Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Merangkai Mimpi

Merangkai Mimpi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Gambar 1. Persamaan Regresi Linier Sederhana. (Bayu Bondan)
Gambar 1. Persamaan Regresi Linier Sederhana. (Bayu Bondan)

dakwatuna.com – Sebagian orang menganggap mimpi hanyalah bunga tidur sehingga seringkali orang melupakan mimpinya tadi malam. Ah, hanya mimpi janganlah diambil hati. Begitupun dalam kehidupan nyata. Orang yang memiliki mimpi besar dianggap muluk-muluk. Orang tersebut akan ditertawakan karena dianggap sedang melawak. Orang lain akan bilang, “Mau mimpi silakan, tetapi yang realistis.” Padahal banyak orang yang menjadi besar namanya karena mimpi mereka yang besar pula. Sebut saja Muhammad Al-Fatih, Thomas Alfa Edison, Hendy Setiono, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mari sejenak kita menyelami kehidupan mereka.

Muhammad Al-Fatih seorang pemimpin muda dan panglima perang yang luar biasa. Di usianya yang masih sangat belia (21 tahun), beliau berhasil menaklukkan kota terkuat pada masanya yaitu Kota Konstantinopel. Sebuah kota yang sulit ditembus dan terjaga kekokohannya selama ratusan tahun. Banyak pemimpin yang mencoba menalukkannya, namun semuanya gagal. Apa rahasia seorang Muhammad Al-Fatih? Mimpi! Rasulullah SAW bersabda, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan,” (H.R. Ahmad). Setiap hari kata-kata ini diulang oleh gurunya sehingga Al-Fatih kecil bersemangat dalam merangkai mimpinya. Mimpi besar untuk bisa menaklukkan Kota Konstantinopel.

Thomas Alfa Edison adalah seorang penemu bola lampu dan merupakan salah satu penemu terbesar sepanjang sejarah. Berkat jasanya menemukan bola lampu, maka kita tetap dapat melakukan berbagai macam aktivitas yang mungkin sulit dilakukan dalam keadaan gelap di malam hari. Tahukah kamu bahwa pada masa kecilnya, Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Apa rahasia seorang Thomas Alfa Edison? Mimpi! Kegagalan demi kegagalan telah beliau rasakan dan alami dalam rangka mewujudkan mimpi besarnya. Banyak orang yang mencemooh dan menertawakannya dengan mengatakan, “Anda sudah menghabiskan banyak waktu untuk ratusan kegagalan dalam percobaan bola lampu. Untuk apa terus dilanjutkan?“ Namun, beliau malah tersenyum dan menjawab, “Saya tidak gagal. Saya justru telah berhasil menemukan ratusan cara yang salah dalam membuat bola lampu.” Beliau tetap bersemangat dalam merangkai mimpinya. Mimpi besar untuk menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi manusia. Selain penemuan bola lampu, ternyata Edison banyak menghasilkan penemuan lainnya. Edison dipandang sebagai salah seorang penemu paling produktif pada masanya dengan memegang rekor 1.093 paten atas namanya.

Hendy Setiono menjadi owner Kebab Turki Baba Rafi. Kebab ini telah terkenal di seluruh Indonesia dan merambah sampai ke mancanegara. Ratusan cabang tersebar di seluruh Indonesia dan mulai melebarkan sayap ke negeri tetangga. Apa rahasia seorang Hendy Setiono? Mimpi! Beliau bermimpi menjadi pengusaha dengan memiliki ciri khas tersendiri sehingga beliau memutuskan untuk memilih bisnis kebab. Namun, usahanya dalam mewujudkan mimpi bukan tanpa batu sandungan. Banyak cobaan yang harus beliau hadapi. Bahkan beliau sampai harus merelakan dirinya drop out di saat kuliahnya sudah menginjak semester 5. Tanpa ijazah sarjana, beliau tetap bersemangat dalam merangkai mimpinya. Kini sebagian besar mimpinya telah menjadi kenyataan dan menjadi bagian dari kehidupan yang ia jalani sekarang. “Kerjaan anak buah jalan, kerjaan bosnya jalan-jalan.” Begitulah candaan Hendi Setiono pada suatu acara seminar entrepreneurship di Jakarta Pusat.

Setiap manusia boleh bermimpi apa saja. Silakan bermimpi setinggi-tingginya. Silakan bercita-cita sehebat-hebatnya. Ada seorang bapak bertanya kepada anaknya, “Apa mimpi dan cita-citamu, Nak?” Anaknya menjawab, “Aku ingin menjadi dokter, Pak.” Bapaknya langsung berkomentar, “Mimpi dan cita-citamu bagus, Nak. Kamu boleh menjadi apa saja. Tetapi lebih bagus lagi jika kamu menjadi dokter yang mempunyai rumah sakit, menjadi guru yang mempunyai sekolah, atau menjadi peneliti yang mempunyai laboratorium.”

Dari gambar 1, diperoleh sebuah persamaan regresi, yaitu:

pencapaian = bo + b1 mimpi + ei

  • b à pencapaian akan bernilai sebesar b di saat mimpi bernilai nol. Meskipun kita tidak memiliki mimpi, ternyata Allah tetap menggariskan pencapaian bagi setiap manusia. Namun, tentunya nilai bini adalah pencapaian yang sangat standar.
  • b à bertambahnya mimpi sebesar 1 satuan akan mengakibatkan pencapaian bertambah sebesar b.
  • ei à error adalah batu sandungan yang harus kita lalui dalam rangka mewujudkan mimpi di mana batu sandungan ini menjadi semacam suplemen yang dapat memotivasi diri. Namun, error ini jangan sampai melampaui batas. Supaya error tetap dalam batas wajar dengan cara menguatkan keyakinan yang berdistribusi normal dan independen dengan rata-rata usaha maksimal (ikhtiar) dan menyerahkan seluruh hasilnya (tawakal) kepada Allah.

Mimpi memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan pencapaian. Bahasa kerennya berkorelasi positif. Semakin tinggi mimpi kita, maka semakin tinggi pencapaian yang akan diperoleh. Jika kita sudah menargetkan mimpi kita, maka tentunya kita akan berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Besar kecilnya pencapaian yang kita peroleh pada kehidupan sekarang ini bergantung pada target mimpi yang kita rangkai di masa lalu. Jika mimpi kita bernilai 100, maka pencapaian kita bernilai 80. Jika mimpi kita bernilai 80, maka pencapaian kita bernilai 60. Begitupun seterusnya. Jika di masa lalu kita bermimpi menjadi direktur perusahaan, jangan kaget jika sekarang kita hanya menjadi kepala bagian. Jika di masa lalu kita bermimpi menjadi kepala bagian, jangan kaget jika sekarang kita hanya menjadi staf. Jadi, jangan ragu untuk memasang target mimpi yang tinggi. Kita memiliki satu hak dan satu kewajiban. Hak untuk bermimpi dan kewajiban untuk mewujudkan mimpi. Jika kita tidak bisa mewujudkan semua mimpi kita, maka jangan tinggalkan semuanya.

Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan dapat. Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin untuk dapat meraih asa dalam mimpi kita. Dengan kesungguhan dalam mewujudkan mimpi, maka banyak orang yang telah mendapati sebagian besar mimpinya telah menjadi kenyataan saat ini.

Apa yang baik bagi kita, belum tentu baik bagi Allah. Namun, apa yang baik bagi Allah, sudah tentu baik bagi kita. Allah telah menyiapkan skenario yang terbaik bagi kita. Skenario yang harus kita mainkan dalam setiap episode kehidupan. Jika kita merasa terjatuh dalam salah satu episode kehidupan, maka jangan langsung menyerah kalah. Bangkitlah untuk kembali merangkai mimpi indah. Jika kita merasa lelah, maka berhentilah sejenak. Kumpulkan semangat baru untuk kembali bergerak.

Bermimpilah!

“… Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan Bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
(Q.S. Ar-Rahman: 33)

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Bayu Bondan adalah nama pena dari penulis berkacamata ini. Setelah 4 tahun berguru kepada maestro angka, Alhamdulillah saya berhasil merengkuh toga gagah di kepala dan telah bekerja sebagai PNS di daerah Jakarta Pusat. Di sela-sela kesibukan aktivitas sehari-hari, saya mulai sedikit berpaling dari angka dan mencoba berteman dengan aksara. Biarkan saja pena menari dan lihat saja hasilnya nanti.

Lihat Juga

Sebuah Nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Figure
Organization