Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / 14 Meninggal dan 141 Luka-luka dalam Ritual Sunatan Massal di Afrika Selatan

14 Meninggal dan 141 Luka-luka dalam Ritual Sunatan Massal di Afrika Selatan

Namanya 'Ulwaluko', tradisi sunat massal yang dilakukan Suku Xhosa di Afrika Selatan yang dilakukan antara bulan Mei dan Juli setiap tahun. (liputan6.com)
Namanya ‘Ulwaluko’, tradisi sunat massal yang dilakukan Suku Xhosa di Afrika Selatan yang dilakukan antara bulan Mei dan Juli setiap tahun. (liputan6.com)

dakwatuna.com – Johannesburg.  Tradisi sunatan massal di Provinsi Cape Timur, Afrika Selatan, Ahad, 5 Juli 2015, menelan korban jiwa 14 remaja, dan 141 lainnya luka-luka. Menurut otoritas setempat, korban menderita karena dehidrasi, luka-luka, radang, dan cedera di bagian penisnya.

“Sebanyak 14 remaja meninggal dan 141 luka-luka, mereka dilarikan ke sejumlah rumah sakit,” kata Juru bicara Kementerian Kesehatan, Sizwe Kupelo, kepada kantor berita AFP, dikutip dari tempo.co. Dia melanjutkan, sembilan korban sedang menunggu penyambungan penis.

Ritual sunatan massal ini dilakukan oleh remaja sebagai pertanda menuju dewasa yang biasanya dilakukan dalam sebuah upacara tradisional selama dua hingga empat pekan untuk mengukur kekuatan fisik mereka.

Selama upacara berlangsung, para remaja itu mempertaruhkan nyawanya. Setiap tahun, ritual ini merenggut nyawa remaja laki-laki. “Kematian selalu ada,” kata Juru bicara Kementerian Urusan Tradisi di Cape Timur, Mamkeli Ngam.

Menurut laporan sejumlah media, sebanyak 41 ribu remaja laki-laki Cape Timur -salah satu provinsi di Afrika Selatan yang paling berpengaruh- telah mengikuti tradisi sunatan massal pada tahun lalu.

Khitanan massal di Afrika Selatan dapat mendatangkan keuntungan bagi panitia pelaksana, mereka bisa meraup sekitar US$ 120 (sekitar Rp 1,6 juta) per kegiatan, namun sebaliknya bagi anak-anak mereka tak dapat hasil sama sekali. Mereka justru kerap diperlakukan kasar dan tak mendapatkan makanan dari panitia.

Pada Juni 2015, kepolisian Afrika Selatan menyelamatkan 11 remaja laki-laki dari pemaksaan kegiatan sunatan massal setelah orang tua mereka melaporkan anak-anak mereka diambil dari jalanan agar ikut serta dalam kegiatan sunatan missal.

Ritual sunatan massal bukan kali ini saja yang memakan korban jiwa. Dikutip dari liputan6.com, sebanyak 30 orang remaja dilaporkan tewas dan 300 orang lainnya harus dilarikan kesejumlah rumah sakit setelah mengikuti ritual sunatan massal tersebut.

“10 orang lagi baru saja diselamatkan dari hutan,” ungkap juru bicara Departemen Kesehatan Afsel Sizwe Kupelo, seperti dimuat News.com.au, Senin (8/7/2013).

Dalam ritual ini, para pemuda dari suku Xhosa, Sotho, dan Ndebele dikirim ke hutan. Untuk menjalani ritual menuju kedewasaan di hutan selama sebulan. Mereka juga diwajibkan untuk uji nyali di hutan. (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization