Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Yang Jarang Disadari Tentang Persahabatan

Yang Jarang Disadari Tentang Persahabatan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (iluvislam)
Ilustrasi (iluvislam)

dakwatuna.com – Sesungguhnya, persahabatan adalah hal yang niscaya dalam kehidupan kita. Tidak ada seorang pun manusia yang mampu hidup sendiri karena tidak ada manusia yang sempurna. Setiap kita punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebab itu, kita membutuhkan orang lain untuk melengkapi kekurangan kita, untuk membantu kita memenuhi apa yang kita butuhkan, dan menghindarkan kita dari kesepian.

Kita pantas bersyukur, sebab agama kita—Islam—mengajarkan tentang segalanya di dalam kehidupan kita, termasuk persahabatan. Islam membantu kita untuk membentuk persahabatan yang indah, penuh berkah, dan menyejarah. Tidak asal. Hanya saja, sering kali kita mengabaikan ajaran-ajaran Islam, bahkan banyak yang tidak berkenan mempelajarinya. Kenapa begitu? Buku-buku tentang persahabatan sejatinya mudah didapatkan, tapi bagi sebagian orang memang ilmu tidak terlihat begitu berharga. Mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam golongan orang seperti ini.

Saudaraku, mungkin Anda cukup penasaran dengan judul tulisan ini, yakni sesuatu yang jarang disadari tentang persahabatan. Apa itu? Baiklah, saya tidak akan membuat Anda menelisik terlalu lama untuk mengetahui jawabannya. Nah, satu hal yang jarang disadari itu adalah persahabatan yang kita bangun di dunia ini berpengaruh besar menentukan tempat kita nanti di akhirat; apakah di surga atau di neraka. Wah, segitunya? Ya, saya tidak mengada-ada.

Begini. Rasulullah saw pernah bersabda, “Setiap orang akan dikumpulkan (kelak di akhirat) bersama siapa saja yang dicintainya.” Menurut saya, salah satu alasannya adalah karena orang yang dicintai punya pengaruh besar untuk merubah perilaku seseorang di dalam hidupnya. Lihatlah betapa sering seseorang berubah dikarenakan pengaruh “orang dekat”-nya. Yang pelit bisa berubah menjadi dermawan. Yang pengecut bisa berubah menjadi pemberani. Begitu seterusnya. Tetapi kita perlu waspada, sebab ternyata perubahan itu tidak mengarah kepada kebaikan saja. Ada juga yang tergelincir menuju keburukan.

Saudaraku, itulah sebabnya Islam menuntun kita dalam hal persahabatan sedari awal. Islam membekali kita dengan prinsip-prinsip yang harus selalu kita pegang; dengan siapa saja kita bisa bersahabat, apa saja yang boleh dan tidak boleh kita lakukan, dan apa hal yang ingin kita capai dalam dunia persahabatan kita. Terlalu panjang tulisan ini kalau kita membahas semua itu di sini. Bi‘aunillah, saya sudah menuliskan satu buku tentang persahabatan dalam Islam, judulnya Cahaya Untuk Persahabatan, mudah-mudahan buku sederhana ini bisa menjadi rujukan.

‘Ala kulli hal, satu yang mesti kita ingat selalu adalah tujuan hidup kita, yakni menghamba kepada Allah. Dengan demikian, mudah-mudahan di dalam hati kita selalu timbul waspada dan hati-hati. Kita tidak boleh melenceng dari tugas ini. Di dalam kehidupan di dunia ini, apa pun yang ingin kita lakukan haruslah tertuju pada tujuan hidup kita. Sebab di akhirat kelak, kita akan diperlihatkan buku catatan tentang usaha kita meraih tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala ini.

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (Adz-Dzariyyat : 56)

Beruntunglah siapa saja yang catatan amalnya kelak lebih banyak pahala ketimbang dosa. Sebaliknya, merugilah orang-orang yang keburukannya melebihi kebaikannya. Semoga Allah menuntun kita untuk masuk dalam golongan pertama. Amiin.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan USU. Ketua �Al-Fatih Club�. Murid. Penulis. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan; Istimewa di Usia Muda, Beginilah sang Pemenang Meraih Sukses, Cahaya Untuk Persahabatan, dan lain-lain

Lihat Juga

Berbakti Pada Bunda tak Mengenal Waktu

Figure
Organization