Topic
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Desa Mandiri Lewat Inovasi Anak Negeri

Desa Mandiri Lewat Inovasi Anak Negeri

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sosialisasi Pupuk Hayati ke Warga Masyarakat (Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Warga Desa Ngrayung). (Sunali Agus Eko Purnomo)
Sosialisasi Pupuk Hayati ke Warga Masyarakat (Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Warga Desa Ngrayung). (Sunali Agus Eko Purnomo)

dakwatuna.com – Indonesia merupakan negara agraris di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Berdasarkan data BPS 2013 jumlah petani di Indonesia sebesar 31,7 juta orang yang terdiri dari laki-laki berjumlah 24,36 juta orang dan perempuan 7,4 juta orang. Secara geografis Indonesia juga punya potensi alam yang besar dengan wilayah daratan yang sangat subur, hal ini salah satunya disebabkan sepertiga wilayahnya dilewati barisan pegunungan dunia, sehingga potensi pertanian Indonesia sangatlah tinggi, oleh karena itu sektor pertanian memilki peranan yang penting terhadap masalah ketahanan pangan negara. Berdasarkan data BPS 2002, bidang pertanian mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi 44,3 % penduduk Indonesia dan menyumbang sekitar 17,3 % dari total pendapatan domestik bruto. Pemerintah sendiri juga terus berusaha agar dapat tercapai ketahanan pangan yang dituangkan dalam Undang-Undang No.7 1996 yang berisi bahwa ketahanan pangan adalah terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau, sehingga pemerintah berusaha untuk mencapai itu melalui pemberian alokasi APBN untuk kementerian pertanian di tahun 2014 ini sebesar 15,47 triliun, tetapi yang perlu diingat dalam menggunakan sumber daya alam untuk kelestarian lingkungan, maka harus dilakukan 4 hal yaitu menaikkan produktivitas pertanian (productivity), meningkatkan stabilitas produk (stability), mempertahankan aspek kesinambungan (sustainability) dan meningkatkan pemerataan (equitability) (Soekartawi, 2010).

Kondisi geografis maupun anggaran yang telah dialokasikan ternyata belum sesuai dengan harapan, salah satunya seperti yang telah dilaporkan World Food Programmed dan Dewan Ketahanan Pangan 2009, ternyata masih terdapat 100 kabupaten yang masih rawan pangan. Pada umumnya petani Indonesia merupakan petani subsistensi yakni mengolah sawah hanya untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya sendiri dan keberadaan petani dan lahan bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, tetapi kebanyakan masyarakat pada umumnya terutama yang ada di daerah-daerah pelosok atau desa, pengetahuan mereka tentang sistem pertanian yang baik kurang memadai, kebanyakan mereka berpikir bagaimana agar hasil pertaniannya melimpah dan tidak mengalami kerugian, tanpa berpikir bagaimana dampak akibatnya untuk 20-50 tahun yang akan datang terutama bagi lahan pertanian mereka ataupun kualitas dari hasil panennya. Sementara itu lahan pertanian juga kian hari semakin terbatas disebabkan semakin maraknya pembangunan dan terus semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang ada sedangkan kebutuhan akan pangan terus meningkat. Selain itu harga pupuk kimia pun makin mahal karena pembatasan subsidi dan kedepan akan dihilangkan subsidi pupuk kimia ini, karena merusak lingkungan.

Berbagai program dari pemerintah pun banyak dicanangkan seperti PNPM-MPD (Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat-Mandiri Pedesaan) namun banyak kejanggalan yang terjadi di dalamnya hingga anggaran dana yang digunakan kurang termaksimalkan seperti banyaknya konsultan dan pendamping yang bekerja seenaknya. Selain itu ada pula program internasional yaitu Program MDGs (Millenium Development Goals). Salah satu tujuan dari program ini yaitu mengentaskan kemiskinan dan kelaparan serta melestarikan lingkungan hidup. Berdasarkan hal ini, dilakukan suatu inovasi di bidang pertanian yaitu dengan Pupuk Hayati (Biofertilizer). Pupuk Hayati merupakan suatu bahan yang mengandung mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kualitas tanaman melalui peningkatan aktivitas biologi, sifat fisik dan kimia tanah (Mezuan et al., 2002). Mikroba yang digunakan yaitu mikroba penambat N di udara, Pelarut Pospat, sebagai Dekomposer, penghasil Fitohormon, dan sebagai anti hama secara alami yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan secara otomatis bisa mengurangi biaya produksi yaitu pengurangan dalam penggunaan pupuk kimia yang kian hari semakin mahal padahal bisa mencemari bahkan merusak lingkungan (Suwarni, 2002).

Metode yang dipakai yaitu pendekatan PRA (Partisipatory Rular Appraisal) yaitu melibatkan petani dan buruh tani dalam seluruh kegiatan, hal ini bertujuan untuk menjadikan masyarakat menjadi peneliti, perencana, pelaksana pembangunan dan bukan hanya sekedar objek proyek pembangunan. Selain itu agar tercapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan para petani sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin. Setelah adanya transfer ilmu (knowledge) yang hampir rata-rata 90 % tidak mengetahui mengenai pupuk hayati mampu berubah menjadi 40 %. Selain itu kemampuan (skill) dan keterampilan para petani dan buruh tani pun juga meningkat, dibuktikan dengan mampu membuat, mengembangkan dan mengimplementasikan pupuk hayati ini pada tanamannya. Lalu dibentuklah Koperasi Tani sebagai sarana penyejahteraan masyarakat dan Perpustakaan Tani sebagai peningkatan pengetahuan dan wawasan para petani dan buruh tani serta sebagai wadah berdiskusi dan berbagi inspirasi maka dibuatlah grup media sosial yang berisi para petani, buruh tani, dan pemuda peduli tani. Itulah serangkaian kegiatan yang telah kami lakukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dengan judul “Penerapan BioRhiz (Biofertilisasi Rhizoma) Sebagai Langkah Inovatif dalam Meningkatkan Hasil Pertanian terutama Kacang-Kacangan di Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban Sebagai Promotor Indonesia Mandiri Pangan dan Terwujudnya Program Pemerintah MDGs (Millenium Development Goals)”.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 Biolodi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Kadept. Syiar JIMM FST UNAIR dan Peserta PPSDMS Nurul Fikri angkatan VII Regional 4 Surabaya.

Lihat Juga

Human Initiative Distribusikan Bantuan Ke Lampung Selatan

Figure
Organization