Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mushalla Kenangan

Mushalla Kenangan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (masbadar.com)
Ilustrasi. (masbadar.com)

dakwatuna.com – Setiap kali aku melewati mushalla itu, bayangan keindahan uhkwah bersama teman – teman Lembaga Dakwah Kampus (LDK) berseliweran di benakku. Sosok-sosok mereka yang terkadang menyebalkan namun membuat kangen, terkadang ketika membicarakan masalah dakwah dalam organisasi ini, kami saling beradu argumen, bersikukuh dengan pendapat masing- masing karena kami ingin memberikan yang terbaik. Namun, di luar perbedaan pendapat tersebut kami sesungguhnya saling menyayangi, ada uhkwah yang begitu erat yang dipersatukan oleh iman, niat demi mengagungkan syiar Allah, bersama- sama memperbaiki diri, dan saling mendukung.

Virus- virus merah jambu pun merupakan bumbu yang tak terelakkan. Kami sadar sebagai manusia yang normal tentu ada ketertarikan di antara kami. Sebagai sebuah organisasi yang di dalamnya terlibat mahasiswa laki- laki dan perempuan terkadang persinggungan – persinggungan dalam pembagian tugas membuat kami harus saling berinteraksi. Namun, sebagai sebuah lembaga dakwah tentunya kami harus memegang prinsip – prinsip keislaman khususnya dalam berinteraksi dengan lawan jenis agar dapat menjalankan amanah dakwah ini.

Manusia memanglah tempatnya salah dan khilaf karena sesungguhnya ia adalah mahkluk yang lemah dan bodoh. Sekuat apapun aku berusaha untuk menetralisir hatiku namun benih – benih itu tumbuh dengan sendirinya. Tak pernah aku berencana dan mengira sedikitpun bahwa aku akan jatuh hati padanya. Bahkan, ketika pertama kali bertemu sosoknya tak menarik sedikitpun di mataku. Tak ada satu hal pun pada pandanganku yang dapat membuatku jatuh hati padanya. Waktu terus berlanjut, seiring dengan tugas- tugas dakwah yang kami jalani bersama- sama dalam organisasi ini aku belum menyadari bahwa aku telah jatuh hati pada pribadinya yang sabar, pengertian, bertanggung jawab dan merakyat walaupun dia sedang memegang jabatan tertinggi di organisasi kami. Dia selalu memberikan contoh yang baik, bagaikan pohon besar di tengah gurun, kami seperti memiliki tempat berteduh di saat hujan dan tempat berlindung ketika panas. Sosok inilah yang kucari selama ini, baru kali ini aku jatuh hati pada seorang yang secara lahiriah kurang menarik namun pribadinya luar biasa di mataku.

Ternyata cemburu merupakan tanda bahwa telah ada cinta sebelumnya. Pertama kalinya aku cemburu padanya ketika di suatu senja aku melihat dia sedang berbicara dengan ahkwat yang merupakan rekan seorganisasi kami. Perasaanku campur aduk, logikaku mengatakan jangan berprasangka buruk dan kendalikan perasaanmu namun hatiku merasa terancam dengan keberadaan ahkwat berwajah ayu degan pipi kemerahan tersebut di antara kami.

Tugas- tugas dakwah telah tertunaikan, tugas kuliahpun terselesaikan dengan sempurna, kamipun wisuda. Aku menaruh harapan besar padanya, mungkin tak lama lagi ajakan ta’aruf akan datang darinya. Kita bisa berkembang bersama, membangun karir dan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Itulah yang ada dalam benakku. Bukannya aku gede rasa sendiri, beberapa ahkwat pun mengatakan bahwa sepertinya ihkwan tersebut menaruh hati padaku. Akupun sering memergoki ia curi- curi pandang ke arahku. SMS tausiyahpun sering datang kepadaku daripada anggota organisasi lainnya.

Ia merupakan pengobat luka bagiku dari hubungan ketika SMA dengan senior yang kandas karena ketidakmampuanku memahami sikapnya yang selalu perhatian dan ramah pada adik- adik ahkwat yang baru bergabung di ROHIS. Sehingga, ketika benih- benih simpati itu mulai tumbuh, aku selalu berusaha mengendalikannya karena tak ingin kecewa lagi. Namun, sungguh sisi kemanusiaanku tak bisa membendung keindahan rasa itu. Walaupun kami tidak pernah pacaran apalagi berdua-duaan, namun setiap pertemuan di kegiatan organisasi selalu memberikan keindahan bagi hati kami. Bertemu dengannya sudah membuatku merasa kuat untuk mengangkat dunia.

Dua tahun pasca wisuda S1 kami, aku telah menyelesaikan wisuda S2 di kota yang sama pada jurusan yang sama di kampus yang berbeda. Dia pun telah bekerja sebagai guru di kota yang sama. Ajakan ta’aruf yang kuidam-idamkan tersebut tak juga datang di saat aku telah benar- benar merasa siap untuk menjalankan sunnah rasul. Ya Allah jika ia terbaik untukku, kumohon mudahkanlah kami untuk bersatu… itulah doa yang selalu kupanjatkan dalam sujud-sujud panjangku di sepertiga malam yang terakhir. Namun, tinta telah kering dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfuz. Aku mendengar berita rencana pernikahannya dari juniorku ketika aku kuliah S1 dulu. Pahit terasa tenggorokanku, dadaku mendadak sesak dan mataku mulai berkaca- kaca. Hancur sudah keindahan mimpiku, ternyata cinta kembali tak berpihak padaku.

Undangan pernikahan itu bagaikan undangan kematian. Aku datang dalam pernikahannya, hanya tiga suap nasi dengan rasa yang teramat hambar masuk dalam mulutu. Walaupun pesta pernikahan itu cukup ramai, hanya kesendirian yang aku rasakan di sini. Namun aku yakin Allah telah mempersiapkan imam yang terbaik untukku, insya Allah. Aku sendiri yang menyerahkan kado pernikahan itu, seiring dengan doa yang aku ucapkan padanya “semoga menjadi keluarga SAMARA dan pasangan dunia akhirat”. Pahit terasa di tenggorokan namun aku berbahagia karena dia mendapatkan yang lebih baik dariku.

Aku mengajar sebagai Dosen di kampus tempatku menyelesaikan studi S1. Ruang dosen berada tidak jauh dari Mushalla itu. Kini setiap kali melewati mushalla kenangan, wajahnya selalu terbayang di sana. Ya Allah, maafkan aku karena tak cukup kuat untuk menjaga hatiku dalam interaksi itu. Semoga dia berbahagia di sana bersama jodohnya ahkwat berparas ayu dengan pipi kemerahan.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Rani Autila dengan nama pena Ara Martha merupakan dosen Bahasa Inggris pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Ia telah menyelesaikan studi S2 di Universitas Negeri Padang (UNP). Ara Martha gemar terlibat dalam berbagai organisasi di dalam maupun di luar kampus dan gemar menulis baik yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Inggris maupun karya-karya fiksi.

Lihat Juga

FSLDK Jadebek Gelar Rapimda FSLDK Jadebek Gelar Rapimda

Figure
Organization