Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Emak dan Ayah: Keteladanan “Romantisme” yang Tak Pernah Padam

Emak dan Ayah: Keteladanan “Romantisme” yang Tak Pernah Padam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (stnajah.net)
Ilustrasi. (stnajah.net)

dakwatuna.com – Suatu hari (18/10/2015) aku menelpon emak di Bangka, ingin menanyakan keadaan beliau dan ayah. Sudah ada kurang lebih 2 minggu aku tidak menelpon lantaran beberapa kesibukan. Sekalian juga  untuk memberi kabar ada tetangga kami di komplek perumahan yang dulu kami tinggal di Pangkalpinang,  ada yang meninggal dunia sehari sebelumnya karena sakit dan sudah tua juga. Setelah itu seperti biasa aku ngobrolin apa saja dengan emak, lalu emak cerita kalau saat itu mereka sedang memancing di laut Sadai (sebuah kampung di ujung Bangka. Selatan).

Emak dan ayah diajak mancing oleh teman dekat mereka sewaktu berangkat haji beberapa tahun yang lalu. Temannya ini adalah sepasang suami istri yang berasal dari Bugis tetapi sudah lama menetap di Bangka. Emak dan ayah diajak menginap di rumah temannya itu, yang letaknya tidak jauh dari pantai (laut). Aku sudah tak heran, sebab sedari dulu ayah memang punya banyak sahabat dari berbagai kalangan dan suku, termasuk yang dari Bugis ini. Ayah ini memang sangat supel orangnya, mudah bergaul dengan siapa saja dan orang-orang pun sangt suka berteman dengan ayah.

Mendengar cerita emak, aku sungguh sangat terharu. Betapa orangtua kami ini masih diberikan Allah kesehatan lahir dan batin sampai detik hari ini, sehingga masih bisa melakukan berbagai macam aktivitas yang menurut logika awam sudah tak mungkin lagi bisa dilakukan oleh orang-orang yang seusia dengan mereka (ayah hampir 80 tahun dan emak 70 tahun lebih sedikit). Alhamdulillah wa syukurillah…

Ayah dari semasa bujangnya memang sangat hobi memancing, dan akulah yang menuruni hobinya ini…hehehe… Ayah juga adalah tipe lelaki pekerja keras yang tak bisa tinggl diam atau berpangku tangan saja. Maka tak heran jika sampai saat ini beliau masih suka berkebun, dari mulai lada, buah serta beragam sayuran. Padahal kami sudah sering melarangnya mengingat usianya yang sudah sepuh, namun bukan ayah Hasanusi Adam namanya kalau cuma duduk manis atau berleha-leha saja menghabiskan masa tuanya.

Emak pun demikian pula, tipe perempuan yang kuat dan ulet yang selalu mendampingi ayah bekerja. Ayah dan emak memang merupakan orangtua yang enerjik dan selalu penuh semangat. Barangkali “resep” inilah yang membuat mereka berdua tetap sehat wal’afiat, awet muda sampai saat ini serta harmonis dan mesra.

Bayangkan saja, ada sepasang kakek-nenek yang pergi memancing berdua. Oh…sungguh sebuah romantisme kehidupan yang tak bisa ditukar dan dibeli dengan apapun jua (mewek deh…). Berharap semoga kami anak-anaknya yang berjumlah enam orang ini bisa meneladani setiap kebaikan dari emak dan ayah, yang selalu harmonis dan mesra dengan pasangan hidup kami masing-mading sampai masa tua nanti (hanya maut yang memisahkan).

Sekali lagi, syukur alhamdulillah yang tiada terhingga atas kuasa dan kebesaran Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada emak dan ayah. Ijinkanlah, ya Allah…kami senantiasa mampu membahagiakan mereka di dunia dan akhirat, hingga ajal husnul khotimah menjemput mereka. Aamiin yaa rahman yaa rahiim…

Kangen emak dan ayah, peluk cium serta doa selalu untuk “lautan surga” kami yang tiada bertepi.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ibu rumah tangga dengan 5 orang anak.Terus berkarya, baik dalam diam maupun bergerak, tak ada kata berhenti sampai Allah yang menghentikannya, tetap tegar walau badai menghadang.

Lihat Juga

Doa Terbaik untuk Ayahanda Harvino, Co-pilot Pesawat Lion Air dan Ayah bagi 10 Anak Yatim

Figure
Organization