Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Kontribusi Para Pejuang

Kontribusi Para Pejuang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Salam jihad untuk kita semuanya para kader-kader tangguh pelanjut amanah SurgaNya. Semoga Allah senantiasa memberikan kita ke istiqomahan memikul beban dakwah ini, semoga kerinduan selalu ada dalam hati kita untuk selalu ingin bertemu saudara seperjuangan kita dalam medan dakwah ini, dan semoga keikhlasan selalu mengiringi langkah-langkah kita untuk menuju jalan yang orang lain pun belum tentu mau berjalan dijalan dakwah ini.

Kesadaran kita untuk berkontribusi dalam gerakan ini adalah bukti kerja iman kita. Tanpa harus mempertanyakan posisi, tanpa harus membebankan, dan tanpa harus mengeluh dengan segala kesibukan kita. Karena gerakan ini diisi oleh orang-orang yang sibuk, bukan diisi oleh orang yang berleha-leha.

Kesibukan akan amanah dakwah yang mereka milikilah yang membuat mereka bisa membagi waktu untuk mengumpulkan kebaikan-kebaikan yang berserakan di jalan ini. Beban yang mereka pikullah yang membuat mereka menjadi orang-orang yang memiliki dua kekuatan besar, yakni kekuatan raga dan kekuatan jiwa. Karena tidak jarang, orang-orang yang memiliki raga yang kuat berguguran di tengah jalan. Tidak jarang juga orang-orang yang memiliki jiwa kuat, namun sering tidak hadir dalam agenda-agenda dakwah ini karena kondisi raga yang lemah. Maka dibutuhkan dua kekuatan besar, yakni kekuatan raga dan jiwa. Selanjutnya adalah Keikhlasan. Keikhlasan yang mereka milikilah yang terus membuat mereka berhasil dan menjadi pahlawan di mana saja mereka ditempatkan. Bahkan ketika mereka ditempatkan di pentil mobil sekalipun, mereka sangat berharga dalam kendaraan dakwah ini.

Semua kontribusi itu dibingkai dalam perencanaan besar untuk mengembalikan kejayaan ini. Kita akan bekerja bersama dari skala kecil sampai skala besar dan membentuk skala peradaban. Kita akan bekerja bersama dari rintangan yang mudah dilewati, sampai rintangan yang sangat sulit kita lewati. Kita juga akan bekerja mulai dari orang-orang meremehkan gerakan ini sampai orang-orang berbondong-bondong masuk ke dalam gerakan ini karena melihat cahaya iman di hati-hati kita. Teruslah berjuang ya ikhwah…. Sampai kaki-kaki kita berhenti di SurgaNya. Sampai tubuh kita jatuh di pangkuan bidadari-bidari cantik yang telah menunggu kita di SurgaNya, dan sampai kita bertemu Rasul dan Rabb kita di Surga firdaus kelak.

Maka jika hari ini kita masih enggan berkontribusi dengan alasan apapun untuk dakwah ini, maka selayaknya kita malu dengan kisah semangat anak kecil yang ingin ikut berperang kemudian tidak diijinkan oleh Rasulullah SAW karena tubuh kecilnya, dan ia pun harus berpura-pura tinggi agar diijinkan berperang.

Maka jika hari ini kita masih enggan berkorban dengan alasan apapun, maka sebaiknya kita malu melihat kisah seorang sahabat yang buta kedua matanya, namun tetap ikhlas dan semangat ikut berjuang ke medan perang walau tugasnya hanya memegang dan menjaga panj-panji Islam. Karena panji-panji adalah simbol penting kehormatan pasukan muslim saat perang berlangsung.

Maka jika hari ini kita masih enggan berjamaah dengan alasan apapun maka sebaikanya kita malu melihat kekompakan saudara-saudara kita di Mesir, Gaza, Suriah, Iraq, Afganistan, Afrika Utara, China, Prancis, Jerman, Thailand Selatan, Myanmar, Turki, Bosnia, yang harus saling membopong mayat saudaranya sendiri saat berdemonstrasi demi menuntut keadilan di negeri sungai Nil, yang harus mengorbankan harta dan jiwanya demi berperang melawan rezim kafir Basar Al Ashad, yang harus ikhlas kehilangan keluarganya saat meneriakan takbir di tengah kepungan tentara-tentara Zionis Israel, yang harus hijrah karena pelarangan pemakaian identitas Islam di bumi Tiongkok, dan yang harus mendapat cacian dan hinaan saat memperjuangkan kehormatan Nabinya di bawah langit Eropa.

Astaghfirullah….. Astaghfirullah… Astaghfirullah…. Mari kita bermuhasabah ya ayyuhal ikhwah… Kita hanya dituntut berkontribusi dengan rintangan dan pengorbanan yang tidak seberapa jika dibanding dengan kisah saudara-saudara kita di atas. Maka maksimalkanlah amanah-amanah ini. Buatlah orang-orang di sekitar kita bangga dengan kontribusi dakwah ini. Semoga kontribusi ini menjadi alasan Allah SWT mempertemukan kita kembali dengan cerita-cerita indah di Surga kelak. Aaaminn.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS.At-Taubah ayat 111-112).

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Staf Direktorat Aparatur Negara, Kementerian PPN Bappenas | Peneliti Center for Information and Development Studies (CIDES) Indonesia | Mahasiswa S2 Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization