Topic
Home / Keluarga / Kesehatan / Apel dan Khasiatnya

Apel dan Khasiatnya

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (masedytour.com)
Ilustrasi. (masedytour.com)

dakwatuna.com – Apel merupakan anggota keluarga Rosaceae (mawar-mawaran), yang konon, aslinya berasal dari pegunungan Caucasus di Asia Barat dan Eropa Timur, serta memiliki lebih dari 25 varietas. Sejak zaman baheula, buah yang disebut orang Skandinavia ‘makanan para Dewa’ ini telah dibudidayakan dan menyebar ke mana-mana. Jangan heran jika karenanya, dalam kitab-kitab pengobatan Cina dan Mesir kuno namanya tercantum.

Jenis apel yang menguasai pasar lokal saat ini adalah varietas rome beauty, apel Australia atau apel hijau yang sebenarnya termasuk varietas princess noble, serta apel asal desa Gandon, Kecamatan Batu, Malang, yang ngetop dengan sebutan ‘Manalagi’.

Meski tampak lebih menggoda, apel impor biasanya bukan apel baru. Buah tersebut umumnya telah melalui proses pelilinan (waxing), yang bertujuan menghambat respirasi hingga bisa tahan disimpan lebih lama, di samping mempercantik penampilan. Tanpa pelilinan, apel hanya mampu bertahan 20 hari saja.

Beragam Khasiat

Apel termasuk makanan yang memiliki indeks glikemik rendah. Selain dapat membantu mengatur kadar gula darah diabetesi, makanan dengan indeks glikemik rendah juga bisa memperlambat munculnya rasa lapar –secara tidak langsung mempromosikan penurunan berat badan pada penderita kegemukan– sebab tak gampang dicerna.

Di samping itu apel juga kaya boron – dalam segelas jus apel terkandung 0,4 mg boron. Tak hanya mampu menurunkan resiko terkena kanker prostat, penelitian pada hewan percobaan menunjukkan, boron berpengaruh positif terhadap metabolisme kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin D, serta berperan aktif dalam produksi hormon estrogen dan beberapa hormon lainnya. Selain oleh wanita pasca menopause, yang merupakan kelompok resiko tinggi terkena osteoporosis, para atlet sebaiknya juga memperhatikan asupan mineral ini. Kekurangannya bisa menurunkan stamina selama menjalani latihan maupun pertandingan.

Terutama pada yang masih segar, dalam buah ini terkandung pula beberapa senyawa anti kanker lain, seperti asam elagat (ellagic acid), suatu senyawa asam yang mempunyai cincin polisiklik, mengandung dua dihidroksifenol.; asam kafeat (caffeic acid), atau 3,4-dihidroksi asam sinamat; dan asam klorogenat (chlorogenic acid), yaitu asam hasil kondensasi asam kafeat dan asam quinat yang mudah teroksidasi oleh polifenoloksidase, menghasilkan produk warna coklat, dalam jumlah 100 – 130 mg / 100 gr. Serta pektin –merupakan serat berbentuk gel– yang dapat memperbaiki otot pencernaan, mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan, menyerap kelebihan air, memperlunak feces, mengikat dan menghilangkan racun dalam isi usus, serta dikenal sebagai antikolesterol.

Unsur lain yang juga patut dicermati darinya adalah kromium (Cr), sebanyak 6,9 mikrogram dalam sebuah apel ukuran sedang. Kromium berperan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Bekerja sama dengan insulin dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.

Pada manusia dan hewan, defisiensi kromium dapat menyebabkan intoleransi glukosa, meningkatkan kolesterol serum dan trigliserida serta terjadinya sclerotic aortic plaques. Karenanya banyak pakar menduga mineral ini merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation, selain juga memperkecil kemungkinan orang dari resiko “terjerat” penyakit jantung.

Adapun “kesaktian” dari apel dalam mereduksi beberapa penyakit yang telah diuji coba adalah :

  • Asma. Periset dari UK’s Universitas of Nottingham melaporkan bahwa pengonsumsi apel memiliki fungsi paru-paru yang lebih baik dan lebih kecil kemungkinannya menderita asma.
  • Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Para peneliti dari University of Groningen, Belanda, mencatat, perokok yang beresiko mendapatkan COPD (termasuk emphysema dan bronhchitis) dapat menurun kemungkinannya terkena penyakit tersebut dengan banyak mengkonsumsi apel. Dikatakan Louise Watson, salah seorang penelitinya, hanya apel yang telah terbukti secara individual terlihat memperlihatkan efek protektifnya terhadap serangan penyakit ini.
  • Kesehatan Jantung. Study yang dilaksanakan di Italy, Irlandia dan Prancis meunjukkan bahwa diet kaya apel secara signifikan mampu mereduksi kadar kolesterol darah. Pakar-pakar dari Prancis juga mendapatkan, terjadinya kenaikan rasio kolesterol baik (HDL) dibanding Kolesterol Buruk (LDL). Apel juga mengandung potasium, yang membantu mengontrol tekanan darah, melindungi dari serangan stroke.
  • Kanker paru-paru. Dalam studi yang dipublikasikan secara berturut-turut pada tahun 1997 dan 2000, para periset dari University of Hawaii dan Finland’s National Public Health Institute melihat hubungan antara konsumsi apel dengan penurunan resiko terkena kanker paru-paru. Dalam salah satu simpulannya disebutkan, diet kaya flavonoid (terutama flavonoid yang dikandung apel) diketahui berhubungan dengan penurunan terjadinya kanker jenis ini.
  • Kanker kolon dan liver. Para peneliti dari Cornell University menemukan bahwa pertumbuhan kanker kolon dan liver secara signifikan tereduksi dengan mengkonsumsi apel.
  • Kanker prostat. Hasil study para ahli dari Mayo Clinic melaporkan bahwa quercetin (ditemukan dalam apel, bawang, teh dan anggur merah) mampu mereduksi atau melindungi pertumbuhan sel kanker prostat pada manusia.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis buku "Ayat-Ayat Sehat" dan "Diet Islami"

Lihat Juga

Zakat Sebagai Solusi Masa Depan BPJS Kesehatan

Figure
Organization