Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Pemimpin Berjiwa Kaderisasi

Pemimpin Berjiwa Kaderisasi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mampu melakukan kaderisasi. Melalui, tangan dinginnya akan lahir pemimpin-pemimpin baru yang siap melanjutkan rintisan perjuangannya. Pemimpin berjiwa kaderisasi, dengan serius membina kader-kader penggantinya dari waktu ke waktu. Bahkan amanah kaderisasi terus terngiang-ngiang dalam jiwa dan pikirannya. Setiap kali ada peluang dan kesempatan, ia akan memunculkan sang pemimpin baru. Ia akan mengangkat sang pemimpin baru, dari manapun sang pemimpin berada. Jika Ciputra dengan jiwa entrepreneurshipnya berambisi mengubah sampah menjadi emas, maka sang pemimpin berjiwa kaderisasi ingin mengangkat sang pemimpin baru dari kumpulan pegawai rendahan sekalipun.

Pemimpin berjiwa kaderisasi harus berjiwa besar. Jiwanya terbuka lapang, seluas langit dan bumi. Jiwanya menerobos batas generasi hingga jauh ke depan. Jiwanya ingin hidup abadi dengan karya gemilang, seiring jasadnya yang kian hari kian melemah. Jiwanya ingin segera mewariskan seluruh kapasitas dan kemampuan, agar kelak menjadi amal jariyah bagi jasad yang waktunya terbatas.

Pemimpin dengan mental kaderisasi, bukan hanya berpikir untuk mencetak seorang pemimpin, akan tetapi ia bertekad untuk melahirkan pemimpin yang lebih hebat dari dirinya sendiri. Hal ini didorong oleh keyakinan bahwa sang pemimpin baru akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari apa yang dihadapinya saat ini. Jika sang pemimpin baru tidak lebih baik, maka akan menyalahi sunnatullah. Statement pengkaderan yang digelorakan kepada para kadernya adalah; “jika kalian tidak lebih baik dari saya, lebih baik kalian tidak lahir dan saya tidak mati. Adanya kelahiran dan kematian, meniscayakan bahwa kalian akan menjadi pemimpin-pemimpin yang lebih baik dan lebih hebat”. Kata-kata itu begitu dalam menghujam dalam benak para kadernya. Pernyataan itu menghentak kesadaran para kader, betapa sang pemimpin begitu bangga jika dalam waktu tidak lama akan segera hadir sang pemimpin baru sebagai penggantinya. Sungguh kata-kata yang tulus, keluar dari percikan jernih hati nuraninya.

Namun kesadaran manusia kadang kala menafikan pemimpin berjiwa kaderisasi. Kepentingan jangka pendek seringkali mengubur idealisme dan perjuangan sang pemimpin. Seiring dengan proses kaderisasi, dari tangan sang pemimpin ini bermunculan pemimpin-pemimpin baru. Pemimpin baru pun sudah sangat siap untuk menggenggam estafet kepemimpinan. Sehingga pernah terjadi 50 tahun yang lalu, para calon pemimpin ingin menggulingkan sang pemimpin yang telah mengadernya. Sungguh ironi sebuah kaderisasi.

Pada akhirnya, sang pemimpin kaderisasi harus bersiap siaga kembali ke baraknya dalam keheningan dan kesunyian. Post power syndrome ia harus hindari di masa produktifnya sekalipun. Sang pemimpin harus terus mampu menciptakan sawah-sawah baru untuk menanam benih kepemimpinan. Nasehat bijak yang selalu diingat; “Lemparkan kebaikanmu seperti engkau melemparkan sampah ke aliran air di sungai dan lupakanlah! Ingatlah suatu saat, sampah itu akan mendatangimu kembali”.

Idealnya pemimpin berjiwa kaderisasi berada di tengah para kader-kadernya yang berakhlak mulia. Jika hal itu sulit diwujudkan, tidak mustahil jika kemudian akan banyak pemimpin yang tidak ingin melahirkan kader-kader terbaiknya. Di satu sisi, seorang pemimpin sangat ingin mewarisi ilmunya tetapi pada saat yang sama sang pemimpin khawatir bahwa kepemimpinannya tidak akan berlangsung lama dengan hadirnya sang pemimpin baru. Post power syndrome akan menjangkiti sang pemimpin, jika keikhlasan tidak mendarah daging dalam jiwanya. Sungguh pemimpin kaderisasi adalah pemimpin berjiwa besar yang menempatkan kadernya lebih tinggi dari dirinya sendiri.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dosen STIU Al-Hikmah

Lihat Juga

Kaderisasi Pemuda: Investasi Tegaknya Agama

Figure
Organization