Topic
Home / Berita / Opini / Apakah Presiden Mursi (Akan) Dieksekusi Mati?

Apakah Presiden Mursi (Akan) Dieksekusi Mati?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Presiden Terpilih Mesir, Muhammad Mursi (inet)
Presiden Terpilih Mesir, Muhammad Mursi (inet)

dakwatuna.com – Kelucuan demi kelucuan. Tak ada satupun pencapaian kudeta di Mesir, selain mengembalikan Mesir lebih buruk dari zaman Fir’aun. Mesir yang dulu menangisi penjajahan atas Indonesia, kini malah menjadi pendukung penjajah. Mesir yang sejak lama dinobatkan sebagai “Ibu peradaban dunia”, namun kini justru berada di posisi terendah. Kudeta hanya sukses mengantarkan orang-orang hebat Mesir menjadi syuhada.

Namun sejatinya memang Mesir demikian. Tidaklah Allah Taala menyebutkan penjara dan qadhi (hakim) di Mesir, melainkan Allah ingin mengabarkan kepada kita, bahwa penjara dan qadhi di Mesir itulah “simbol” kezhaliman sepanjang masa. Penjara mengerikan semisal Carandiru Prison (Brasil), Alcatraz Island Prison: (San Francisco, CA), Guantanamo (AS), hanyalah secuil dari penjara mengerikan di Mesir. Sebagaimana hakim-hakim dan pengadilan aneh dunia, tak ada apa-apanya dengan pengadilan aneh di Mesir.

Bayangkan, 896 orang anggota Ikhwan dan antikudeta divonis hukuman mati. Yang teraneh saat sosok syahid di perang Gaza lalu, Komandan Izzuddin Al-Qassam Raid Al-Atthar yang dirudal Israel dan WN Palestina termasuk dari rombongan yang divonis mati. Malah ada Hasan Salamah, pejuang Palestina yang dipenjara Israel sejak 1996 karena melawan Israel dan dihukum seumur hidup. Dituduh menjadi elemen asing yang mengeluarkan Dr. Mursi dari penjara Wadi Nathran, 2011 lalu.

Elbaradai, komprador kudeta mengakui, di Mesir hanya ada dua kekuatan riil. Pertama, militer dengan senjata dan akses ekonominya. Kedua, Ikhwanul Muslimin dengan soliditas SDM dan kebersamaan dengan masyarakat. Vonis hukuman mati terhadap Mursi, pada hakikatnya hukuman mematikan terhadap masyarakat yang anti kekuasaan militer. Sebab 60 tahun Mesir di bawah militer, tak ada kemajuan selain korupsi semakin merajalela dan rakyat hanya diperbudak.

Jadi sangat wajar, bila Barat dan AS yang mengklaim sebagai pembela HAM dan kampiun demokrasi diam seribu bahasa. Lalu mereka membiarkan terorisme negara atas rakyatnya. Pembantaian dan pembunuhan dilakukan atas restu dan sepengetahuan Barat. Semua merujuk kepada pendapat ElBaradai, jika militer dihukum dengan standar Barat atas kejahatan terhadap rakyatnya, maka yang muncul dan menggantikan adalah Ikhwanul Muslimin. Kekuatan Islam modern yang memiliki SDM handal di segala bidang, yang tentunya mengancam eksistensi Israel.

Pantas bila Israel berpestapora atas vonis mati terhadap Mursi. Pun demikian dengan elemen-elemen Islam yang sedari awal mendukung kudeta. Tak ada sedikitpun penyesalan. Mereka di era As-Sisi kini menjadi penjilat yang terus mengulurkan lidahnya, mencari selamat khawatir mengalami kebengisan penjara Mesir dan kematian nurani pengadilan Mesir.

Apakah Mursi akan benar-benar dieksekusi? Saya melihatnya, As-Sisi tak akan berani mengeksekusi Mursi. Sesuai dengan pesanan Israel, The Jerussalem Post memprediksi, As-Sisi tidak akan segera mengeksekusi Mursi. Vonis hanya sekedar memperkuat posisi tawar As-Sisi yang kian hari ditinggalkan donatur kudeta. Jika pun dieksekusi, Mesir akan menjadi medan jihad dan menjalar ke Israel. Toch bagi Ikhwanul Muslimin, sejarah membuktikan medan jihad sesungguhnya adalah pembebasan Al-Aqsha. (nandang/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization