Topic
Home / Keluarga / Kesehatan / Premenstruation Syndrom (PMS), How To Deal With It?

Premenstruation Syndrom (PMS), How To Deal With It?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Siluet Wanita (www.gopixpic.com)
Siluet Wanita (www.gopixpic.com)

dakwatuna.com – Menstruasi adalah suatu hal yang pasti terjadi pada setiap perempuan. Menstruasi merupakan keniscayaan dari Allah untuk wanita sebagaimana tertera dalam surat Al Baqarah ayat 222

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. 2:222)”

Menstruasi adalah siklus bulanan yang dialami oleh setiap perempuan dalam usis reproduktif yang sehat. Menstruasi bahkan bisa menjadi indikator dari kesehatan wanita. Proses menstruasi terjadi akibat turunnya kadar progesterone dan estrogen dalam tubuh yang mengakibatkan meluruhnya penebalan pada dinding rahim. Sebuah sikus yang terus berulang dalam sistem reproduksi perempuan. Sebelum sampai pada fase menstruasi ada sebuah fase yaitu premenstruasi. Biasanya seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan perilaku dan perubahan fisik pada masa ini.

Pada saat masa premenstruasi biasanya perempuan akan mengalami gangguan mood seperti peningkatan agresivitas, menjadi sangat irritable, dan sangat sensitive terhadap sesuatu hal, emosi akan sangat mudah terpancing. Perempuan bisa menjadi akhluk paling menyebalkan ketika dia berada pada fase ini. Selain perubahan mood, perubahan fisik juga terjadi yaitu dengan adanya nyeri pada bagian seperti payudara dan punggung, dan payudara akan tampak membesar. Hal ini terjadi karena berbaga perubahan hormonal dalam tubuh perempuan pada fase premenstruasi. Kondisi ini disebut sebegai premenstruasi syndrome (PMS).

PMS biasanya terjadi 6 hari sebelum datangnya mens dan mencapai puncaknya pada 2 hari sebelum mens. PMS ini terjadi di akhir fase luteal. Fase luteal adalah fase dari mulai ovulasi sampai fase mens. Pada fase luteal corpus luteum menghasilkan hormone progesterone dalam kadar yang sangat tinggi untuk mempertahankan dinding rahim sampai akhirnya produksi ini menurun. Perubahan kadar progesterone ini menyebabkan gangguan pada menstruasi. Selain penurunan progesterone juga terjadi penurunan estrogen. Penurunan kedua hormon ini akan mempengaruhi neurotransmitter pada otak.

Estrogen memiliki dampak terhadap neurotransmitter. Penurunan estrogen meningkatkan kerja norepefrinefin yang meningkatkan iraitabilitas terhadap permasalahan atau meningkatkan sensitivitas perempuan. Selain itu penurunan estrogen juga menurunkan sensitivitas terhadap dopamin yang merupakan zat yang menenangkan otak. Progesterone berhubungan dengan reseptor GABA dalam otak. ketika kadar progesterone turun akan terjadi penurunan reaktvitas terhadap GABA sehingga dapat meningkatkan kecemasan pada wanita. Selain progesterone dan estrogen, kerja serotonin dalam otak juga mengalami gangguan. Serotonin adalah sebuah zat yang mngatur mood dan perilaku pada manusia. Pada klien dengan PMS menunjukan adanya penurunan serotonin. Hasil dari perubahan ketiga zat ini adalah gangguan pada perilaku dan mood perempuan saat akan mengalami PMS.

Akan tetapi, gejala PMS tidak hanya tentang gejala psikologis namun juga fisik. Gejala nyeri pada payudara sebenarnya disebabkan karena adanya peningkatan sensitivitas pada hormone prolactin pada perempuan yang mengalami PMS. Selain itu, peran hormon aldosteron juga penting dalam meyebabkan pembesaran pada payudara pada perempuan yang mengalami PMS. Karena aldosterone akan menyebabkan retensi cairan.

Itu adalah proses yang terjadi dalam tubuh ketika kita mengalami PMS. Sebagai perepuan tentu kita tidak ingin menjadi orang yang menyebalkan hingga pada akhirnya menyakiti orang lain dan berbuat dosa kan? Namun kita tidak bisa menghindari menstruasi karena ini perintah dari Allah. Dari Abu Said Al Qudri Rasulullah bersabda

“Wahai perempuan bersedakahlah kalian !! sebab telah diperlihatkan kepadaku bahwa penghuni neraka adalah perempuan. Sedekah dapat menghindrkan kita dari api neraka, sebab kalian mengutuk dan mengingkari kebaikan suami kalian. Kalian adalah makhluk yang lemah akalnya dan kurang agamanya, tapi mampu menghilangkan akal sehat seorang laki-laki”

Kurang agamanya dan mampu menghilanngkan akal sehat dari seorang laki-laki merupakan salah satu gambaran mengenai kondisi PMS. Sebagai orang beriman tentu kita tidak ingin menyakiti orang-orang di sekitar kita pada saat PMS dan tetap menjadi pribadi yang baik. Ternyata gejala PMS ini dapat dikurangi dengan modifikasi diet kita.

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat akan membantu peningkatan serotonin prekusor yaitu triptofan. Mengkonsumsi ini dapat membantu menjaga kadar serotonin dalam otak sehingga akan memaintain mood dalam kondisi stabil. Makanan yang banyak mengandung triptofan seperti pisang dapat menjadi makanan yang sangat direkomendasikan.

Menurut More (2007), Sayuran, biji-bijian dan minyak ikan dapat berguna untuk menyeimbangkan hormon. Asupan tinggi sayuran hijau telah terbukti memiliki efek perlindungan terhadap kondisi hormonal seperti fibroid. Demikian pula, makanan yang mengandung phytoestrogen (isoflavon, lignan dan coumestans) seperti kedelai, kacang-kacangan dan biji rami dapat memiliki efek menguntungkan pada keseimbangan hormon ovarium dan pramenstruasi symptoms. Lignan dalam biji rami juga membantu meningkatkan hormon seks globulin mengikat (SHBG ) dan mengikat estrogen endogen dalam gut Ikan berminyak, seperti makarel, mengandung asam eicosapentaenoic (EPA), yang meningkatkan kadar anti-inflamasi dan prolaktin modulasi prostaglandin E1 (zat yang menyerupai hormon yang dihasilkan dari asam lemak, yang dikenal sebagai PGE1), sedangkan diet yang mengandung sejumlah besar daging merah mendorong tingkat yang lebih tinggi dari asam arakidonat pro-inflamasi dan prostaglandin E2 (PGE2), 57 dan dapat membuat gejala payudara lebih buruk.

Nah, Just Try and feel the difference!!!

Daftar Pustaka:

  • http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3118460/
  • Moore, Amanda. (2007). Nutrition for Premenstruation. http://www.ion.ac.uk/information/onarchives/pmsscience

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Ilmu keperawatan Universitas Indonesia, yang selalu ingin tahu dan terus mencari tahu tentang banyak hal. Seorang perempuan yang selalu ingin belajar dan memperbaiki diri. Karena lewat belajar kapabilitas dan kualitas diri akan terus meningkat. Begitulah cara dia memperbaiki diri. Karena ketika diri kita baik, kita bisa menebar manfaat yang baik.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization