Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Sundus ‘Ashim; Dari Istana Presiden Hingga Tali Tiang Gantungan

Sundus ‘Ashim; Dari Istana Presiden Hingga Tali Tiang Gantungan

Sundus 'Ashim, aktivis muda wanita IM yang dihukum mat bersama Dr. Mursi (aljazeera.net)
Sundus ‘Ashim, aktivis muda wanita IM yang dihukum mat bersama Dr. Mursi (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Mesir. Sundus ‘Ashim adalah politisi muda Mesir (28 tahun) yang bergabung dengan Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik yang didirikan oleh Ikhwanul Muslimin.

Sebagaimana dimuat Aljazeera dalam kolom profil tokohnya , Sundus disebutkan satu di antara tokoh Ikhwanul Muslimin yang dihukum mati atas tuduhan aksi mata-mata dengan Hamas dan pembobolan penjara Wadi Nitrun bersama dengan Presiden Mursi.

Salinan putusan hukuman mati terhadap Sundus dikabarkan sudah dikirimkan kepada Mufti Agung Mesir pada 16 Mei 2015 untuk dikuatkan dari sisi hukum Islam sebelum dieksekusi di tiang gantungan.

Profil Sundus ‘Ashim

Sundus ‘Ashim adalah puteri dari Ir. ‘Ashim Shalaby, salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin, dan ibunya adalah Dr. Manal Abul Hasan, profesor komunikasi di Universitas 6 Oktober.

Sundus menyelesaikan S1 di Fakultas Sastra Universitas Cairo jurusan Bahasa Inggris dan S2 jurusan media dan komunikasi American University in Cairo.

Mengikuti jejak ayahnya, Sundus bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan menjadi anggota komite luar negeri Partai Kebebasan dan Keadilan (sayap IM).

Pada tahun 2009, Sundus bergabung dalam tim pembuatan situs Ikhwanul Muslimin dalam bahasa Inggris, dan pada tahun 2012 menjadi direkturnya.

Karena kefasihannya dalam berbahasa Inggris, Sundus sering terlibat dalam berbagai konferensi internasional, bahkan selanjut dapat disebut sebagai salah satu duta Ikhwanul Muslimin di Barat.

Di antaranya Sundus pernah menjadi anggota delegasi Partai Kebebasan dan Keadilan ke AS atas undangan dari Yayasan Carnegie.

Menjelang Pilpres 2012 yang kemudian dimenangkan oleh Presiden Muhammad Mursi, Sundus secara aktif ikut serta dalam dialog dan menjadi narasumber di sejumlah lembaga riset AS, menjelaskan peran Islam dalam dunia politik yang terus tumbuh.

Dalam sebuah dialog yang diselenggarakan Universitas George Town AS, Sundus berupaya keras meyakinkan masyarakat barat agar tidak phobia dengan umat Islam yang berpolitik.

Berkantor di Istana Kepresidenan

Setelah Presiden Mursi menang dalam Pilpres Mesir 2012, pada awal 2013 Sundus terpilih menjadi anggota Tim Kepresidenan di bidang media, dan menjalani perannya dengan aktif hingga kemudian Abdul Fatah As-Sisi mengkudeta Presiden Mursi pada tanggal 3 Juli 2013.

Ditunggu Tiang Gantungan

Setelah rentetan panjang peradilan yang dilakukan pihak loyalis As-Sisi terhadap tokoh-tokoh yang menentang kudeta As-Sisi, Sundus diputuskan termasuk di antara mereka yang dihukum mati bersama dengan Presiden Mursi pada 16 Mei 2015.

Nasib Sundus akan benar-benar berakhir di tiang gantungan atas dakwaan bekerja sama dengan Hamas dalam membobol penjara, jika Mufti Agung Mesir menguatkan putusan pengadilan pidana Cairo tersebut.

Jika hal itu terjadi, maka sejarah akan mencatat Sundus ‘Ashim sebagai aktivis wanita IM pertama yang dihukum mati dalam usianya yang baru 28 tahun. Mufti Agung Mesir diperkirakan menyampaikan pandangannya pada bulan Juni 2015 mendatang. (aljazeera/rem/dakwatuna)

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Putra Syaikh Salman Audah Sebut Ayahnya Terancam Hukuman Mati

Figure
Organization