Topic
Home / Berita / Nasional / Pemerintah Harus Serius Perbaiki Manajemen Stok Nasional Terkait Daging Sapi

Pemerintah Harus Serius Perbaiki Manajemen Stok Nasional Terkait Daging Sapi

Daging Sapi (ilustrasi).  (rimanews.com)
Daging Sapi (ilustrasi). (rimanews.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rofi Munawar meninta pemerintah agar serius memperbaiki infrastruktur logistik dan manajemen stok nasional terkait daging sapi. Hal ini diperlukan agar proses distribusi dari berbagai sentra produksi nasional bisa berjalan efisien ke pusat-pusat konsumsi nasional.

“Jika ini terjadi bukan hanya konsumen yang diuntungkan karena harga yang terjangkau, namun juga peternak nasional karena mendapatkan keuntungan yang maksimal,” kata Rofi, menanggapi kelangkaan daging sapi, di Jakarta, Kamis (13/8).

Rofi menjelaskan, kelangkaan daging sapi yang terjadi saat ini karena adanya ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan konsumen. Situasi ini, akan terus menjadi jeratan alamiah tahunan, sepanjang produksi daging sapi lokal tidak maksimal maka importasi menjadi satu-satunya jawaban untuk mestabilitkan tata niaga daging sapi nasional.

Menurutnya, ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan berdampak terhadap kenaikan harga daging sapi di pasaran. Pada umumnya kenaikan tersebut sulit untuk turun kembali kecuali adanya intervensi kebijakan reaksioner seperti importasi dan pelepasan stok. Kelangkaan dan mahalnya daging sapi, sambung Rofi, akan terus berlangsung selama perubahan harga yang cepat tidak diimbangi dengan perubahan pada sisi produksi.

Rofi menambahkan, secara umum berdasarkan observasi terjadi kelangkaan populasi ternak sapi lokal dan hal ini yang sangat dikhawatirkan. Situasi ini, lanjut legislator asal Jawa Timur itu, dipertegas pada daerah sentra konsumsi, peran sapi dan daging impor untuk memenuhi permintaan konsumen semakin meningkat. Menurutnya, tidak mengherankan akibat rendahnya kuota impor berpengaruh langsung terhadap kelangkaan dan mahalnya daging sapi di daerah yang didominasi daging impor seperti Jakarta dan Jawa Barat.

Saat ini, masih kata Rofi, industri daging sapi di Indonesia mengalami masalah yang sangat kritis. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya harga dan permintaan daging sapi. Namun, ironisnya disisi lain juga menurunnya persediaan daging sapi, serta meningkatnya persaingan karena adanya kompetisi dari daging impor. Menurutnya, ketika stok persediaan berkurang atau tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, harga daging sapi ini akan semakin meningkat. Selain itu, kebijakan untuk melakukan impor daging sapi tidak menguntungkan peternak sapi lokal.

“tekanan untuk melakukan impor memang pada akhirnya menjadi satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menstabilisakan harga daging sapi di pasaran, namun di sisi lain sesungguhnya semakin menunjukan ketidakberdayaan pemerintah dalam mengatur tata niaga daging sapi nasional,” tegasnya.

Diketahui, sejak Ahad (9/8), aksi mogok jualan dilakukan oleh para pedagang sapi. Karena frustasi akibat merosotnya penjualan daging akibat meroketnya harga daging sapi pasca Lebaran. Harga daging sapi saat ini masih dijual seharga Rp120.000/kg, atau naik sejak sebelum lebaran lalu yang masih dibanderol seharga Rp110.000/kg. Sementara harga karkas (daging dan tulang) yang dijual di rumah jagal sudah mencapai Rp94.000/kg. Sementara, sebelum lebaran karkas masih dipatok seharga Rp86.000/kg, dan saat normal sebesar Rp 80.000/kg. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization