Topic
Home / Berita / Opini / Andaikan Salafy dan HT Bersikap Seperti Salafus Shalih dan Khalifah ‘Ala Minhajin Nubuwwah

Andaikan Salafy dan HT Bersikap Seperti Salafus Shalih dan Khalifah ‘Ala Minhajin Nubuwwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Lambang gerakan Ikhwanul Muslimin (islammemo)
Lambang gerakan Ikhwanul Muslimin (islammemo)ul

dakwatuna.com – Di kalangan arus bawah, kita disuguhkan fenomena “kritik berlebihan” kelompok Salafy dan Hizbut Tahrir terhadap Ikhwanul Muslimin. Namun saat ini, kita paham siapa yang justru paling dinistakan oleh penguasa kudeta As-Sisi di Mesir? Tiada lain, hanya Ikhwanul Muslimin. Malah kelompok Salafy melalui Ketua Partai An-Nour dan Jubirnya, memanas-manasi suasana. Di antaranya, sebutan kepada Ikhwanul Muslimin sebagai Khawarij. Malah kelompok Salafy An-Nour turut serta dalam umrah bersama Mendagri Mesir, yang diketahui “membantai” jamaah shalat Shubuh di Rab’ah, depan Garda Republik, dan Ramses.

Hal lumrah terjadi dengan Hizbut Tahrir. Selain di jalur Gaza, Ramallah Palestina, Mesir, HT senantiasa mengobarkan paham antidemokrasi dan mengidentikkan perjuangan melalui demokrasi sebagai “pelacuran, kera, anjing, sampah”. Seandainya kita mau sedikit membuka sejarah, kita akan menemukan fakta: bahwa bagaimanapun perbedaan paham antara gerakan Islam, sama sekali tidak boleh dimanfaatkan musuh-musuh Islam untuk kemudian hari menguasai Islam dan tanah airnya.

Sebagai contoh. Mari perhatikan fragmen berikut. Perilaku dan akhlak 2 sahabat Nabi, yang kendati berbeda pendapat bahkan hingga berperang. Namun satu sama lain tak ikhlas, jika perbedaan di kalangan umat Islam dijadikan “senjata” yang mematikan umat Islam sendiri.

Surat dari Kaisar Romawi kepada Mu’awiyah: “Kami mengetahui apa yang terjadi antara kalian dengan Ali bin Abi Thalib, dan menurut kami, kalian-lah yang lebih berhak menjadi khalifah dibanding dia (Ali bin Abi Thalib). Kalau kamu mau, akan kami kirimkan pasukan untuk membawakan kepadamu kepala Ali bin Abi Thalib.”

Mu’awiyah menjawab surat tersebut: Dari Muawiyah kepada Heraklius (Hiroql): “Apa urusanmu ikut campur urusan dua saudara yang sedang berselisih? Kalau kamu tidak diam, akan aku kirimkan pasukan kepadamu, pasukan, yang mana bagian terdepan berada di tempatmu dan yang terakhir berada di tempatku ini, yang akan memenggal kepalamu dan membawakannya kepadaku, dan akan aku serahkan ke Ali.”

Kini umat Islam di Mesir harus menerima pil pahit, ketika:

  1. Wakil menteri Agama Mesir mengatakan, bahwa umat Islam di Mesir adalah imigran yang dikasihani Kristen Koptik.
  2. I’tikaf di masjid-masjid dilarang, kecuali menyerahkan KTP atau ID card kepada pihak keamanan.
  3. Theodorus II, pemimpin Kristen Koptik di Mesir menegaskan, “Di era As-Sisi, Kristen Koptik mendapatkan kemuliaan yang dulu dirampas oleh Amru bin Ash.”
  4. Maraknya pelecehan terhadap ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Rasulullah. Hingga Syaikh-syaikh yang berpakaian seragam Al-Azhar berani mengatakan terang-terangan di TV, “Kami tidak mengimani hadis-hadis Imam Bukhari, karena ditulis setelah 230 tahun dari wafatnya Nabi.”

Belum fatwa-fatwa yang mengharamkan mengkritisi As-Sisi, tapi membolehkan membunuhi demonstran! Katakanlah Ikhwanul Muslimin itu salah, apakah lantas boleh membiarkan pembantaian terjadi dan Mesir kini dikomando oleh Israel? Namun Allah mematikan nurani, kendati dalil-dalil dan teriakan-teriakan perjuangan terkesan sangat Islami!

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.

Lihat Juga

Mursyid Ikhwanul Muslimin Divonis Hukuman Seumur Hidup

Figure
Organization