Topic
Home / Narasi Islam / Life Skill / Prinsip-Prinsip Seorang Manajer

Prinsip-Prinsip Seorang Manajer

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (mvc.de)
Ilustrasi. (mvc.de)

dakwatuna.com – Manajer dalam kedudukannya sebagai pengarah dan pengatur bawahan, dituntut untuk memiliki kharisma dan kekuasaan untuk dapat mengatur orang-orang yang dibawahinya. Namun, seorang manajer yang baik juga harus memiliki kemampuan mengelola diri pribadi sendiri sedemikian rupa sehingga tujuan bersama menjadi prioritas utama, di atas tujuan pribadi atau kelompoknya. Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh seorang manajer:

  1. Berprinsip Teguh dalam Tujuan, Luwes dalam Cara

Dalam ungkapan bahasa Latin, prinsip ini dikatakan, “Fortitier in Re, Suaviter in Modo.” Seorang manajer harus memiliki jiwa yang tegar, tegas namun luwes atau fleksibel.

  1. Berprinsip Untuk Selalu Berdoa dan Bekerja Keras.

Dalam ugkapan bahasa Latin disebut “Ora et Labora.” Seorang manajer memang wajib berusaha, akan tetapi ia perlu mengisi ruang spiritualnya untuk mengimbangi aksi fisik yang dilakukannya.

  1. Berprinsip Untuk Menjunjung Tinggi Nilai Kejujuran.

Kejujuran lebih berharga dibandingkan kekayaan finansial. Kejujuran membuat seorang manajer lebih berharga di mata bawahan dan sesama manajer. Kejujuran menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan pihak lain. Jika yang bertindak tidak jujur itu seorang manajer, maka yang menjadi korban adalah bawahan dan organisasi yang ia kelola.

  1. Berprinsip Mau Berkorban Untuk meraih keberhasilan.

Dalam istilah bahasa Jawa kita mengenal “Jer basuki mawa beya”. Seorang manajer butuh pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan modal. Akan tetapi, ia tidak boleh mengorbankan integritas, harga diri dan keluarga.

  1. Berprinsip Melakukan Apa yang seharusnya dilakukan.

Tindakan itu adalah mutlak dan merupakan realisasi dari rencana, konsep, rancangan, ide, dan prosedur. Sehebat apapun itu, jika tidak dilakukan tidak akan bermanfaat.

  1. Berprinsip Untuk Efisiensi dalam Penggunaan Biaya.

Efisiensi biaya dapat kita istilahkan sebagai “less is more” atau “less cost is more profit”. Efisiensi biaya bukan berarti mengorbankan produktivitas dan kualitas pekerjaan. Di sini kemampuan analisis dan desain proses atau sistem sangat berperan.

  1. Berprinsip Untuk Tidak Menunda Pekerjaan.

“Do it now!” Demikian himbauan kepada seorang manajer. Melakukan pekerjaan dengan tekat bulat dengan berpikir seolah-olah tidak akan ada hari esok.

  1. Berprinsip Untuk Menghadirkan Ide dan Gagasan Terbaik.

Namun ketidakhadiran gagasan terbaik bukanlah penghalang bagi manajer untuk membuat keputusan. Pertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya.

  1. Berprinsip untuk Bersikap tegas dan Bertanggungjawab .

Tegas di sini merasa mantap terhadap apa yang dirasakan. Seorang manajer tidak boleh menunjukkan keraguan dalam mengambil keputusan atau bertindak. Jika ia berani, maka jangan takut; namun jika takut, jangan berani-berani.

  1. Berprinsip untuk “Small is beautiful, big is powerful.”

Jika anda bekerja di perusahaan kecil, janganlah berkecil hati. Anda justru dapat mengoptimalkan pemanfaatan kemampuan yang Anda miliki. Ketika hasil kerja beranjak terlihat dan Anda menjadi “Besar” maka sadarilah itu dan jangan ragu untuk melangkah.

  1. Berprinsip untuk Selalu Sadar dengan Realitas yang terjadi.

Istilah lainnya “que sera sera”, yang artinya “apa yang akan terjadi, terjadilah.” Seorang manajer harus berhati-hati terhadap sikap pasrah. Sikap ini mengandung dua arti: baik dan tidak baik. Pada prinsipnya, manajer harus berbuat yang terbaik sebelum menyatakan “que sera sera.”

Di luar prinsip-prinsip di atas, manajer juga perlu memiliki sifat “rendah hati dan tetap ingat”; tidak boleh memiliki sifat “mumpung” karena hal ini akan menjadi bumerang. Wejangan Ki Hajar Dewantara, “ing ngarsa sung tuladha; ing madya mangun karsa; tut wuri handayani” tidak kalah pentingnya mendukung eksistensi seorang manajer dalam kedudukannya sebagai mesin penggerak manajerial organisasi.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Sekjen Persatuan Ulama Muslim Internasional Seru Raja Saudi Akhiri Krisis Teluk

Figure
Organization