Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kisah Nabi Muhammad Menghimpun Umat

Kisah Nabi Muhammad Menghimpun Umat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
(konsultasisyariah.com)
(konsultasisyariah.com)

dakwatuna.com – Pembaca yang budiman, salah satu contoh keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyelesaikan sengketa di antara kaumnya yakni ketika terjadi peristiwa renovasi Ka’bah. Saat itu beliau sudah dikenal sebagai orang sangat jujur, latar belakang keluarga terhormat dan memiliki kelebihan mampu meredam pertikaian antar suku.

Saat itu pun Nabi Muhammad SAW belum diangkat sebagai Rasul oleh Allah SWT. Sekitar 600 M bangunan Ka’bah direnovasi akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah. Bangsa Quraisy bersepakat untuk mencegah niat orang-orang saat itu berbuat buruk terhadap bangunan suci Ka’bah serta pada perbaikan, orang-orang Quraisy hanya menggunakan harta yang baik dan tidak menerima harta dari hasil melacur, riba dan hasil perampasan.

Ketika itu Nabi Muhammad SAW berperan aktif, bahu membahu dalam proses renovasi Ka’bah dari awal hingga akhir. Permasalah pun muncul saat pembangunan memasuki tahap akhir, yaitu peletakan Hajar Aswad.  Mereka berbeda pendapat mengenai siapa yang mendapatkan kehormatan dan berhak meletakkan Hajar Aswad sebagai simbol peresmian renovasi Ka’bah. Pendapat pun bermunculan dan masing-masing saling mengedepankan pemimpin kelompoknya sendiri. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW dengan kecerdasannya mengajukan usulan bahwa, ”Siapa pun yang besok pagi datang paling awal ke tempat pembangunan maka dialah yang berhak atas kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad.” Masyarakat pun menyetujuinya, mereka yakin ini adalah jalan terbaik. Keesokan harinya, ternyata yang datang paling awal adalah Nabi Muhammad sendiri, maka Beliaulah yang berhak meletakkan Hajar Aswad sebagai tanda peresmian Ka’bah kembali. Namun Rupanya Nabi Muhammad bukanlah seorang yang mementingkan diri sendiri. Beliau kemudian membentangkan sorbannya menaruh Hajar Aswad di atasnya dan mengajak beberapa tokoh lain untuk turut serta meletakkan Hajar Aswad bersama-sama. Maka puaslah mereka atas keputusan Nabi Muhammad tersebut, pertikaian tidak terjadi dan akhirnya selsailah renovasi Ka’bah.

Pesan moral dari kisah tersebut ialah tentang kepemimpinan, kerjasama dan persatuan. Ada satu tujuan yang sama yakni meletakan Hajar Aswad, namun orang-orang pada saat itu memiliki keinginan untuk mengedepankan pemimpinnya dan Nabi Muhammad dengan kecerdasannya mendamaikan pertikaian. Kepemimpinan menjadi hal penting sebagai solusi dan penengah dalam menangani permasalahan umat. Islam memiliki tujuan Rahmatan lil ‘alamin, setiap muslim perlu memanfatkan potensi yang dimiliki dalam mewujudkannya.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Sekilas Tentang Maulid Nabi SAW

Figure
Organization