Topic
Home / Berita / Nasional / Menkes: Musim Kemarau, Waspadai DB dan Malaria

Menkes: Musim Kemarau, Waspadai DB dan Malaria

Musim kemarau, Menkes meminta masyarakat mewaspadai penyakit yang dipicu oleh nyamuk. (kompas.com)
Musim kemarau, Menkes meminta masyarakat mewaspadai penyakit yang dipicu oleh nyamuk. (kompas.com)

dakwatuna.com – Jakarta.  Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu dan rentan terhadap munculnya berbagai penyakit yang kerap muncul saat musim kemarau tiba.

Untuk itu Kementerian Kesehatan meminta masyarakat saat musim kering ini mewaspadai penyakit yang dipicu oleh nyamuk.

“Musim kering seperti ini nyamuk senang sekali. Kita minta masyarakat mewaspadai penyakit demam berdarah, malaria,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Jakarta, Sabtu (8/8/2015) dikutip dari tribunnews.com

Dikatakannya, saat akses air bersih hilang maka akan menggunaakan air minum tidak steril. Ini bisa memicu daya tahan turun sehingga penyakit seperti tuberkolosis bisa kambuh.

“Juga kotornya air yang dikonsumsi kotor menyebabkan masyarakat jadi rentan mengalami diare. Ini yang kami khawatirkan,” kata Nila.

Kementerian Kesehatan akan memberikan bubuk penjernihan air di lingkungan keluarga. Lokasinya di mana saja sedang dibahas.

Kekeringan juga akan memicu masyarakat akan kekurangan gizi. “Kami juga akan memberikan makanan tambahan,” katanya.

Sementara itu diberitakan okezone.com, Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyatakan, musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu sebagai imbas dari munculnya El Nino. Hasil pantauan BMKG, El Nino akan menimpa Indonesia dan akan terus menguat dan mencapai puncaknya pada dua bulan ke depan.

“Kondisi ini dikarenakan pada tahun ini terjadi El Nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015,” ujar Andi kepada wartawan di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

El Nino merupakan fenomena alam terkait naiknya suhu permukaan laut melebihi nilai rata-rata di Samudera Pasifik sekitar Ekuator yaitu daerah sekitar Chili, Peru dan Amerika Latin. Peristiwa ini berdampak pada kekeringan panjang di beberapa daerah di Indonesia terutama bagian timur dan daerah-daerah yang terletak di lintang selatan seperti Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel dan Papua bagian selatan.

Andi menjelaskan, El Nino berbeda dengan gelombang panas. El Nino berdampak pada kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau. Prakiraan lama waktu dampak bagi Indonesia berkisar empat sampai lima bulan. Hal ini dikarenakan dampak tersebut dinetralisir oleh musim hujan. (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Ini Daftar Bidan Penerima Vaksin Palsu

Figure
Organization