Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Innovative and Care

Innovative and Care

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (wantyoucity.com)
Ilustrasi. (wantyoucity.com)

dakwatuna.com – Ada dua sifat yang dibahas pada artikel berikut ini, yang pertama, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovatif bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaruan (kreasi baru). Inovatif merupakan sebuah langkah pembaharuan, penciptaan ide baru yang sebelumnya belum pernah diaplikasikan dan hal itu bermanfaat bagi orang lain. Inovatif penting dimiliki seseorang karena arus perubahan zaman yang deras menuntut kita untuk menyesuaikan diri lebih cepat lagi. Jika tidak berlari, maka kita akan tertinggal, baik dari segi ilmu, kebudayaan, peradaban bahkan sejarah.

Sifat inovatif dicontohkan serta didukung oleh Rasulullah dari peristiwa Bilal bin Rabbah, yang terompahnya sudah sampai terdengar di surga. Kemudian ketika ditanya, apa hal yang menyebabkan rahmat itu turun kepada beliau, ternyata itu karena beliau selalu menjaga kesuciannya siang dan malam. Ketika itu tidak ada satu sahabat pun yang berbuat bahkan kepikiran amalan seperti itu. Maka sikap Bilal ini merupakan sebuah inovasi, yang mana tindakan pembaharuan yang belum pernah ada dan terpikirkan sebelumnya, namun bermanfaat dan dapat memotivasi orang lain.

Di samping inovasi, salah satu sifat yang tidak kalah penting juga akan dibahas, yang ini tentang ‘care’ yakni peduli, atau di jaman sekarang bahasanya telah berupah menjadi ‘peka’. Dan istilah yang terkenal di kalangan masyarakat adalah, ‘ga peka banget sih jadi orang’. Istilah ini bisa jadi muncul karena realitas yang terjadi. Silahkan naik kereta dengan jurusan mana pun, maka kita masih akan menemukan di dalam KRL, anak remaja yang masih tidak mau kalah memberikan tempat duduk kepada orang yang lebih tua daripadanya, dengan alasan, ‘ah, saya kan juga lagi capek’. Nah, krisis ke-peka-an dan ketidak – pedulian ini yang masih menjadi nominasi teratas terkait penyakit masyarakat.

Dalam hal inovasi, masa Rasulullah hingga kekhalifahan telah banyak mencontohkan sikap care atau yang kita kenal dengan peduli. Sebab dalam hadits, laa yu’mininu ahadukum hatta yuhibbu li akhiih maa yuhibbu linafsihii. Artinya, tidak sempurna iman di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Artinya, kita sebagai ummat Rasulullah, sikap peduli itu merupakan kewajiban, bukan harus diingatkan dulu baru dia peka.

Nah, itulah dua sifat penting dan unik yang dapat menghasilkan banyak manfaat dan ternyata telah diconthkan oleh Rasulullah. Semoga kami yang dengan mudah mengaku ummat Rasulullah dengan mudahnya juga menjalankan sunnah – sunnahnya. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Anak kedua dari tiga bersaudara yang hobi main diluar rumah. Lebih suka tidur dari pada nonton sinetron, suka tilawah dan belajar bahasa Inggris dari musik, serta sering iseng-iseng menulis.

Lihat Juga

Dakwah Islam Kewajiban Semua Muslim

Figure
Organization