Topic
Home / Berita / Internasional / Eropa / Rusia Gunakan Propaganda “Pravda” Melawan Turki

Rusia Gunakan Propaganda “Pravda” Melawan Turki

Daftar kebohongan berita Rusia menyudutkan Turki (aa.com.tr)
Daftar kebohongan berita Rusia menyudutkan Turki (aa.com.tr)

dakwatuna.com – Turki. Rusia mengaktifkan sistem propaganda “Pravda News” (yang digunakan dalam Perang Dingin) untuk melawan Turki saat ini, sebagaimana sebelumnya juga digunakan dalam menghadapi Ukraina sesuai dengan kepentingan politiknya.

Sebagaimana diberitakan Anadolu Agency (4/12/2015), Moskow menggunakan kembali model perang opini “Pravda News” terhadap Turki karena menembak jatuh pesawat tempurnya SU-24 pada 24 November 2015 lalu, yang dituduh Turki melanggar ruang udaranya dan telah diberi peringatan berulang kali.

Menurut Turki, beberapa berita yang dikeluarkan Rusia telah terbukti salah dan terindikasi bohong. Misalnya, kantor berita Sputnik baru-baru ini mengklaim Utusan Tetap Perancis untuk NATO, Jean-Baptiste Mattei, menyatakan Turki telah memangkas (menggagalkan) operasi terhadap Daesh (ISIS). Tetapi sebaliknya Mattei sendiri justeru menjelaskan bahwa berita Sputnik ini satu “kebohongan” .

Contoh lainnya, media Rusia juga mempublikasikan foto anak Presiden Turk bernama Bilal Erdogan bersama orang lain yang dituduh anggota Daesh. Setelah diteliti foto orang berjenggot yang duduk bersama Bilal Erdogan ternyata sebenarnya adalah Kamber bersaudara, pemilik sebuah restoran di Istanbul.

Banyak lagi kebohongan lainnya, semisal sejumlah petinggi militer Rusia menuduh Daesh (ISIS) menjual minyak melalui Turki dengan menunjukkan rute pengiriman minyak tersebut pada peta. Setelah diselidiki lagi, peta rute yang diklaim itu ternyata berada di bawah kontrol rezim Al-Asad yang didukung Rusia dan organisasi teroris PKK, sekutu Al-Asad.

Menurut pakar propaganda, Vasily Gatov, TV pemerintah Rusia saat ini menggunakan trik untuk mendukung operasinya di Suriah seperti yang mereka lakukan di Ukraina. Hal yang sama diungkapkan peneliti senior di European Council on Foreign Relations, Andrew Wilson, bahwa metode Pravda yang digunakan oleh Rusia hanya memiliki ‘satu pesan’ meskipun gayanya diubah dalam berbagai situasi.

“Satu-satunya pesan yang disampaikan melalui jurnalisme Pravda oleh Rusia adalah untuk mendukung kebijakan negara itu terhadap Suriah dan Ukraina, dan hal itu cukup berhasil menimbulkan kebingungan publik secara luas,” tegasnya. (rem/dakwatuna)

Sumber: Anadolu Agency

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization