Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Anakku yang Hilang

Anakku yang Hilang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com

Kemarin kudengar, anak kecil dari rahim bangsa sudah tak malu lagi menghisap tembakau
Kemarin kudengar, anak kecil dari rahim bangsa sudah berani mencuri
Kemarin kudengar, anak kecil dari rahim bangsa sudah berani mencabuli
Dan kini kudengar, anak kecil dari rahim bangsa berperilaku homo dan sejenisnya

Getir kurasa …
Sesak kudekap …
Dan resah telah menjadi gelisah …
Membayangkan masa depannya, membuatku marah …

Oh .. anakku yang hilang .. Ke mana kelelakianmu
Lebih kurela kau pulang berdarah-darah
menjalani pertarungan kecil demi sebuah harga diri yang kau sebut Izzah

Oh .. anakku yang hilang .. Ke mana kewanitaanmu
Lebih kurela kau pulang terisak manja
Menangisi bonekamu yang dirampas kawan sejiwa

Mereka kira ini sekadar fenomena,
Lalu diam dan memperkawan
Mereka kira ini fitrah jiwa,
Lalu senyap yang bermakna pengakuan

Kalau kau mampu, maka dampingilah anakku
lebih dari cepatnya virus merusaknya
lebih dari dalamnya pemikiran rusak yang merasuknya
lebih dari sabar dan terencananya gerakan yang menggenggamnya

Haruskah anakku tenggelam meninggalkan bahtera
Atau haruskah satu generasi lenyap di tenggelamkan azab
Jangan kau tanya apakah aku cinta atau tak cinta
Kala ujian ini menerpa bangsa, tentukan sikap dan berperanlah sesuai ruang bisa

Oh .. anakku yang hilang
Anakku, anakmu, anak kita semua, bangsa luhur berbudaya
Kami kan singsingkan duka dari beda
Tunggu kami berbuat nyata
(dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pembina Relawan Kaum Tani (REKAT). Pengurus Koperasi Tani Sejahtera Indonesia.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization