Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Shalat Gamang

Shalat Gamang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (islamreview.ru)
Ilustrasi. (islamreview.ru)

dakwatuna.com – Mushalla Fakultas atau Universitas, tempat ibadah ini tidak jauh berbeda dengan yang lain, bahkan cenderung ramai karena biasanya selalu ada shalat jamaah sesi dua mengingat tempatnya tidak begitu luas dan peminatnya yang cukup banyak. Namun di antara manusia-manusia yang banyak itu, apakah ditemukan suatu arti dari shalat yang kita laksanakan? Beberapa orang mungkin akan menjawab, “ya.” Tidak bisa dipungkiri ada saja yang hanya melakukan gerakan semata, memposisikan shalat hanya ibadah gerakan saja, dan tidak menggali apa esensi dasarnya. Mungkin saja kita masuk ke dalam kelompok yang pertama atau mungkin masuk ke dalam golongan yang kedua: menjadi si Gamang yang melakukan gerakan shalat kemudian lupa apa yang di baca, bahkan lupa sudah masuk rakaat ke berapa.

Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan untuk dilaksanakan setiap hari, meski ada juga yang tergolong sunnah seperti dhuha, tahajud, dan semacamnya. Shalat dalam pelaksanaannya merupakan gabungan antara gerakan-gerakan yang jelas terbukti baik dalam segi kesehatan. Dalam adab, rukun, dan praktiknya telah gamblang dijelaskan urutan-urutan pelaksanaannya yang tentu saja kita sudah hafal di luar kepala. Saking di luar kepalanya tak jarang shalat kita lepas dari pikiran kita, bahkan lepas dalam keadaan kita sedang shalat. Secara esensial, padahal, ibadah yang satu ini mengandung banyak doa-doa dan pujian-pujian. Mulai dari kandungan dalam Al-Fatihah yang kita baca, sampai shalat nabi dan salam, lengkap dikemas secara menarik dan tuntas.

“Perihalah semua shalat, dan shalat wustho. Berdirilah karena Allah dengan khusyu’” (Al-Baqarah: 238)

Bab khusyu’ merupakan bab yang menjadi pekerjaan rumah sampai sekarang. Setan yang selalu menggoda kita dalam shalat selalu saja punya cara jitu. Pikiran-pikiran mulai dari tugas, keamanan sandal, kelaparan, keluarga, sampai hal terdekat di sekitar seperti nyamuk lewat atau keraguan mengenai jumlah gambar tiang masjid di sajadah tempat kita sujud bisa saja terpikirkan. Terdengar lumrah, padahal cukup membahayakan. Sebaiknya kini tidak menyalahkan setan, kenapa? Karena wudhu telah dilaksanakan, shaf telah diluruskan, kaki telah dirapatkan, bahu telah bersentuhan, dan niat telah ditanamkan namun blank point selalu ada di setiap shalat kita. Maka hanya ada dua jawaban, setan yang salah atau kita yang dari awal shalat tidak menghadirkan hati dan perasaan penghambaan yang membara.

Tiga cincin tauhid merupakan solusi dalam masalah ini: Islam, iman, dan ihsan. Utamanya di poin nomor tiga yaitu ihsan. Ihsan berarti menganggap diri ini sedang berhadapan dengan-Nya atau dilihat dan diperhatikan oleh-Nya Yang Maha Segala. Dengan menanamkan itu in shaa Allah akan menimbulkan perasaan yang penuh cinta pada “Ritual Gamang” kita. Selain ihsan, kita bisa mulai memahami arti dari bacaan shalat kita dan memaknainya, hal ini tentu akan membuat mulut kita bergidik karena ia tersambung dengan hati yang memaknainya.

“Ya Allah, berilah kepadaku pertolongan untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu.”

-Rasulullah dalam doanya-

(HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim)

 

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia dan kini diamanahi sebagai ketua lembaga dakwah fakultas Nuansa Persaudaaran Islam FKM UI. Penulis merupakan penerima beasiswa PPSDMS Nurul Fikri angkatan 7.

Lihat Juga

Kiat Menghafal Quran

Figure
Organization