Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Degradasi Moral Generasi Abad ke-21

Degradasi Moral Generasi Abad ke-21

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Tawuran Antar Warga (inet)
Tawuran Antar Warga (inet)

dakwatuna.com – Aditya Wahyudi Budi Hartanto alias Adit (24), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) yang merangkap kerja paruh waktu sebagai disc jockey (DJ) di Club Emperor, sebuah tempat hiburan malam, tewas secara menyedihkan akibat dikeroyok sekelompok geng balap motor liar, di Jalan Raya Bung Tomo, Ngagel, Surabaya, Selasa (2/6) pagi. Ia yang mengemudikan mobil Suzuki X-Over nopol W 1233 RG itu mulanya panik menyelamatkan diri usai menyerempet salah seorang pembalap liar hingga mobilnya menabrak pohon. Bukannya ditolong namun korban malah dikeroyok hingga tewas di tempat kejadian perkara. Warga yang melihat tidak berani melerai karena takut akan dikeroyok oleh geng motor yang jumlahnya puluhan. (Beritasatu.com, 3 juni 2015).

Kejadian ini menambah rentetan kerusakan generasi yang semakin menjadi. Kekerasan dan pergaulan bebas menjadi potret buram kehidupan remaja saat ini. Tawuran antarpelajar, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual dan peredaran VCD porno, narkoba dan HIV/AIDS menjadi perkara yang lumrah di kalangan remaja saat ini.

Situasi ini, menurut psikolog Zulia Ilmawat, lahir sebagai dampak penerapan sistem kehidupan sekuler. Di mana nilai kebebasan telah meracuni akal dan naluri manusia. Ketika seseorang tidak memiliki pemahaman agama yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam berperilaku, maka dia akan melakukan apa saja sekehendak dirinya. Melampiaskan emosi sesukanya. Serangan gaya hidup liberal menyerang setiap sudut kehidupan semua rakyat Indonesia. Media massa begitu bersemangat ‘menjajakan’ informasi dan tontonan perilaku hidup bebas. Budaya permisif masuk sampai ke urat nadi bangsa ini,yang akhirnya benteng individu jebol, benteng keluarga runtuh,dan yang paling miris perisai negara tidak ada.

Pemuda-pemuda yang harusnya menjadi barometer penggerak perubahan negeri justru kian rusak dan butuh untuk diselamatkan. Gambaran ini sangat jauh berbeda dengan generasi hasil besutan Islam. Tertulis dengan tinta emas dalam sejarah peradaban manusia, karya besar para pemikir dan saintis Muslim seperti Al-Khawarizmi dengan teori matematikanya, Al- Kindi dengan pemikirannya, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan kesastraannya yang telah menulis Asas Pengobatan (Canons of Medicine) serta Ibnu Al-Haitsami dengan ilmu optiknya.

Apalagi yang diharapkan dari generasi seperti ini. Cukup sudah kita berdiam dan membiarkan kondisi ini seolah generasi kita baik-baik saja. Maka dari itu perlu adanya pencegahan dan penindakan. Pencegahan dapat dilakukan dari empat level. Pertama level individu, Faktor utama yang bisa mencegah seseorang melakukan kejahatan adalah kuatnya keimanan dan ketakwaan dalam diri orang tersebut. Kedua, Pada level keluarga, keluarga harus menjadi bagian terdepan dalam memastikan kualitas dan moral anggota keluarga. Pada level masyarakat, kontrol sosial perlu ditegakkan, Generasi yang bermoral lahir dari masyarakat yang peduli. Terakhir level negara, negara wajib menghentikan berbagai kerusakan melalui berbagai sistem, terutama pendidikan.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat.

Lihat Juga

Launching Asrama Tahfizh ISQ, Gerbang Menuju Generasi Qurani

Figure
Organization