Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sahabatlah yang Menguatkan

Sahabatlah yang Menguatkan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)

dakwatuna.com – Kata sahabat memang sudah tak asing lagi didengar, bahkan hampir semua mahluk di dunia memiliki sahabat yang selalu berada disaat susah maupun senang. Karena begitu booming nya istilah sahabat, bahkan ada yang menganggap suatu benda bagaikan sahabatnya. Seperti motor, gadget dan sebagainya. Tidak semua orang langgeng bersama sahabatnya, banyak yang dikecewakan dan banyak pula yang mengecewakan. Semua itu terjadi karena tidak ada yang bisa saling menyejukkan disaat situasi genting menyerang. Seperti kata pepatah, “Setiap orang mungkin memiliki puluhan bahkan ratusan teman, namun jumlah sahabat sejati yang dimilikinya tak pernah melebihi jumlah jari di kedua tangannya”.

Saat kita harus jujur bertanya pada diri sendiri siapa yang paling berharga dalam hidup kita, kita sering menemukan bahwa mereka bukanlah pemberi nasihat, pemberi solusi atau penyembuh luka. Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih untuk berbagi penderitaan dengan kita melalui sentuhan tangan lembutnya. Dia adalah sahabat yang dapat menemani dalam diam, saat kita putus asa dan kebingungan. Mereka yang bisa bertahan satu jam untuk mendengarkan kesedihan kita, yang bisa mentolerir ketidaktahuan serta memahami realitas ketidakberdayaan kita. Jika Kunci kesuksesan burung adalah saat ia memiliki sarang, kunci kesuksesaan seekor laba-laba adalah saat ia berhasil membuat jaring maka, kunci kesuksesan seseorang adalah manakala ia memiliki sahabat.

Kadang persahabatan sejati terlahir saat seseorang mengatakan kepada yang lain “Apa..engkau juga?. Aku kira cuma aku yang berpikir demikian..”. Tanpa disadari ternyata sahabatpun memiliki pandangan yang sama terhadap sahabatnya. Karena tujuan sahabat adalah simpati dan empati, kejujuran (barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran).

Bagaimana dengan penghianatan terhadap sahabat? Setiap kejadian selalu memiliki sisi kuat dan lemah, suka dan duka, bahkan untung dan rugi, .Apa yang kita alami demi sahabat kadang-kadang melelahkandan menjengkelkan, persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan. Terkadang persahabatan juga sering menyuguhkan beberapa cobaan karena, Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan.

Sahabat yang tetap menjaga hati dan perasaan sahabat lainnya, adalah seseorang yang sukses memimpin dirinya dan sahabatnya. Seperti dalam ayat Alquran surat Al-Hujurat ayat 13 “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Tidak ada manusia yang sempurna, sehingga wajar saja jika seorang sahabat lalai akan sahabat lainnya. Karena manusia sesungguhnya mahluk yang lemah. Seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran dalam surat an-nisa ayat 28, “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah”.

Karena sahabat merupakan manusia ciptaan tuhan yang bersifat lemah, maka seorang sahabat adalah penguat bagi sahabatnya yang lain. Dan seorang sahabat juga tidak memiliki rasa dendam karena sahabat selalu memaafkan sahabatnya yang lain.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi.

Lihat Juga

Berbakti Pada Bunda tak Mengenal Waktu

Figure
Organization