Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Tetangga yang Mulia

Tetangga yang Mulia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Tetangga adalah keluarga yang paling dekat dengan kita, yang rumah-rumah mereka bersampingan dengan rumah kita, yang pintu-pintu rumah mereka paling dekat dengan kita. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Tetangga adalah orang yang paling dekat untuk kita meminta bantuan, tetangga adalah orang yang akan datang pertama saat mendengar kabar kepergian (meninggal) kita atau salah satu anggota keluarga kita, mereka yang akan mengurusi jenazah kita, selagi raga kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa, tetangga yang akan merasakan juga kelaparan yang kita rasakan, lalu mereka berbaik hati membagi makanan yang mereka punya.

Tetapi tidak sedikit antar tetangga yang saling bermusuhan, tidak saling peduli, tidak mau menolong, seakan menutup mata dan telinga. Hal ini adalah hal yang sangat dilarang, dalam aspek sosial maupun agama. Dalam agama islam, Rasulullah sangat memuliakan tetangganya, bahkan kemuliaan kita pada tetangga menjadi salah satu ukuran keimanan kita.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari Muslim)

Allah berfirman dalam Quran Surat An-Nisa (4) ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Rasulullah juga bersabda, “Sahabat yang paling disukai di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya.” (HR At-Tirmidzi)

Maka jelas sekali sikap yang harus dilakukan kepada tetangga kita, sikap yang baik yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah.

Selain anjuran untuk memuliakan tetangga, Rasulullah juga mengabarkan kita tentang ancaman atas sikap buruk yang kita lakukan kepada tetangga kita, beliau bersabda, “Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman.” Kemudian ada yang bertanya, “Siapa itu wahai Rasulullah?”, beliau menjawab, “Orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya”. (HR Bukhari Muslim)

Bahkan tidak disebut sebagai orang yang beriman ketika mereka tidak memuliakan tetangganya, ia yang berbuat jahat dan tidak mau saling tolong menolong terutama kepada tetangganya.

Jika kita memiliki konflik terhadap tetangga kita, ini hal-hal yang dianjurkan untuk meredam konflik tersebut,

  • Memberi makan tetangga yang kelaparan
  • Memberi makan tetangga walaupun tidak sedang kelaparan, yaitu diberikan sebagai hadiah
  • Memberi salam
  • Menjenguk ketika sakit
  • Meringankan hutang
  • Berkata lemah lembut
  • Bermuka cerah di hadapan tetangga
  • Saling menasihati dalam kebaikan, kebenaran dan kesabaran
  • Meringankan kesulitannya

Berbuat baik kepada tetangga ini berlaku untuk semua manusia, walaupun berbeda agama, suku, budaya, golongan, dll, asalkan mereka tinggal dilingkungan tempat kita tinggal, maka mereka adalah tetangga yang harus kita muliakan.

Wallahu a’lam.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi beasiswa unggulan tingkat 2 Universitas Esa Unggul, JakBar. Assistant Laboratorium. HMJ. LDK.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization