Topic
Home / Berita / Nasional / Sartono, Pencipta Lagu ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ Meninggal Dunia

Sartono, Pencipta Lagu ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ Meninggal Dunia

Sartono, Pencipta lagi Hymne Guru 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa' meninggal dunia dalam usia 79 tahun, Ahad (1/11/15). (tempo.co)
Sartono, Pencipta lagi Hymne Guru ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ meninggal dunia dalam usia 79 tahun, Ahad (1/11/15). (tempo.co)

dakwatuna.com – Madiun. Dunia seni Indonesia kembali berduka. Setelah tokoh pendongeng Drs Suyadi atau ‘Pak Raden’ meninggal dunia, siang tadi pencipta lagu hymne guru, Sartono (79) meninggal dunia di RSUD Kota Madiun, Jawa Timur, Ahad (1/11/15) akibat sakit yang dideritanya.

Perwakilan keluarga, Tiwi mengatakan Sartono wafat akibat mengalami komplikasi penyakit diabetes, stroke, darah tinggi, dan pikun selama beberapa tahun terakhir.

“Bapak Sartono meninggal siang tadi. Sebelumnya kondisinya terus menurun sejak masuk ruang ICU,” ujar Tiwi dikutip dari republika.co.id

Menurut dia, Sartono masuk RSUD Kota Madiun sejak 20 Oktober lalu dan dirawat di ruang perawatan Mawar rumah sakit setempat. Beberapa jam setelah itu, Sartono dipindah ke ruang Paviliun Cendana 10.

Namun, akibat kondisinya yang terus menurun, sang guru ini akhirnya dipindah ke ruang ICU sejak 30 Oktober.

“Tensi darah bapak terus menurun dan nafasnya juga tersengal-sengal. Kini jenazah sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Halmahera, Oro-Oro Ombo Kota Madiun,” kata dia.

Ia menjelasan, Sartono mulai menunjukkan tanda-tanda sakit pada 17 Oktober setelah terjatuh dari tempat tidurnya. Selain terjatuh, beliau juga tidak mau makan dan merasakan sakit pada lengan kirinya. Lalu, pihak keluarga memutuskan membawa Sartono ke rumah sakit.

Sartono merupakan mantan guru di sebuah yayasan swasta di Kota Madiun. Ia mengajar di SMP Katolik Santo Bernardus Madiun.
Sebagai guru seni dan kecintaannya pada seni musik, Sartono lalu menciptakan lagu hymne guru yang berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
‘Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita, dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk, dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
……

Itulah bait-bait lagu yang tentu masih melekat dalang ingatan kita, potongan lagu berjudul Hymne Guru yang selalu dinyanyikan pada Hari Guru tanggal 25 November.

Dikutip dari detikcom, Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan rasa belasungkawanya.

“Pak Sartono dengan lagu gubahannya, Hymne Guru, membuat banyak orang terinspirasi untuk tidak saja menghormati guru-guru kita, tetapi juga memuliakan para guru. Kita semua kehilangan beliau,” tutur Anies, Ahad (1/11/15).

“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam, semoga jasa dana amal Almarhum dicatat sebagai amal kebaikan oleh Tuhan,” ungkap Anies.

Sartono dan istrinya, Ignatia Damijati (65 tahun) tinggal di Jalan Halmahera, Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.  (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization