Topic
Home / Berita / Nasional / Ini Klarifikasi Ustadz Ali Akhmadi Terkait Isi Khutbahnya

Ini Klarifikasi Ustadz Ali Akhmadi Terkait Isi Khutbahnya

Ustadz Ali Akhmadi. (Ist)
Ustadz Ali Akhmadi. (Ist)

dakwatuna.com – Jakarta. Khatib shalat Jumat Masjid Al-Amin Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Ustadz Ali Akhmadi memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang dimuat di dakwatuna.com, yang berjudul “Khatib Ini Hampir Dikeroyok Jamaah, Kenapa Bisa?“, Jumat (16/10).

Pria yang akrab disapa Ustadz Ali itu mengatakan, bahwa dirinya tidak mengajak para jamaah untuk ikut mempercayai hari raya Idul Ghadir, sebagaimana hari raya Idul Adha. Menurutnya, isi khutbah yang disampaikan adalah tentang keutamaan bulan-bulan haram (suci), diantaranya yang terdapat dalam Quran Surat (QS) 9 ayat 36.

“Tentang puasa a’syura mengutip hadist yang di keluarkan Imam Muslim dan Imam Bukhori tentang kemuliaan shaum (puasa) a’syuro,” kata Ustadz Ali, saat dihubungi dakwatuna, Jumat (16/10).

Setelah itu, lanjut Ustadz Ali, dirinya menyinggung kejadian-kejadian yang di anggap kemulian bagi sekelompok orang. Sebelum masuk ke hal itu, Ustadz Ali mengungkapkan, dirinya juga menyinggung rukun iman dan islam yang baku. “Yaitu ada 6 dan ada 5, semuanya disebutkan rinci),” tambahnya.

Selanjutnya, masih kata Ustadz Ali, bahwa ada sekelompok orang yang mempunyai rukun iman 5, yakni uluhiyyah, nubuwwah, al ‘adl, al ma’ad dan imamah, sedangkan rukun Islamnya adalah shalat, zakat, shiyam, haji dan wilayah, lalu kelompok itu meyakini itu. “Yang demikian adalah bentuk inhirofat/Penyelewengan,” tegas Ustadz Ali.

Sampai di situ, Ustadz Ali mengemukakan, dirinya melihat ada salah satu jamaah yg bergerak-gerak lalu memegang telepon genggam dan seperti menulis sebuah pesan singkat.

“Lalu ia ngomong sama bagian masjid di saat masih khutbah. Saya merasakan itu, lalu khutbah dipercepat, lalu shalat, betul orang itu ngomong agar pihak masjid mengambil alih imam, tapi pihak masjid tidak mau lalu saya bilang ayo sholat semoga khusyu’, akhirnya shalat selesai dan orang itu masih marah,” tutur Ustadz Ali.

Jamaah yang marah-marah itu, tambah Ustadz Ali, meminta dirinya untuk melakukan klarifikasi atas isi khutbahnya. Namun, Ustadz Ali masih merasa bingung apa yang mesti diklarifikasi, karena dirinya merasa bahwa yang disampaikan sudah sesuai Quran dan Sunnah.

“Minta klarifikasi, saya tidak paham betul maksudnya, dugaan saya karena saya menyinggung rukun iman dan Islam yang lain. Maka klarifikasi saya adalah semua yang saya omongkan ada rujukannya, dan harus baca,” ujar lulusan Islamic University of Medinah itu.

Ustadz Ali pun mengaku, bahwa dirinya tidak menyebut kelompok apapun ketika memberikan khutbahnya. “Saya tidak menyebut kelompok mana dan kelompok tertentu,” ungkap Ustadz Ali.

Namun, lanjut Ustadz Ali, tiba-tiba saja disaat yang sama ada suara dari salah satu jamaah yang mengatakan bahwa dirinya adalah Syiah. “Ada suara ‘jadi ia syi’ah’, maksudnya saya,” kata Ustadz Ali.

Dalam kesempatan itu, Ustadz Ali langsung menjawab tuduhan itu dengan mengutip perkataan imam Syafi’i. “Kalau orang yang mencintai Rasul, para Sahabat dan keluarga Rasul dan para salafusshalih di sebut syi’ah, indahnya, syi’ah mencintai para sahabat,” pungkas Ustadz Ali. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization