Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Gerakan Menutup Aurat, Jilbab Bukan Pilihan Melainkan Kewajiban

Gerakan Menutup Aurat, Jilbab Bukan Pilihan Melainkan Kewajiban

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) 2016. (ist)
Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) 2016. (ist)

dakwatuna.com – Beberapa tahun belakangan kata Hijab mulai populer dan penggunaannya menjadi tren di Indonesia juga negara lainnya. Lalu, apakah makna Hijab sebenarnya? Secara bahasa, Arti hijab dalam Al Quran adalah penutup secara umum, (misalnya tirai, papan pembatas, atau kelambu). Bila dikaitkan dengan menutup aurat, istilah hijab bermakna bahwa selayaknya wanita yang berjilbab hendaknya menyempurnakan dan menjaga jilbab sesuai dengan fungsinya yakni menutup (hijab) tubuh.

Di dalam Hijab, kita mengenal adanya Jilbab dan Khimar.  Jilbab berasal kata dari Bahasa Arab . Jilbab merupakan pakaian longgar, tidak membentuk, tidak menerawang dan tidak ketat. Pakaian keseluruhan yang wajib dipakai oleh muslimah untuk menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan. Jilbab disempurnakan dengan khimar. Khimar adalah kain yang menutupi kepala, leher hingga dada,

Sebagai muslimah yang taat, kita wajib menutup aurat sesuai syariat seperti yang tertuang dalam Surat Al Ahzab ayat 59 :

Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. Al Ahzab : 59)

Dari ayat di atas kita seharusnya sadar, bahwa berjilbab merupakan sebuah kewajiban. Berjilbab bukanlah sebuah pilihan. Berjilbab adalah bentuk sebuah kepatuhan dan ketaatan akan perintah Allah. Menggunakan jilbab merupakan sebuah bentuk syukur dari Muslimah kepada Rabb-Nya. Setiap perintah-Nya, pasti membawa kebaikan atau manfaat untuk yang menjalankan. Begitu juga dengan jilbab, karena-Nya,  muslimah terjaga dari pandangan yang melecehkan, karena-Nya, kecantikan muslimah hanya berhak dinikmati oleh yang berhak saja, karena-Nya, terbuka berjuta pintu ketaatan yang lainnya. Kewajiban berjilbab dimulai ketika baligh, bukan ketika diri merasa sudah baik. Lalu, setelah tahu hukum berjilbab adalah wajib, apakah masih mau menunda atau menyegerakan menggunakannya? Kesempatan yang tidak disegerakan mungkin akan berubah penyesalan ketika ajal sudah di depan mata. Apa jadinya jika pilihan menyegerakan kebaikan ditunda-tunda? Bisa-bisa hanya penyesalan yang kan menemani saat-saat pertemuan dengan Nya.

Masih tetap ragu untuk berjilbab sesuai syariat? Peduli Jilbab dan Komunitas Aku Cinta Islam menggelar event seru pada 14 Februari 2016 di sepanjang Monas-Bundaran HI pukul 5.30-10.00 WIB. Akan ada banyak pengisi acara yang meramaikan event ini, antara lain Fahira Idris* (anggota DPD DKI Jakarta), Hamas Syahid* , Ressa Rere, Islamic Otaku Community, dan juga komunitas Islam di Jakarta. Beberapa kegiatan yang dapat kamu ikuti yaitu: aksi long march dan orasi tentang mengapa harus berjilbab syar’i, konsultasi seputar jilbab syar’i, pembagian khimar gratis, dan juga akan ada booth khusus untuk kamu yang ingin mencoba berhijab syar’i.

Kamu juga bisa berpartisipasi untuk membumikan jilbab syar’i dengan berdonasi ke:

Bank Muamalat:

8177- 81- 0000008177

a.n : Peduli Jilbab

Konfirmasi ke: 085781808364 (WA)

Jadi, jangan sampai ketinggalan untuk mengikuti event seru yang satu ini ya.

Sampai bertemu di sana. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Karyawan di Yayasan Sahabat Dhuafa.

Lihat Juga

(Video) Perempuan Palestina Diseret, Dipukul, Ditarik Jilbabnya Hingga Lepas

Figure
Organization