Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / LDK Sebagai EO?

LDK Sebagai EO?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Logo FSLDK Indonesia.
Logo FSLDK Indonesia.

dakwatuna.com – Terkadang sewaktu kita menjadi orang yang dipimpin, kita melihat segala sesuatu sesuatu kacamata kita sendiri. Seperti kacamata kuda istilahnya, yang dipakai setiap acara pacuan kuda bagi para kuda-kuda pelari. Sekali memakai kacamata tersebut, seekor kuda mempunyai satu pandangan saja ke depan, lurus, tidak melihat sekitarnya. Ya setidaknya itulah yang saya rasakan ketika dahulu menjadi jundi (orang yang dipimpin).

Lain halnya ketika kita menjadi seorang pemimpin, maka pandangan yang luas, tajam, menyeluruh itu dibutuhkan. Menjadi pemimpin berarti melepas kacamata kuda yang selalu kita pakai selama kita menjadi jundi. Barulah setelah itu dilepas, pandangan kita dalam menyelesaikan masalah akan terlihat begitu lebar, begitu luas, maka dengan itu makna kebijaksanaan dalam mengambil keputusan menemukan muaranya.

Terlebih lagi, ketika menjadi jundi, saat menjadi peserta syuro dengan kita dengan kekehnya mempertahankan pendapat kita, melihat segala sisinya hanya dari pandangan kita dan menganggap pandangan kitalah yang paling benar dan yang lain harus sepakat. Tetapi tidak demikian ketika kita menjadi pemimpin syuro, segala macam pendapat dan pandangan agaknya perlu kita kaji dalam-dalam, karena kebijakkan yang akan kita ambil nanti akan menjadi alasan dasar dalam pengeksekusian kerja.

Suatu ketika saat menjadi jundi, saya pernah mengkritik habis-habis mengenai cara kerja suatu LDK yang terkesan seperti EO (Event Organizer) banget. “Di mana peran LDK, di mana manfaat untuk umat, di mana dakwah?!” kurang lebih pernyataan seperti itulah yang saya lontarkan setiap kali melihat LDK-LDK yang kerjanya cuma ngadain event-event saja.

Tetapi, suatu saat ketika menjadi ketua LDK, agaknya Allah memberikan saya karunia untuk melihat lebih jauh, memandang lebih dalam, dan merenung lebih syahdu atas segala macam agenda-agenda dakwah dan tudingan-tudingan EO itu. Dari hasil perenungan malam dan hari-hari itu, saya menemukan sebuah kesimpulan, bukan sifatnya mengcounter tapi bersifat hasil perenungan keras selama ini, yang menjawab pertanyaan apakah agenda-agenda besar yang diadakan LDK-LDK hanya membuat LDK itu seperti EO saja?

Maka dengan tegas saya menjawab, YA! LDK sebagai EO, dan EO itu adalah EO kebaikan! Mengapa? Karena kata Ali bin Abi Thalib kurang lebih begini, “Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan dengan kejahatan yang terorganisir”. Maka menjadi EO (Event Organizer) untuk menanta dengan cantik, mengemas dengan rapih, dan memasarkan dengan baik adalah salah satu bentuk dari perwujudan amal kebaikan.

Kalau kita bisa melihat banyak sekali agenda-agenda besar di kampus yang sifatnya hura-hura, jauh dari nilai-nilai moral apalagi agama, maka dari situ peran LDK untuk membuat acara (syiar) yang menggemakan kampus tersebut! Menyaingi agenda non moral yang besar itu dengan agenda syiar Islam yang besar, bahkan paling besar di kampus.

Lalu bagaimana dengan dakwah? Jika semua hanya fokus membuat event atau acara? Nah dari situ dibutuhkan perencanaan yang matang terkait follow up agendanya. Jadi bukan menyalahkan kenapa anak-anak LDK kerjanya buat acara terus, tetapi bagaimana kita membuat follow up dari agenda besar itu agar yang berpartisipasi di acara tersebut bisa kita dakwahi.

Ikhwatifillah, terkadang kita memang sering sekali memakai kacamata kuda di kepala kita, sehingga hal-hal yang begitu luas maslahatnya terkadang pandangan kita begitu kabur untuk dapat melihatnya, meskipun secercah. Saya sering membayangkan, ketika suatu saat dakwah tidak memiliki lebaga legal formal, lantas bagaimana cara dakwah kita? Ya betul dengan fardiyah. Kalau kita sudah punya lembaga legal dan formal, maka tahapan dakwah kita masuk ke ranah yang lebih jauh lagi, lebih profesional. Tanpa harus mendegradasi dakwah fardiyah kita.

Sekali lagi, bersyukurlah bagi kita yang sudah memiliki lembaga dakwah yang formal dan legal, dapat dukungan dana, administrasi sudah settle, dan lain-lain. Bukan mengecam orang yang membuat acara, karena saya-dan kita semua- yakin bahwasanya ada sebuah misi dakwah dalam acara tersebut, ada sebuah tujuan dari event yang kita adakan.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa semester awal, sedang mempelajari disiplin ilmu teknik industri disalah satu perguruan tinggi negeri di kota Malang. Aktif di LDK, UKM, dan di kampus.

Lihat Juga

FSLDK Jadebek Gelar Rapimda FSLDK Jadebek Gelar Rapimda

Figure
Organization