Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Senandung Untaian Putih Cinta

Senandung Untaian Putih Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Love, cinta...dakwatuna.com – Teringat perbincangan tak sengaja antara saya dan seorang laki-laki yang begitu menggebu menceritakan cintanya. Astaghfirullah, semoga Allah mengampuniku dan mengampuninya karena tanpa sengaja melakukan ini, berduaan di tengah keramaian. Semoga Allah selalu melindungi kita dari godaan setan yang selalu ingin mengajak manusia untuk menjadi temannya di neraka. Ah, sungguh, saya hanya bisa menuliskan ini untuknya dan saudara-saudariku di belahan bumi mana pun.

Seorang aktivis tak akan punya waktu untuk terus larut dalam urusan cinta karena hati dan pikirannya telah tercurahkan dengan ikhlas karena Allah untuk memperbaiki diri, keluarga, bangsa, dunia, dan umat yang begitu dicintainya karena Allah. Memang, sangat alamiah jika cinta hinggap di dalam hati dan pikiran, tapi bagi seorang aktivis, cinta itu hanya hinggap sejenak karena sejatinya ia tahu bahwa Allah telah memberikan banyak cara untuk menahan cinta itu agar tak menjadi cinta berbuah dosa, naudzubillah. Sesungguhnya Rasulullah pernah berkata, “Cintailah sesuatu sewajarnya, karena mungkin suatu ketika ia akan menjadi sesuatu yang kau benci. Dan sederhanalah dalam membenci, karena suatu saat mungkin ia menjadi sesuatu yang kau cinta.” Ah, sungguh indah. Lantas, perkataan siapa lagi yang lebih indah dan mulia daripada perkataan Rasulullah?

Ingin rasanya mengutip beberapa kalimat yang terlukis indah dari Ustadz Salim A. Fillah, semoga Allah selalu mencurahkan rahmat untuk beliau, dalam bukunya yang bertajuk Agar Bidadari Cemburu Padamu. Beliau berkata, saat kemampuan menikah belum di tangan, biarlah cinta berekspresi menjadi keshalihan, perbaikan hari demi hari karena semata janji Ilahi telah terukir di pelataran wahyu: keshalihan menjumpai keshalihan dan kebusukan menjumpai kebusukan. Begini ayatnya, “Wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik…” (An-Nur: 26). Terus berlimpah doa semoga kita termasuk dalam golongan wanita atau lelaki yang baik hingga akhirnya pasangan kita nanti adalah pasangan yang baik pula. Tak benar jika dikatakan bahwa cinta itu buta. Cinta itu akan mencari dan memilih pasangan cintanya yang bisa membawanya menaiki tangga-tangga surga Allah. Cinta itu mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih, dan ceria. Terkadang juga bermanifestasi menjadi luh yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jerih, dan badai… Tak pernah ia dihukumi haram karena ia bukan virus yang memberikan penyakit pada jiwa yang sering kita salah tafsirkan. Justru cinta adalah makhluk Allah yang harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya. Penyakit yang datang dari setan, syahwat, maupun syubhat. Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu menyembunyikan semerbak wanginya, eksistensi cinta mengejawantah dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri, keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa keihklasan yang digantungkan pada Pemilik ‘Arsyi Maha Tinggi, ia akan mati. Ia mati, persis seperti setangkai mawar yang dipotong hanya untuk dipersembahkan pada kekasih.

Kalau para remaja gila mengatakan -dan melakukan- zina sebagai pembuktian cinta, maka berbahagialah kita yang menyusun kata iman, hijrah, dan jihad dalam kalimat cinta kita. Cinta yang seperti ini telah terlantun indah dalam surah yang berbunyi, “…Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah di dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan…” (Al-Hujurat: 7)

“Sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisah dari lelaki.” (HR Ahmad dan Al Baihaqi). Ah, sesungguhnya begitu indah jika kita bercinta dan memikirkan cinta ketika kita telah menjadi halal antara yang satu dengan yang lain, karena sesungguhnya semua kemesraan dan kecemburuan yang paling indah dan berpahala adalah kemesraan dan kecemburuan saat dia telah menjadi bagian dari penyempurna ibadah kita. Bukan sekarang. Sekarang belum saatnya, karena memang kita belum siap untuk menikah. Kecuali bagi kita yang sudah siap untuk meminang dan dipinang maka segera lakukan ta’aruf, hindarkan zina, hindarkan penyakit hati, hindarkan cinta berbuah dosa, hindarkan pacaran, karena sejatinya, sekali lagi, semua kemesraan itu akan indah dan mulia jika dilakukan ketika dia telah menjadi halal bagi kita, semua kemesraan itu akan menjadi pahala dan bekal kita untuk bersanding lagi dengan cinta kita di surga Allah kelak. Ah, bukankah kita juga tak mau mendapatkan pasangan yang hatinya pernah terisi oleh perempuan atau laki-laki lain? Bukankah kita juga tak mau mendapatkan pasangan yang pernah berzina dengan perempuan atau laki-laki lain? Perlu diketahui bahwa zina dalam Islam tak hanya bersetubuh, tapi berpegangan tangan maupun saling berkasih sayang sebelum halal juga termasuk zina.

Jadi, jika tak ingin dibilang pengangguran atau pembuang-buang waktu, gunakanlah waktumu semaksimal mungkin untuk menjadi pejuang peradaban dan menjadi saksi dan bagian dari tegaknya kembali zaman kekhalifahan setelah zaman pemimpin yang zalim. Teringat akan kata-kata Imam Syahid Hasan Al-Banna, “Kalau saja waktu bisa dibeli.. Betapa ingin saya membeli waktu milik orang-orang yang menganggur itu agar semuanya menjadi ‘amal yang muntijah (produktif) dalam da’wah. Karena, al wajabat aktsaru minal auqat, kewajiban jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia.”

Semangat beramal shalih dan persiapkan diri sebaik-baiknya untuk mendapatkan pasangan yang sebaik-baiknya pula, insyaAllah. Semoga Allah merahmati kita semua. Aamiin.

Semoga bermanfaat, jika terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam bersenandung, mohon dimaafkan karena sejatinya kesalahan adalah milik saya dan kebenaran adalah milik Allah.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa FKM UI.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization