Topic
Home / Berita / Nasional / Pengamat Militer: Kopassus Sudah Pakai Pendekatan Humanis, Polri Malah Minta Brimob Dilatih Raider

Pengamat Militer: Kopassus Sudah Pakai Pendekatan Humanis, Polri Malah Minta Brimob Dilatih Raider

Brimob Pori. (okezone)
Brimob Polri. (okezone)

dakwatuna.com – Jakarta. Pengamat Militer Susaningtyas Nefo Kertopati mempertanyakan mengapa Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meminta Brimob diikutsertakan dalam Diklat Raider di Pusdiklat Kopassus. Padahal, menurutnya, tugas Polri dan TNI jelas berbeda. Polri memiliki fungsi menjaga keamanan. Sementara TNI khususnta Kopassus memiliki fungsi sebagai benteng penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, tidak tepat kalau Kapolri ingin Brimob dilatih Raider. Lebih baik, saran dia, Brimob dilatih Kopassus soal keterampilan di lapangan.

“Saya tidak mengerti mengapa Polri masih gunakan pendekatan Raider, karena Kopassus sendiri dewasa ini untuk menjaga pertahanan NKRI sudah menggunakan pendekatan humanis. Saya rasa Kapolri bila ingin melatih anggotanya cukup dengan surat resmi dilayangkan ke Panglima TNI bahwa ingin melakukan latihan guna menambah keterampilan ketangkasan (perang) dengan TNI,” ujar Susaningtyas, seperti yang dilansir dari Republika.co.id, Kamis (30/7).

Dia menambahkan, kalau Brimob ingin latihan bersama Kopassus untuk meraih brevet Raider maka hal itu jelas melanggar aturan. Pasalnya, tugas dan fungsi Polri jelas berbeda jauh dibandingkan TNI. Kalau tetap dipaksakan, kata dia, akan menabrak undang-undang Polri dan TNI.

“Soalnya juga jika tetap ingin dilakukan suatu latgab seperti itu ya tentu ada banyak regulasi harus diamandemen,” kata anggota Komisi I DPR periode 2009-2014 tersebut.

Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya sudah mengungkapkan, bahwa permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan.

“Nggak boleh dong, Raider itu kan untuk menghadapi perang konvensional. Kalau Brimob itu untuk menghadapi kerusuhan-kerusuhan massa,” ungkap Fuad, seperti yang dilansir dari detik.com, Ahad (26/7) lalu.

Namun, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantio tetap menyetujui pemberian latihan untuk personel Brimob Polri, tetapi khusus untuk kemampuan bertahan hidup dan penjejakan.

“Disetujui latihan survival dan penjejakan, bukan kemampuan Raider,” kata Panglima TNI usai memberi pengarahan pada taruna TNI-Polri yang akan dilantik menjadi perwira di Akademi Kepolisian Semarang, seperti yang dilansir dari Republika.co.id, Selasa (28/7).

Menurut dia, latihan bisa diberikan di mana saja, mengingat seluruh kodam memiliki fasilitas tersebut. Adapun untuk pelaksanaannya, kata dia, tergantung keputusan siap karena TNI siap setiap saat.

Diketahui sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirimkan surat kepada Panglima TNI terkait permintaan pelatihan Raider untuk Brimob oleh Kopassus. Fuad mengakui, surat permintaan dari Kapolri tersebut memang ada. Meski belum dibahas lebih lanjut, menurutnya permintaan itu juga tidak akan dikabulkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization