Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Artikel Bulan Desember

Artikel Bulan Desember

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Seorang pegawai toko mengenakan kostum sinterklas.  (facebook.com)
Seorang pegawai toko mengenakan kostum sinterklas. (facebook.com)

dakwatuna.com – Setahun yang lalu, tepatnya di bulan Desember saya temukan sebuah artikel pendek yang ditulis oleh bapak Fulan, yang isi dari artikel tersebut kurang lebih begini, dalam rangka berdakwah agar memberi kesan bahwa Islam adalah agama yang umatnya selalu menghargai dan menghormati agama lain, di hari natal umat Islam mengucapkan selamat hari natal kepada orang kristiani…

Nah, bertepatan dengan dengan bulan Desember kali ini, saya terdorong untuk menulis sepatah dua patah berkenaan dengan isi artikel tersebut. Dan tentunya hal inipun sudah banyak dibahas dan ditulis di berbagai tempat dan tentu saja ada yang setuju dan adapula yang tidak.

Jadi begini, dalam Islam niat baik dan tujuan baik itu saja tidak cukup. Niat baik dan tujuan baik harus dikerjakan dengan cara yang baik pula. Niatnya baik, tujuanya baik namun jika di kerjakan dengan cara yang tidak baik maka akan menjadi tidak baik. Allah itu Maha Baik dan tentu saja hanya akan menerima suatu amal yang niatnya baik dan juga dikerjakan dengan cara yang baik. Niat yang baik adalah niat yang ikhlas, semata hanya mengharap ridho dari Allah swt. Sedang cara yang baik adalah yang dikerjakan sesuai dan atau tidak bertentangan dengan syariat yang sudah Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Berdakwah, jelas, suatu amal yang baik, dan begitulah memang kita diperintahkan yakni untuk menyeru kepada manusia agar hanya menyembah dan beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala penyembahan dan peribadatan selain kepada-Nya. Namun berdakwah harus dikerjakan dengan cara yang baik, harus sesuai dan atau tidak bertentangan dengan apa yang sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dan berdakwah akan menjadi suatu perbuatan yang tidak baik manakala dikerjakan dengan cara yang tidak baik. Niat dan tujuan yang baik tidak akan mengubah sesuatu yang haram menjadi halal. Maka dalam hal ini seorang muslim mengucapkan selamat hari natal kepada orang kristiani di hari natal tetaplah haram walaupun dengan alasan ataupun tujuan untuk berdakwah. Bukankah mengucapkan ‘’selamat’’atas suatu perbuatan yang dikerjakan orang berarti orang tersebut meng iya kan dan mengakui serta menyetujui atas perbutan orang tersebut. Ketika seseorang mengucapkan selamat hari natal kepada orang yang merayakan natal berarti ia telah mengakui dan menyetujui atas perbutan yang dilakukan orang tersebut yakni merayakan natal. Padahal sudah jelas jelas keyakinan mereka dan keyakinan tentang apa yang mereka rayakan sangatlah bertentangan sekali dengan aqidah kita sebagai seorang muslim.

Rasulullah saw, uswatun hasanah kita semua yang paling tahu dan mempraktekan dakwah dengan bil hikmah, tidak pernah melakukan dan mencontohkan cara dakwah dengan mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain. Untuk menarik agar orang orang kafir kesengsem (simpati) kepada Islam lalu berbondong bondong masuk Islam, beliau tidak pernah mengucapkan selamat hari raya atau mengenakan simbol simbol agama mereka. Begitupun sepeninggalan beliau, generasi sahabat, tabi’in, serta tabi’ut tabi’in tidak ada yang dakwah dengan cara mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain. Sekiranya dakwah dengan cara atau model seperti itu baik dan benar tentulah mereka sudah lebih dulu melakukannya. Berdakwah tentu tidak sekadar bagaimana mengumpulkan orang, membuat orang senang dan gembira serta simpati. Bagaimana cara berdakwah yang tidak bertentangan dengan hukum Allah pun perlu dan harus diperhatikan.

Sedangkan soal toleransi, tentulah dalam hal ini Rasulullah Muhammad saw. adalah contoh dan suri tauladan terbaik bagi kita semua. Rasulullah selama beliau hidup juga berinteraksi dengan orang yang beragama lain, namun demikian makhluk termulia sejagat raya ini tidak pernah sekalipun mengucapkan selamat hari raya mereka. Begitu juga yang terjadi pada tiga generasi setelahnya. Atas nama toleransi mereka tidak ada yang mengucapkan selamat hari raya kepada tetangganya yang beda agama. Dalam soal aqidah itu tidak ada toleransi, tidak dapat dikompromikan atau dicampur adukkan antara Tauhid dan syirik. Untuk kamu lah agama mu dan untuk akulah agama-ku.

Jadi kesimpulannya, beragama itu tidak bisa semaunya. Baik dan buruk, halal serta haram tidak bisa semata dtentukan oleh akal pikiran, perasaan, atau hanya menggunakan asas manfaat tanpa mengindahkan aturan yang pokok ( Alquran dan Al –Hadits ). Beragama adalah kesanggupan untuk tunduk dan patuh mengikuti aturan yang bikin agama. Wallahu a’lam.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Terlahir di desa Mojosari Sumberjo Kec. Margomulyo Kab Bojonegoro Sekarang tinggal di Padangan bojonegoro Jawa Timur.

Lihat Juga

Perang Yaman Disebut Sebagai Kejahatan Terbesar di Muka Bumi

Figure
Organization