Topic
Home / Keluarga / Kesehatan / Minum Teh Susu Saat Berhaji, Baguskah?!

Minum Teh Susu Saat Berhaji, Baguskah?!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Selain butuh biaya besar, agar ibadah haji berjalan lancar diperlukan juga kondisi fisik yang prima. Agar kondisi tersebut tetap terjaga, di samping makanan orang pun perlu minuman yang tepat. Alasan ini tidak hanya didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh manusia memiliki sekitar seratus trilyun sel, di mana lebih dari 70%-nya terdiri dari air –dan karenanya kebutuhan akan air mesti diperhatikan– tapi dari berbagai penelitian telah terbukti, jenis-jenis minuman tertentu memang bisa diandalkan untuk menolong mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Teh susu merupakan salah satu minuman yang gampang ditemui saat pergi haji. Tak perlu heran jika karenanya tak sedikit dari jamaah haji yang biasa meminumnya. Pertanyaannya, sehebat apa peran minuman tersebut dalam menjaga kesehatan tubuh jamaah haji?

Susu Hangat

Paling tidak ada beberapa kejadian yang bakal dialami jamaah haji : perjalanan panjang yang melelahkan serta membuat jetlag, hidup bersama dengan orang lain yang belum lama dikenal dan tak jarang sukar diatur, cuaca yang panas menyengat, tempat tinggal yang baru, serta ibadah yang terus menerus. Bagi yang persiapannya kurang matang, situasi demikian bisa membuat stres.

Di samping mampu mengguncang pikiran, stres dapat menurunkan penyerapan, menghilangkan 35 – 40% protein tubuh hingga rentan terhadap serangan penyakit, dan meningkatkan pengeluaran kalsium, mengakibatkan tubuh cepat lelah, kurang bergairah.

Stres juga dapat merangsang pengeluaran asam lambung lebih banyak dari biasanya. Ini adalah salah satu faktor pendorong timbulnya penyakit lambung. Bagi penderita diabetes mellitus, stres bisa menurunkan kadar gula darah, mengakibatkan situasi hipoglikemi, yang jika berlangsung lama dapat membahayakan kehidupan.

Tidur nyenyak merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi masalah tersebut. Saat tidur, seluruh aktivitas dalam tubuh bakal menurun sampai ke tingkat metabolisme dasar (metabolisme basal). Ini memungkinkan sel-sel saraf yang berfungsi sebagai pusat kendali, termasuk mengendalikan stres, beristirahat. Saat itulah keseimbangan biokimia tubuh dipulihkan, hingga, manakala terbangun, orang akan kembali bugar. Terbebas dari kondisi stres dan segala dampak yang bisa dicetuskannya.

Repotnya, dalam banyak kasus, sulit tidur justru kerap dialami oleh mereka yang sedang stres. Alhasil, semangat pun jadi tambah redup, sementara kondisi fisik kian loyo.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penunjang tidur nyenyak adalah rasa santai dan rileks di seluruh tubuh. Dan upaya yang bisa membantu timbulnya situasi tersebut, di antaranya adalah dengan meminum susu hangat.

Selain sebab kalsium dan fosfor yang dimilikinya –yang dapat menstabilkan tekanan darah serta bertanggung jawab dalam pemeliharaan fungsi otot polos dan otot lurik, terutama dalam regulasi kontraksi dan relaksasi– magnesium yang dikandungnya pun berperan penting dalam mengatasi situasi ini. Hasil beberapa studi menyebutkan bahwa magnesium dapat mencegah otot kaku, kram dan ngilu-ngilu yang biasanya terjadi setelah aktivitas tinggi.

Demikian halnya dengan protein susu alfa-laktalbumin, yang dapat meningkatkan rasio triptofan terhadap asam amino netral lainnya. Triptofan merupakan asam amino esensial yang berfungsi sebagai prekursor pembentuk serotonin, neurotransmiter yang bertanggung jawab terhadap transfer impuls-impuls saraf ke otak. Serotonin berperan dalam menginduksi rasa kantuk dan relaksasi serta memiliki efek meredakan rasa sakit (pain-killing effeck).

Teh

Utamanya bagi jamaah haji yang sudah tua dan kerap mengalami nyeri sendi gara-gara rematik (remathoid artritis/RA), teh bisa diandalkan untuk mencegah kemunculannya. Selain karena beragam mineral yang dimilikinya, khususnya teh hijau, mengandung banyak epigallocatechin-3-gallate (EGCg).

Studi pendahuluan di laboratorium yang dipimpin Salahuddin Ahmed, Ph.D. dan koleganya dari the University of Michigan Health System, di Ann Arbor, menunjukkan, selain mampu melawan cytokine interleukin-1 beta atau IL-1B yang biasanya berperan dalam timbulnya peradangan pada synovial fibroblast, pelingkup kapsul sendi, hingga terjadi kerusakan sendi dan selanjutnya sakit kronis, EGCg juga bisa “menggasak” IL-6 dan cyclooxygenase-2 (Cox-2), yang disebut-sebut juga bermain penting dalam terjadinya penderitaan pada pasien RA, serta sanggup menahan laju produksi prostaglandin E2, senyawa lain yang dapat menyebabkan peradangan sendi.

Unsur lain dalam teh yang juga tak boleh dipandang sebelah mata adalah quercetin. Jumlahnya (g/kg) dalam teh hijau sebanyak 1,79 – 4,05, sedangkan dalam teh hitam 1,04 – 3,03. Hasil beberapa studi menunjukkan, selain mampu bertindak sebagai anti kanker, quercetin juga dapat diandalkan untuk meredam asma dan RA.

EGCg dan quercetin sendiri sebetulnya merupakan antioksidan yang hebat, dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi dari vitamin C dan 25 kali dari vitamin E, karenanya dapat diandalkan untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum.

Jangan Dicampur

Meski susu dan teh sama-sama bisa diandalkan dalam menjaga fisik dan mental jamaah haji, kedua minuman tersebut ternyata tidak bisa “kompak” manakala disatukan.

Hasil studi Dr. Verena Stangl, professor of cardiology di the Charite Hospital, Universitatsmedizin, Berlin, Jerman, dan timnya, pada 16 perempuan posmenopausal sehat, dimana sebagian diberi minuman teh hitam dan sebagian lain disodori teh hitam campur susu skim 10%, kemudian diukur fungsi dari sel arteri brachial pada lengan bagian bawah –menggunakan ultrasound resolusi tinggi– sebelum dan dua jam setelah minuman dikonsumsi, mendapati, secara signifikan teh hitam tampak berpengaruh pada peningkatan kemampuan arteri, dan efek biologi tersebut hilang manakala teh dicampur susu.

Dari kajian lebih lanjut diketahui bahwa casein merupakan “aktor” yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut. Protein dalam susu ini disebut-sebut dapat “menumpulkan” kehebatan teh hingga tak bermakna apa-apa bagi tubuh. Dengan kata lain, agar kehebatannya bisa didapat maksimal, minumlah susu dan teh sendiri-sendiri.

Hal lain yang tak kalah penting, minuman teh sebaiknya tidak diteguk dalam keadaan panas. Menurut Dr. Shinichi Kuriyama, dari Tohoku University di Sendai, Jepang, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus.

Selamat menunaikan ibadah haji. Semoga menjadi haji mabrur. Jangan lupa doakan Indonesia.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis buku "Ayat-Ayat Sehat" dan "Diet Islami"

Lihat Juga

Human Initiative Distribusikan Bantuan Ke Lampung Selatan

Figure
Organization