Topic
Home / Berita / Perjalanan / Masjid Bandara Halim Perdana Kusuma, Kesyahduhan yang Tersembunyi

Masjid Bandara Halim Perdana Kusuma, Kesyahduhan yang Tersembunyi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Masjid Bandara Halim Perdana Kusuma (darso)
Masjid Bandara Halim Perdana Kusuma (darso)

dakwatuna.com – Pada bulan Ramadhan begini, di siang orang biasanya berburu msjid. Selain untuk shalat, biasanya orang mencari masjid yang nyaman dan tenang untuk ber-i’tikaf atau sekedar tidur siang. Orang bisanya mendatangin Masjid Istiqlal, Masjid Al Azhar, atau Masjid Cut Meutiah atau masjid ternama lainnya. Sedangkan masjid di Bandara Halim Perdana Kusuma tidak dilirik orang. Itu karena memang letaknya yang tak umum diketahui orang. Padahal di masjid ini kita bisa sama tenggelam dalam kesyahduan.

Bilangan Ramadhan belum sebanyak jumlah jari sebelah tangan, tapi penulis harus berangkat ke Solo memenuhi udangan salah satu orang terkenal di kota itu. Dalam tiket elektronik yang dikirim ke email penulis, terbaca Halim Perdana Kusuma sebagai bandara keberangkatan.

Cukup senang memang, karena sudah lama berharap bisa terbang dari bandara ini setelah pemerintah membolehkan penerbangan komersil mengudara di sini. Apalagi, bagi penulis yang tinggal di Bekasi mendatangi Bandara Halim cukup menyenangkan, dekat dan cepat sampai. Cukup sekali naik bis kota dengan waktu tempuh tak lebih dari setengah jam kemudian disambung dengan angkutan kota atau ojek pintu tol Cawang, hanya sepuluh menit sudah sampai ke gerbang bandara. Dari situ cukup berjalan kaki lima menit sudah sampai di bangunan terminal. Dengan taksi juga tak banyak angka yang berputar di argo meter, kurang dari seratus ribu. Kalau ada macet menghadang, masih banyak jalan alternatif yang bisa ditempuh untuk mencapai bandara ini.

Sampai di bandara ini, hati penulis tergoda untuk mendatangi masjid yang berada tepat diseberang gedung terminal. Karena ukurannya yang besar dengan menara yang menjulang, keberadaan masjid ini cukup mencolok. Masjid ini begitu simetris denga keberadaan bangunan utama terminal.

Masjid ini terbilang muda karena belum berusia 25 tahun. Tanggal 24 April tahun ini, masjid yang dinamai Baitussalaam Al Mathaar Bandar Udara Halim Perdana Kusuma ini berusia 23 tahun terhitung dari tanggal peresmiannya. Pada prasasti peresmian yang tertempel di dinding luar masjid ini tertulis Ir. Azwar Anas sebagai Menteri Perhubungan yang menandatangani peresmiannya. Masjid ini dibangun dengan arsitektur modern dengan nuansa Jawa. Ini bisa dilihat dari bentuk kubah berundak, langit-langit, fentilasi, mihrab hingga ornamennya. Dari ukurannya, masjid ini bisa menampung lebih dari 3000 jamaah.

Jamaah masjid ini adalah para pekerja yang beraktivitas di bandara ini juga para pengguna jasa bandara lainnya. Pada hari jumat dan aktivitas Ramadhan, anggota TNI AU dan keluarganya serta masyarakat sekitar bandara juga datang dan mengisi masjid ini.

Jika dalam bulan Ramadhan seperti ini, masjid ini cocok untuk ber-iktikaf. Di samping suasananya yang tenang dan menyejukkan, masjid itu juga tak terhindar dari kebisingan lalulintas. Suara pesawat yang landing dan take off tidak sampai menembus tembok masjid.

Hari ini, Jumat 9 Ramadhan. Penulis kembali ke masjid ini untuk menikmati kesyahduhannya, ber-i’tikaf hingga Asar nanti. Selesai sholat Asar berjamah, masih cukup waktu untuk pulang ke rumah berbuka puasa, di Bekasi. (darso/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Lahir di Papela, Kec. Rote Timur, Kab. Rote Ndao. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan Bahagia, Bekasi. Pernah di redaksi Majalah Warnasari (Pos Kota Group) dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization