Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam, Studi Analisis Kompetensi Pedagogik

Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam, Studi Analisis Kompetensi Pedagogik

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam, Studi Analisis Kompetensi Pedagogik".
Cover buku “Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam, Studi Analisis Kompetensi Pedagogik”.

Judul Buku: Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam, Studi Analisis Kompetensi Pedagogik
Penulis: Miftahol Arifin, S. Pd.I., M.M., M. Si.
Penerbit: Yafat, Yogyakarta
Cetakan: I, Januari 2015
Tebal: x + 142 halaman
ISBN: 978-602-72107-2-1

Guru Mismatch, Problem Pendidikan Nasional

dakwatuna.com – Sistem pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan harapan. Hal tersebut bisa disebabkan lemahnya manajemen guru, terbatasnya media pembelajaran, kurangnya fasilitas teknologi pembelajaran, atau rendahnya daya dukung orang tua siswa. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap out come satuan pendidikan ketika terjun ke masyarakat.

Salah satu hal penting yang perlu menjadi perhatian bersama adalah adanya guru mismatch. Sehubungan dengan diberlakukannya tunjungan guru sertifikasi sejak beberapa tahun lalu, guru mismatch diketahui menjadi problem yang harus diatasi. Guru mismatch adalah guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. Contohnya, guru Pendidikan Agama Islam mengajar Sosiologi, Matematika, atau IPA.

Buku Mismatch Guru Pendidikan Agama Islam karya Miftahol Arifin, S. Pd.I., M.M., M. Si. ini membeberkan fakta guru mismatch yang terjadi di satuan pendidikan. Dalam pengantarnya, Miftah menyebut beberapa faktor penyebab terjadinya guru mismacth. Pertama, tingginya pensiunan guru, sedangkan pengangkatan guru terbatas. Kedua, tidak adanya kesesuaian distribusi guru berbanding banyaknya kelas di masing-masing sekolah. Ketiga, kuota jumlah guru yang diangkat tidak sesuai dengan kebutuhan guru menurut bidang studi yang dibutuhkan (hal. vii).

Di satu sisi bangsa ini perlu berbangga hati terkait semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap dunia pendidikan. Tanpa membeberkan prosentase dari tahun ke tahun, saya yakin lulusan strata satu atau starata dua semakin meningkat. Masyarakat yang tinggal di pelosok desa pun mulai mengenal bangku kuliah. Apalagi, tunjangan sertifikasi guru menjadi salah satu alternatif harapan para lulusan perguruan tinggi.

Di sisi lain, sebagian masyarakat tidak membaca peluang kebutuhan pasar. Ketika menimba ilmu di bangku kuliah, mereka tidak membaca peluang keahlian yang sangat dibutuhkan ketika lulus. Realitanya, sarjana yang ahli di bidang Pendidikan Agama Islam menumpuk. Hal ini menyebabkan sarjana tersebut terpaksa mengampu materi yang tidak linier dengan kompetensi yang dimiliki.

Kondisi ini erat kaitannya dengan kompetensi pedagogik masing-masing guru. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (hal. 15).

Guru mismatch akan berhadapan dengan berbagai problematika pembelajaran. Dampaknya, peserta didik akan menjadi korban. Sebenarnya, guru mismatch tidak hanya terjadi di Sumenep; tempat penelitian ini dilakukan. Ini merupakan problem nasional, sehingga Susilo Bambang Yudhoyono ketika menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia mengakui adanya guru mismatch tersebut.

Buku ini menyajikan langkah solutif yang harus dilakukan lembaga pendidikan terkait guru mismatch. Buku ini merupakan sumbangsih penulis terhadap dunia pendidikan. Diharapkan, dengan hadirnya buku ini, guru mismatch yang kini menjadi problem nasional akan teratasi dengan baik.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Fak. Sastra Univ. Jember. Sedang menempuh S 2 di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Guru MA Mambaul Ulum Ganding.

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization