Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Aku dan Kamu di Universitas Ramadhan

Aku dan Kamu di Universitas Ramadhan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Sebentar lagi kita akan memasuki sebuah universitas besar dan mulia untuk umat Islam. Universitas itu adalah universitas Ramadhan. Universitas yang di dalamnya, Allah-lah yang langsung menjadi murabbi (guru) untuk kita. Bulan Ramadhan adalah bulan yang amat mulia. Bulan inilah yang menjadi bulan dambaan bagi seluruh makhluk Allah SWT. Karena di bulan ini, banyak sekali rezeki yang Allah berikan kepada makhluk ciptaannya, terutama manusia sebagai makhluk yang sempurna. Memasuki bulan Ramadhan, kita selaku umat manusia perlu mengambil pelajaran-pelajaran penting dari setiap peristiwa yang terjadi setiap harinya di bulan suci ini. Karena setiap peristiwa pasti ada berkah dan hikmah yang dapat dipetik.

Pelajaran pertama yang perlu dipahami di bulan Ramadhan adalah memperbaharui energi yang amat besar. Artinya, energi yang amat besar ini amat perlu kita miliki – karena kita perlu berlomba-lomba dalam meraih berkah di bulan yang penuh berkah, meraih rezeki di bulan yang penuh rezeki, dan meraih cinta di bulan yang penuh cinta. Cara untuk memperbesarkan energi itulah dengan iman. Iman adalah kunci untuk memperbaharui energi yang amat besar. Karena dengan iman, energi itu akan menghasilkan asshabru (sabar), izzah (kehormatan), dan assajaah (keberanian). Sabar adalah tolak ukur yang penting di bulan Ramadhan. Karena dengan sabar kita bisa menahan hawa nafsu yang menggoda. Selain sabar, energi yang berasal dari iman adalah kehormatan. Banyak orang besar yang jatuh karena kehormatannya karena tidak bisa menahan hawa nafsunya. Namun banyak orang yang biasa-biasa saja, tinggi kehormatannya karena bisa menahan hawa nafsunya. Di bulan Ramadhan inilah sudah barang tentu kita harus memahami konteks dari kehormatan itu sendiri. Kunci mendapatkan kehormatan itu adalah, kita bisa menahan hawa nafsu kita dan terus bekerja dalam kerja-kerja kebaikan di bulan yang penuh kerja dan rezeki ini. Terakhir adalah keberanian. Sudah sepantasnya seorang muslim memiliki keberanian dalam menahan hawa nafsu dan segala hal yang batil dalam bulan penuh keberanian ini. Ingatkah kita, setiap penaklukan dan ekspansi besar yang dilakukan kaum muslimin terjadi di bulan Ramadhan. Maka sudah semestinya kita mewarisi semangat keberanian itu untuk diaplikasikan di bulan penuh keberanian.

Pelajaran kedua yang perlu dipahami di bulan Ramadhan adalah al murajaah Al Qur’aniyah (Mengingat hafalan Quran). Al Quran dan Ramadhan adalah dua hal yang amat istimewa dan tak terpisahkan. Karena Al Quran diturunkan oleh Allah SWT di bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan, saat di mana diturunkannya Al-Quran.” (QS. Al Baqarah ayat 185). Di ayat lain Allah juga mengatakan “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadr.” (QS. Al Qadr ayat 1). Kemudian Allah juga menegaskan kembali bahwa “Sesungguhnya kami telah menurunkannya, pada malam yang diberkahi” (QS. Ad Dukhan ayat 3). Ayat-ayat tersebut menggambarkan bahwa ada relasi yang amat istimewa antara kitab yang sangat istimewa dan bulan yang sangat istimewa. Kita juga perlu belajar dari kisah Rasulullah SAW yang setiap malam bertemu malaikat Jibril. Pertemuan Jibril dengan Rasulullah setiap malam pada bulan Ramadhan, memberikan satu gambaran tentang pertemuan istimewa, istimewa karena pertemuan antara Rasul yang paling agung, dengan Malaikat yang paling agung, mengulang lantunan lafaz-lafaz Kalam Allah, Dzat yang Maha Agung. Di bulan Ramadhan inilah, interaksi kita dengan Al Quran perlu ditingkatkan kembali. Membaca dan mengulang-ulang hafalan harus sering kita lakukan agar timbul rasa cinta kita kepada kitab yang sempurna ini.

Pelajaran ketiga yang perlu dipahami di bulan Ramadhan adalah melipatgandakan ibadah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak bonus dari Allah SWT. Di samping orang yang beriman dimuliakan dengan puasa, juga dimuliakan dengan berbagai amal sunah di bulan Ramadhan. Beramal sunah pada bulan Ramadhan akan diberi pahala seperti ibadah wajib, sedangkan beribadah wajib pahalanya akan dilipat gandakan pahalanya menjadi 70 kali lipat dibanding pada bulan yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Allah SWT sedang mengobral pahala pada setiap bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda, Seandainya umatku mengerti kebaikan-kebaikan yang ada di bulan ini (Ramadhan), niscaya umatku mengharapkan dalam setahun menjadi Ramadhan semuanya” (HR. Ath-Thabrani).

Pelajaran keempat yang perlu dipahami di bulan Ramadhan adalah tahari lailatul qadar (bersungguh-sungguh mendapatkan malam lailatul qadar. Malam ini adalah malam istimewa, karena Allah mengatakan “Sesungguh Kami menurunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al Qadar ayat 1-5). Turunnya malam lailatul qadar memang masih ada perbedaan pendapat di sebagian ulama. Namun Pendapat yang paling kuat terjadi malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pelajaran kelima yang perlu dipahami di bulan Ramadhan adalah taubat. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan. Bulan ini menawarkan peluang emas bagi kita untuk menghapus dosa-dosa kita selama satu tahun terakhir. Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (shalat malam). Barang siapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR. Ahmad). Jika kita bermuhasabah selama satu tahun terakhir, tentu kita akan kaget dengan dosa-dosa yang kita lakukan. Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan hidup dan merasakan bulan penuh ampunan ini oleh Allah SWT. Kesempatan ini tentu jangan sampai kita abaikan. Manfaatkanlah detik demi detik dan menit demi menit untuk meminta ampun ke Rabb kita. Mari kita menyeru kepada setiap insan untuk bergegas menuju pelataran Tuhan pemilik langit dan bumi. Dialah Allah SWT yang rahmat-Nya lebih luas dari segala sesuatu, dan pintu ampunan-Nya senantiasa terbuka dari segala penjuru. Semua harus tahu bahwa suara yang paling merdu adalah suara orang yang kembali kepada Allah, orang yang membebaskan diri dari penghambaan terhadap setan serta mengarahkan semua anggota tubuhnya menuju kepada Allah semata. Melalui risalah ini, mari kita kenali cara kembali dan bertobat kepada Allah dari segala dosa dan maksiat.

Mari kita mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam universitas Ramadhan. Universitas yang akan mendidik kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi. Karena di dalamnya Allah menjanjikan kepada hamba-Nya tentang sebuah pahala yang amat besar dan ampunan yang amat luas. Aku dan kamu (kita) di universitas Ramadhan ini adalah orang-orang yang masih diberi kesempatan hidup dan merasakan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan suci ini sebagai pembenahan diri dan momentum untuk bangkit.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Staf Direktorat Aparatur Negara, Kementerian PPN Bappenas | Peneliti Center for Information and Development Studies (CIDES) Indonesia | Mahasiswa S2 Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization