Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Figur Seorang Pemimpin

Figur Seorang Pemimpin

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (collegeaffairs.in)
Ilustrasi. (collegeaffairs.in)

dakwatuna.com – Sebuah Negara akan solid jika pemimpin dan rakyatnya memiliki hubungan sangat baik. Jika seorang pemimpin tidak disukai rakyatnya, bagaimana negara akan bisa berkembang dengan baik? Bahkan, menjadi negara maju pun tidak akan bisa dicapai. Seorang pemimpin harus menjadi figur yang disukai dan menjadi teladan yang baik untuk rakyatnya.

Melihat realitas, beberapa orang merebut gelar pemimpin bukan karena niat yang ikhlas menjadikan negara semakin baik. Malah sebaliknya, gelar pemimpin diperebutkan untuk sekedar kepentingan pribadi atau untuk materi. Semua dipertaruhkan untuk mendapat gelar pemimpin dan alhasil hubungan pemimpin dengan rakyat menjadi tidak harmonis tidak ada keterbukaan.

Seyogianya, pemimpin yang baik itu pertama harus bisa memimpin dirinya sendiri, keluarganya, dan kemudian rakyatnya. Tidak mementingkan diri sendiri sedangkan rakyatnya terlantar. Tidak perlu jauh-jauh, di Negara Indonesia sendiri masih ada beberapa pemimpin yang belum amanah dalam menjalankan tugasnya. Padahal kepemimpinan itu titipan dari Allah harus dijalankan dengan baik, bukan sesuatu yang diminta atau diperebutkan kedudukannya. Seperti sabda Rasulullah SAW:

”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kita tengok sekilas masa kepemimpinan Rasulullah SAW, seorang pemimpin yang tidak ada tandingannya sampai akhir zaman. Pemimpin yang tawadhu’ dengan kesederhanaannya, rela lapar untuk umatnya. Sedangkan sekarang beberapa pemimpin bergelimang dengan kemewahan, kufur nikmat, dan sedihnya rakyatnya kelaparan pura-pura tidak tahu. Itulah fakta sekarang.

Sabar dan tabah dua sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin. Seperti Rasulullah SAW teladan kita, beliau tetap sabar dan tabah meski mengalami penolakan dan penindasan oleh umatnya. Bahkan, disela-sela kesibukannya beliau masih meluangkan waktu untuk umatnya. Seperti firman-Nya yang termaktub dalam Al-Quran surat As-Sajadah ayat 24: “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat kami”. Sabar yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah sabar dalam menegakkan kebenaran.

Pemimpin sendiri tugasnya melayani umat bukan sebaliknya minta dilayani, pemimpin harus rela berkorban demi kesejahteraan rakyatnya, memberikan kebahagiaan bukan kesulitan. Agar tatanan negara tidak hancur pemimpin harus jujur, amanah, menyampaikan, dan cerdas. Pemimpin bukan sebagai ajang mencari popularitas melainkan sebagai tanggung jawab yang harus diemban dengan sungguh-sungguh, tanpa pamrih. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi PGPAUD Universitas Trunojoyo Madura, cinta dunia anak-anak, aktif sebagai anggota LDK-MKMI dan pengurus FLP cabang Bangkalan.

Lihat Juga

Pemimpin adalah Cerminan Rakyat

Figure
Organization