirnya, selalu saja pesona akan cinta jiwa berujung dengan cerita yang indah ketika dibalut dalam ikatan yang mengabadi. Ikatan yang kokoh di atas pondasi agama yang menjadi landasan utamanya. Dan itu semua juga hanya bisa terwujud kalau para pelakunya memiliki visi yang sama.

Dia juga harus tersampaikan, yaitu dengan jalan dan cara yang benar. Bukan jalan yang telah ditunjukkan oleh syaitan. Sebab itu akan mengarah kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Karena selalu saja akan seperti itu, syaitan merasa sengsara ketika kita bahagia dalam iman dan mereka juga akan bersukaria jikalau kita  bermaksiat dalam dosa dan kehinaan. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization