Topic
Home / Berita / Opini / Menyambut Babak Baru Ekonomi Dunia

Menyambut Babak Baru Ekonomi Dunia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (lensaindonesia.com)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (lensaindonesia.com)

dakwatuna.com – Ekonomi dunia telah semakin matang dewasa ini. Seusai perang dingin yang dikenal dengan new era berdiri, Amerika sebagai pemenang perang dingin mengomando sistem ekonomi dunia. Namun berbagai komando semu sistem ekonomi Amerika mulai dirasa tidak beres saat terjadi krisis pada akhir 90-an hingga saat ini. Perbaikan ekonomi tidak mampu membalikkan keadaan lagi. Bahkan The Fed harus bertarik-ulur dengan kebijakannya menaikkan suku bunga saat ini.

Psikologi ekonomi merupakan salah satu variabel yang mendasari perilaku ekonomi di setiap aktivitasnya. Pengumuman kenaikan harga bensin keesokan hari membuat para spekulan menaikkan harga bensin hari ini. Pengumuman pengunduran kenaikan suku bunga The Fed mengubah perilaku investor hingga membuat nilai rupiah menguat dalam sekejap.

Kebijakan ekonomi memang tidak hanya memberikan efek jangka pendek tetapi juga memberikan efek jangka panjang. Terkadang kebijakan ekonomi jangka pendek memiliki efek yang merugikan bagi masyarakat, tetapi memiliki efek maslahat pada jangka panjang. APBNP tahun 2015 yang mengerahkan anggaran kepada infrastruktur. Anggaran subsidi tahun 2015 sesuai dengan APBNP memiliki presentase terendah dalam APBNP dalam 11 tahun terakhir. Walau fungsi pelayanan umum yang di dalamnya termasuk subsidi, pembayaran bunga utang, dan belanja lain-lain menurun, tetapi fungsi-fungsi yang lain naik. Bahkan fungsi-fungsi strategis seperti pendidikan, ekonomi, dan perlindungan sosial meningkat. Saat ini mulai terasa bahwa pengurangan subsidi mampu menjadikan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi.

Ketidakpastian ekonomi global ini diperburuk dengan kondisi sosial-politik yang kurang sehat. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Polri yang sebelumnya sebagai institusi penegak hukum semakin kurang romantis. Hal ini akhirnya memunculkan permasalahan baru yaitu ketidakpastian hukum. Tentu sejumlah kericuhan dalam negeri ini membuat para investor harus berfikir dua kali dalam berinvestasi di Indonesia. Demikian dengan para penanggung jawab proyek pembangunan, mereka juga takut dengan ketidakpastian hukum yang ada di Indonesia. Pembangunan yang semakin rendah ini dibuktikan dengan penurunan penjualan produk semen, baik Semen Indonesia maupun Semen Holcim.

Proyek infrastruktur bukanlah proyek jangka pendek. Begitupun paket kebijakan ekonomi memiliki efek jangka panjang. Salah satu hal yang harus dikawal adalah paket kebijakan ekonomi deregulasi dan debirokratisasi. Kedua kebijakan ini harus diperhatikan dengan seksama karena dua hal inilah yang menghantarkan negara-negara besar menuju krisis.

Joseph E. Stiglitz, penerima hadiah nobel tahun 2000 banyak mengkritik soal deregulasi yang pernah dilakukan oleh Amerika. Menurutnya, deregulasi ini menyuburkan praktik-praktik ilegal dan manipulasi informasi yang kemudian menyebabkan kesalahan informasi (asymmetric information). Begitupun dengan pembangunan infrastruktur harus memiliki fundamental ekonomi yang kuat.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah ada di depan mata. AS hampir selesai me-recovery ekonominya. Tiongkok semakin perkasa dengan ekonominya dan The Fed yang akan segera memberikan kepastian naiknya suku bunga. Setiap kebijakan memang pada dasarnya untuk kebaikan umat, di sisi lain setiap kebijakan juga memiliki sisi yang membahayakan bila tidak dikawal. Sudah satu tahun kebinet kerja bekerja, sudah terlihat pula bagaimana mereka memperjuangkan rakyat tanpa melihat popularitas. Media massa dan para pemuda di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial. Oleh karena itu kedua elemen ini bukan saling membungkam tetapi saling bersinergi untuk mengedukasi masyarakat dan menjaga psikologi masyarakat dalam berekonomi karena semakin tinggi literasi masyarakat terhadap ekonomi-politik semakin baik pula stabilitas sosial negeri ini.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Peserta PPSDMS Regional 4 Surabaya Angkatan 7.

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization