Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Bangkit atau Mundurkah Islam Hari Ini?

Bangkit atau Mundurkah Islam Hari Ini?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (tr.forwallpaper.com)
Ilustrasi. (tr.forwallpaper.com)

dakwatuna.com – Kaum muslimin hari ini sedang mengalami berbagai cobaan. Dunia Islam semakin memanas karena berkembangnya paham rusak seperti hedonisme, sekularisasi, liberalisasi dan masih banyak lagi. Di lain sisi mulai terlihat gerakan-gerakan dakwah yang mulai menguat semenjak runtuhnya kekhalifahan Turki pada tahun 1924. Misalnya gerakan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Muhammadiyah, NU dan lainnya. Selain itu, banyak bermunculan berbagai rumah pendidikan Islam yang menghasilkan generasi berkualitas. Sehingga ada yang bertanya “Islam sedang bergerak menuju kepada kemunduran atau kemajuan?”

Indonesia adalah negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Maka coba kita perhatikan kehidupan bapak-ibu kita beberapa puluh tahun ke belakang. Budaya sopan-santun, menjaga diri dari zina dan pakaiannya sopan masih melekat kala itu. Bagaimana dengan hari ini? Perzinahan, pakaian mini, aborsi, hilangnya sopan-santun, tawuran hingga pemikiran sesat tersebar di sudut-sudut kota. Seolah-olah ini merupakan pemandangan yang sudah biasa di masyarakat. Lalu apakah ini menandakan kemunduran umat Islam? Tapi coba kita perhatikan lagi kehidupan pemahaman Islam di zaman ibu-bapak kita. Jilbab seolah-olah dilarang dan sangat sedikit yang memakai jilbab padahal jilbab wajib bagi muslimah. Majelis ilmu sulit sekali ditemukan bahkan sampai membuat kelompok majelis ilmu secara sembunyi-sembunyi jika ingin mempelajari Islam lebih dalam. Bagaimana dengan hari ini? Rumah tahfizh menjamur, majelis ilmu dapat kita temui di berbagai penjuru, jilbab sudah menjadi pemandangan yang biasa, gerakan-gerakan dakwah pun semakin kuat. Lalu apakah ini tanda dari kemajuan Islam?

Mari kita sedikit menyimpulkan bahwa di zaman orang tua kita beberapa puluh tahun yang lalu kehidupan kala itu begitu datar. Kerusakan moral juga tidak, pemahaman tentang Islam juga tidak. Keburukan tidak begitu besar dan kebaikan juga tidak begitu tampak. Beda sekali dengan hari ini. Tayangan televisi yang rusak merebak, perzinahan adalah wajar, rusaknya akhlak hingga tawuran merajalela di negeri mayoritas Islam. Di sisi lain gerakan dakwah, majelis Ilmu, pendidikan Islam juga semakin progresif.

Puncak keburukan dan kebaikan seolah-olah mulai berkumpul di zaman ini. Itu semua mempengaruhi generasi-generasi muda yang akan memimpin negeri ini kelak. Puncaknya mungkin ketika generasi ini dewasa dan menggantikan generasi ibu-bapaknya. Dunia mulai panas, hari ini yang jahat dan baik bagaikan sedang dalam persiapan untuk mengumpulkan pasukan perang yang akan bertemu pada generasi setelah ini. Para penjahat berhasil membuat banyak pasukan yang rusak dan jahat. Para pejuang Islam pun tak kalah dengan menciptakan banyak generasi Qurani dan tangguh.

Kehidupan hari ini (zaman kita) seperti masa transisi dan puncaknya ada di generasi setelah kita. Generasi buruk dan baik yang terbentuk hari ini akan bertemu di masa depan. Ketika masa itu datang sepertinya dunia ini akan panas… ya, panas. Dua kekuatan besar (buruk dan baik) akan bertemu. Jika itu benar, tidakkah kita mencoba menyiapkan generasi terbaik untuk masa depan kelak?

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

-Biro Khusus Kaderisasi Jama'ah Shalahuddin UGM 1437 H -Manajer Hayaku Steamboat and Yakiniku Yogyakarta

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization