Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Mahasiswa Dua Institusi

Mahasiswa Dua Institusi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (okezone.com)
Ilustrasi. (okezone.com)

dakwatuna.com – Malam ini ditemani hujan yang cukup deras yang membuat saya akhirnya tidak jadi pergi ke kampus, saya ingin membuat sebuah tulisan yang mungkin bisa menjadi inspirasi. tulisan ini bisa disebut juga sebagai isi hati atas pengalaman saya selama ini, di mana saya harus merasakan kuliah di “dua institusi berbeda”. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. selamat membaca.

Menjadi mahasiswa IPB dan menjadi peserta rumah kepemimpinan PPSDMS memberikan pengalaman tersendiri bagi saya. Kuliah di dua institusi berbeda, ya mungkin itu yang menjadi pikiran selintas khususnya bagi saya yang berkuliah di “jurusan matematika”. Di hari kerja dan siang hari saya harus belajar eksak, sedangkan malam hari dan week end saya harus belajar ilmu-ilmu sosial humaniora.

Menjadi mahasiswa di Institusi I (MTK IPB): kuliah di institusi ini dilaksanakan pada siang hari dan hanya dari Senin-Jumat. Di sini kita belajar pelajaran yang tujuan utamanya adalah mengasah logika dan rasionalisme dalam berpikir. bagaimana kemudian kita mengefektifkan solusi-solusi dari permasalahan yang ke dalam suatu model angka-angka, serta menjadi seorang akademisi yang dituntut mendapat nilai tinggi. Yang terpenting yang selalu saya pahami adalah saya belajar bagaimana menjaga integritas dalam mendapat setiap nilainya. Karena yang terpenting adalah cara mendapatkannya bukan berapa nilainya. Lulus dari sini kita akan mendapat gelar S.Si dengan otak kiri yang sudah terasah.

Menjadi Mahasiswa di Institusi II (RK PPSDMS): Menjadi mahasiswa di institusi ini berbeda dengan menjadi mahasiswa di universitas seperti biasanya. Kuliah di institusi ini dilaksanakan pada subuh, malam hari, dan pada hari week end. Di sini kita tidak akan mengalami sesuatu yang namanya ujian tengah semester atau ujian akhir semester, karena di institusi ini ujian dilakukan tiap hari, ujian-ujiannya mulai dari qiyamul lail, subuh berjamaah di mesjid, shalat dhuha, jadi ketua organisasi, prestasi kompetisi, konferensi di luar negeri, hingga menulis di media-media. Mengapa saya sebut itu ujian? karena setiap bulan semua mahasiswa di institusi ini akan melaporkan semua kegiatan tersebut ke sebuah sistem yang dinamakan SIPP. lulus dari sini kita tidak akan mendapat gelar apapun, tapi kita akan mendapat pelajaran kepemimpinan dari banyak orang menginspirasi, kita akan lulus dengan otak kanan yang sudah terasah.

Bagi saya seperti itulah rasanya kuliah di dua institusi yang berbeda. Sekarang waktunya kita muhasabah diri atas diri-diri dan capaian kita, ternyata di luar sana masih banyak orang-orang yang punya pengalaman kuliah di banyak institusi lagi. Saya pun pernah sempat bingung dengan istilah “kalau kita ingin menjadi orang yang hebat, kita harus berkorban lebih dan berjuang lebih”. Bukan berarti saya menganggap diri saya sudah hebat, hanya saja saya kadang iri dengan teman-teman saya yang juga merupakan mahasiswa dua institusi. Mereka bisa menjadi orang-orang hebat yang luar biasa memberikan dampak-dampak besar kepada orang-orang di sekitarnya. So, apakah kita akan berdiam diri melihat banyak orang yang sedang berkembang atau akan mulai menempa diri dengan berbagai kegiatan kebaikan? The answer is yours! (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dari keluarga yang sederhana. Mencoba meraih mimpi dengan meniti ilmu di Kampus Rakyat Institut Pertanian Bogor. Saat ini sosok Ryan Frizky sedang duduk di semester tujuh jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Beberapa pengalaman yang dipunyai oleh seorang Ryan adalah founder Inspiranessia, Desain Untuk Negeri, Kita Gerak, dan CEO Baju Gue Halal. Sekarang Ryan sedang aktif menjadi seorang peserta dua beasiswa yakni Bidik Misi IPB dan Rumah Kepemimpinan PPSDMS. Ryan aktif di organisasi dan kepanitiaan serta tak lupa dengan kewajibannya sebagai seorang da�i produktif. Ryan bercita-cita menjadi seorang ustadz yang juga merupakan CEO sebuah E-Commerce makanan halal tingkat internarsional.

Lihat Juga

Cegah Sekulerisme, KAMMI Pangkalan Bun Adakan Training Kepemimpinan

Figure
Organization