Topic
Home / Berita / Nasional / Ibu Iyah Memasak Batu Agar Putrinya yang Kelaparan Tertidur

Ibu Iyah Memasak Batu Agar Putrinya yang Kelaparan Tertidur

Kondisi tempat tinggal Iyah (33) yang tinggal dengan suami dan tujuh orang anaknya. (facebook.com/DivHumasPolri)
Kondisi tempat tinggal Iyah (33) yang tinggal dengan suami dan tujuh orang anaknya. (facebook.com/DivHumasPolri)

dakwatuna.com – Jakarta.  Kisah mengharukan ini terungkap melalui sebuah postingan di jejaring sosial Facebook pada Selasa (3/11/15). Kisah nyata seorang ibu yang tinggal di Cianjur, Jawa Barat tersebut diunggah oleh akun Divisi Humas Mabes Polri berjudul “MASAK BATU, IBU IYAH BERHARAP AGAR PUTRINYA TIDUR”.

Kondisi yang dialami Ibu Iyah (33) terungkap setelah Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu mendengar cerita dari seorang temannya bahwa bahwa ada seorang ibu yang memasak batu di Cianjur karena anaknya merengek kelaparan. Batu itu dimasak hanya untuk menunggu putrinya tidur. Ibu itu Iyah dan anak-anaknya.

Mendengar cerita tersebut, AKBP Guntur merasa terenyuh dan turun langsung ke lokasi untuk memberikan bantuan. Bukan hanya berupa makanan tapi juga membangun tempat tinggal yang layak bagi pasangan Iyah (33) dan Andun Suherman (45), serta tujuh anak perempuannya yang masih kecil-kecil.

Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 1.700 orang telah menshare postingan tersebut dan 8.000 like serta 1.500 orang yang membeikan komentar.

Beragam komentar datang dari para pengguna media sosial, mulai dari pernyataan keprihatinan hingga pujian kepada AKBP Guntur atas kepeduliannya.

“Ternyata masih banyak ya masyarakat kita yang hidup di bawah sekali garis kemiskinan,” kata Lisa Musbiakto. “RT/RW/lurah-nya pada tidur atau bagaimana?”

kayak critax umar bin khttb. yng mendpati se’orang ibu mmasak batu demi nglabuhi anak2x. tpi bedax waktu itu umar sendri yng lansung menangani karna waktu itu ia menjbat sbagai amirul mukminin. klau istlah skrang tingkat presiden. coba klw presiden kita kyak umar bin khottb” ungkap Lail Fahira.

Sementara itu, dikutip dari bbc.com, Data Badan Pusat Statistik pada Maret 2015 menyebut jumlah penduduk miskin 28,59 juta orang atau bertambah sebesar 860.000 orang dari angka pada September 2014 lalu.

Pengamat Ekonomi Sri Palupi mengatakan “belum ada intervensi pemerintah terhadap kelompok terkait di tengah situasi harga barang yang naik dan kekeringan yang berkepanjangan.”

“Perlu langkah darurat untuk mengembalikan situasi ekonomi mereka. Dalam situasi ekonomi yang melambat, dolar naik, itu kan berdampak betul pada sektor ril, kalau sektor ril terpengaruh, rumah tangga menengah bawah pasti terpengaruh,” katanya. (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization