dakwatuna.com – Kairo. Sebanyak enam orang pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin di kota Al-Fayoum, Kamis (6/8/2015) kemarin, dibunuh polisi pemerintah kudeta di Mesir. Selain dibunuh, tubuh para korban juga penuh dengan luka yang membuktikan bahwa mereka mengalami penyiksaan sebelum akhirnya dibunuh.
Seperti dilansir Al-Araby, Keenam pemimpin Ikhwanul Muslimin itu ditangkap setelah pasukan polisi menyerang desa Selin, Al-Fayoum, Kamis sore. Polisi datang dengan menggunakan 30 kendaraan dan panser. Begitu masuk desa, pasukan polisi langsung menembakkan senapannya. Ada tujuh warga yang ditangkap, dan enam warga yang dibunuh.
Di antara korban meninggal adalah Abdussalam Hetitah yang meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Dalam upacara penguburannya, seperti dilansir Egypt Window, sang istri berkomentar, “Yang membunuh suamiku adalah kepolisian. Walaupun sekarang berhasil membunuhnya, mereka masih harus menghadapi ratusan ribu Abdussalam. Bahkan empat orang anakku sudah aku relakan untuk menjadi syuhada. Aku selalu berdoa semoga suamiku benar-benar mati syahid seperti yang selama ini diidam-idamkannya.” (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: