Topic
Home / Keluarga / Kesehatan / Ragam Upaya Menangkis Artritis

Ragam Upaya Menangkis Artritis

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
nyeri sendi (pengobatanradangsendisecaratradisional.wordpress.com)
nyeri sendi (pengobatanradangsendisecaratradisional.wordpress.com)

dakwatuna.com – Ada beragam upaya untuk menangkis artritis. Yang paling telak, boleh jadi adalah tindakan arthroplasty, dengan mengangkat semua persendian (misal persendian lutut). Tindakan bedah ini dilakukan sebagai alternatif bila pola hidup penderita berubah dan obat-obatan sudah tidak efektif lagi.

Selain berat-ringannya penyakit serta daerah yang dikenai, beberapa faktor yang juga kerap diperhatikan dalam upaya menangkis artritis menyangkut umur, pekerjaan, dan kegiatan sehari-hari. Tujuannya, di samping untuk mengurangi keluhan sakit, mencegah komplikasi, diharapkan penderita dapat tetap mempertahankan produktivitasnya serta beristirahat dengan baik. Karenanya, selain dengan obat-obatan, penderita artritis perlu pula menjalani fisioterapi.

Upaya lain yang juga tak boleh ditinggalkan adalah olahraga. Hasil evaluasi pada penderita artritis peserta program PACE (People with Arthritis Can Exercise), yang dikembangkan di Amerika, selama kurang lebih 6 minggu, mendapatkan, terjadinya pengurangan rasa sakit sekitar 24%, disamping terdongkraknya kemampuan untuk mengurus diri sendiri.

Olahraga yang dimaksud tentu bukan olahraga berat seperti basket, voli atau olahraga yang melibatkan lompatan dengan pendaratan keras, namun latihan dengan menggunakan gerakan halus, menghindari benturan (non-impact aerobic), berulang-ulang, misalnya jalan, bersepeda (bila cuaca memungkinkan), berenang di kolam air hangat, atau –andai yang dikenai bagian sendi lutut atau pinggul– latihan tench press (tiduran di atas bangku sambil mengangkat beban).

Saat berolahraga, para penderita harus memperhatikan ‘rumus 2 jam’. Maksudnya, bila terjadi rasa sakit 2 jam setelah latihan maka takaran latihan mesti dikurangi, atau mengubah alat yang dipakai.

Di samping cara-cara itu, khusus bagi yang keluhan nyerinya masih dalam taraf ringan hingga sedang, tidak ada salahnya untuk mencoba cara tradisional. Beberapa pakar telah membuktikan keampuhan cara ini.

Ekstrak Daun Jambu Mete

Hasil uji klinik pada 20 pasien –11 laki-laki dan 9 wanita– berusia antara 22 hingga 58 tahun, yang menderita nyeri dengan derajat sedang pada sendi siku, pergelangan tangan, sendi jari tangan, sendi lutut, mulai 1 minggu sampai 3 bulan, menggunakan perasan daun jambu mete yang dipekatkan menjadi ekstrak, dengan dosis 3 kali sehari 4 gram (4 kapsul masing-masing 1 gram ekstrak), selama 7 hari, mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan, menurunnya derajat nyeri yang dirasakan, walau tidak sampai menyembuhkan secara sempurna.

Jahe dan Laos

Ahli biokimia sekaligus peneliti tanaman berkhasiat obat dari Denmark, Dr. Morten Weidner bersama timnya dari Symbion Research Institute, berhasil “mengintip” komponen aktif dengan bioavibilitas sangat tinggi pada tanaman rempah yang di Indonesia digunakan sebagai bumbu dapur, jahe (Zingiber officinale) dan laos (Alpinia galanga).

Menurutnya, komponen tersebut dapat bersinergi menghambat pembentukan dan aksi cytokines, suatu substansi dalam sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam reaksi patologis, seperti peradangan sendi, nyeri, dan reaksi perusakan jaringan. Penghambatan cytokines ini menyebabkan pembentukan prostaglandin dan leukotrienes, yang diketahui sebagai biang timbulnya rasa sakit, pembengkakan, dan kerusakan tulang dapat diminimalisir.

Untuk menikmatinya, tuangkan air mendidih ke dalam gelas berisi jahe dan minum layaknya teh, atau dengan menyantapnya dalam keadaan segar bersama makanan harian. Bila ingin lebih mantap, ambil 1 atau 2 gram bubuk jahe dalam kapsul 2 atau 3 kali sehari.

Nanas dan Mengkudu

Nanas, baik buah maupun dalam bentuk jus, memiliki enzim yang disebut bromelain. Beberapa penelitian menunjukkan, sejenis enzim protease ini terbilang ampuh dalam menurunkan kejadian inflamasi yang menimbulkan nyeri sendi. Demikian halnya dengan mengkudu (Morinda citrifolia), atau yang dikenal orang Sunda sebagai cangkudu. Dari percobaan pada 673 orang pengguna mengkudu, 80% di antaranya mengaku tertolong dari penderitaannya.

Selain mempunyai xeronine –walau molekul alkaloid bebasnya sangat rendah, di bawah jumlah yang dapat dianalisa di laboratorium, hingga dapat diabaikan– buah ini memiliki juga prekursor xeronine dalam jumlah cukup besar, dengan berat molekul sekitar 16.000, disebut proxeronine, serta enzim dalam bentuk inaktif, yang mampu “menyulap” proxeronine menjadi xeronine.

Agar termanfaatkan maksimal oleh tubuh, konsumsilah 100 ml jus mengkudu setengah jam sebelum sarapan. Menurut Dr. Ralps M. Heinicke, bila sari mengkudu masuk lambung yang sedang kosong, enzim tersebut dapat melepaskan diri dari proses pencernaan, untuk “menyelinap” ke dalam usus halus. Di bagian itulah kemungkinan besar proxeronine teraktivasi dan menjadi aktif bekerja. Sedang bila dikonsumsi saat kenyang, enzim ini akan rusak oleh pepsin dan asam (HCl) yang terdapat dalam lambung. Selain itu, dianjurkan pula untuk tidak dikonsumsi bareng kopi, teh, tembakau, atau alkohol.

Manfaatkanlah buah yang masih hijau, karena lebih besar kandungan komponen berkhasiatnya.

Bahan Nabati Lain

Kebiasaan masyarakat Vietnam, memanfaatkan lumatan 10 – 12 rimpang kunyit (Curcuma domestica), setelah diperas kemudian diminum untuk mengurangi nyeri artritis, ada benarnya.

Demikian pula dengan beberapa kebiasaan masyarakat kita, seperti pemanfaatan rebusan temukunci (Boesenbergia rotunda), kencur (Kaempferia galanga), bangle, lempuyang gajah (Zingiber zerumbet), dan lada (Piper nigrum) sebagai lotion pada bagian tubuh yang menderita – untuk maksud yang sama rebusan kadang dijadikan minuman.

Atau penggunaan cabe jamu (Piper retrofractum), setelah diramu dengan rimpang lempuyang emprit (Zingiber littorale), kencur, jahe dan beras yang telah direndam dalam air, jadi pasta.

Hasil penelitian Djoko Hargono, peneliti bidang Obat Tradisional, di Jakarta, menemukan adanya kandungan minyak atsiri dan zat monoterpenoid serta seskuiterpenoid pada bahan-bahan tersebut, yang memang berkhasiat sebagai analgetik, anti inflamasi dan artritis. Khususnya pada lada dan cabe jamu, selain senyawa itu, didapati juga adanya alkaloid piperina, yang sanggup membuat artritis “miris” dan pergi menjauh.

Supaya tidak salah pilih, dicatatnya pula, bagian tumbuhan temukunci, kencur, bangle, lempuyang gajah dan kunyit yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya (rhizoma), yang dipanen pada akhir musim kemarau, pada saat kandungan zat berkhasiatnya maksimal. Sedang bagian tumbuhan lada dan cabe jamu adalah buahnya (fructus), yang telah tua tetapi belum masak.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis buku "Ayat-Ayat Sehat" dan "Diet Islami"

Lihat Juga

Iron Dome Israel Hanya Mampu Tangkis 17% Roket-roket Pejuang Palestina

Figure
Organization