Topic
Home / Narasi Islam / Life Skill / Energi untuk Bergerak

Energi untuk Bergerak

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (helenfrost.com.au)

dakwatuna.com – Terlalu banyak inpirasi untuk membuat orang untuk bergerak, bekerja, berkarya. Mulai dari nash dalam Alquran dan hadits, sejarah, kata-kata mutiara dan pribahasa dan sumber motivasi lainya. Sebagian  orang ada juga untuk mendapatkan motivasi dengan kunjungan, melihat langsung dan praktek di lapangan. Namun semua kembali kepada pribadi masing-masing. Apakah kita terinspirasi atau tidak?. Apakah kita bisa mengerjakannya atau tidak?. Kondisi dan kemampuan seseorang berbeda-beda.

Banyak orang telah memiliki inspirasi tapi gagal untuk memulai bergerak dengan berbagai alasan, dan pembenaran. Suatu hal yang umum, sering mengikuti pelatihan disana-sini tetapi tidak bisa diterapkan di dunia nyatanya. Karena bergerak itu membutuh energi besar dan keuletan.

Di samping energi itu memang berasal dari Yang Maha Kuat, Allah SWT yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya yang diperoleh dengan usaha, ibadah,  amal kebaikan dan doa-doa kita. Ada sebuah teori yang dikemukakan oleh Bernoulli, tentang Energi kinetik.  Istilah ini berasal dari kata Yunani, yaitu kinesis (gerak) dan energeia (aktif bekerja). Secara umum berarti, “Melalui gerak melakukan pekerjaan aktif.” Energi kinetik adalah adalah energi gerak, juga disebut sebagai energi dalam gerakan. Persamaan umumnya adalah di mana EK adalah energi kinetik, M adalah masa (beban) dan V adalah kecepatan.

Dari teori di atas ada dua pelajaran, bagaimana kita dapat mengubah inspirasi menjadi bergerak, yaitu :

1) Mereduksi Beban

  1. a) Mereduksi persepsi beban

Sebagian orang gagal untuk bergerak karena gagal mempersepsikan apa yang dimaksud beban. Mereka menganggap itu beban padahal itu bukan, tetapi suatu hal yang lumrah dalam kehidupan. Jangan menunggu kaya untuk berinfak, usah menunggu punya ini punya itu baru bisa berbuat kebaikan. Karena orang-orang terdahulu telah membuktikan mereka bergerak, berkarya di waktu yang lapang maupun sempit, di waktu mereka suka dan tidak suka, di waktu kaya ataupun miskin. Olehnya persepsi beban akan menjadi hal yang penting, mari sejenak merubah persepsi kita, bergeser dari zona nyaman dan mulai untuk bergerak dan berkarya.

  1. b) Mereduksi volume beban

Sebelum kita mau berpikir untuk mengurangi volume beban mari berkaca kepada kisah Roro Jonggrang, sebagai bukti cintanya Raden Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang ia mampu membuat seribu candi dalam satu malam. Jika dalam semalam kita punya seribu karya, dalam sehari memiliki seribu kebaikan bolehlah berpikir untuk mengurangi beban. Tetapi jika belum mari kita buktikan cinta kepada Rabb kita dengan menjadi lelaki seribu karya, menjadi wanita seribu kebaikan dalam sehari atau dalam semalam, baru berpikir untuk mengurangi beban.

2) Memperbesar kecepatan

Hal utama untuk menambah kecepatan adalah dengan meningkatkan power dan daya kita. Seyogyanya kita harus bergeser dari amal yang dikerjakan setengah-setengah, tetapi harus totalitas, full power, senantiasa meningkatkan daya dan kapasitas dalam mengerjakaannya. Hal ini akan akan sangat terkait dengan kondisi keimanan dan komitmen kita.

Jika ingin mulia, mari kita fastabiqul khairat berkarya, bergerak dengan terbanyak dan terbaik. Sebagaimana Allah mengingatkan dalam firman-Nya;

إِنَّ  أَكْرَمَكُمْ عِندَ  اللّٰـهِ أَتْقَٮٰكُم  ﴿الحجرات :١٣﴾

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu” (QS. Al Hujuraat:13)

Istilah takwa disini sebagaian besar ahli tafsir menjelaskan melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, atau dengan kata lain orang yang paling mulia adalah orang yang paling banyak amalnya, paling banyak karya kebaikannya dan paling banyak kerja kebaikannya. Olehnya pastikan kita telah bekerja maksimal dengan amal kebanggaan kita masing-masing untuk bekal menghadap-Nya.

Wallahu A’lam bishshawab.

 

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pengajar.

Lihat Juga

Sinergi Antar Gerakan Dakwah Islam di Dalam Menyongsong Kebangkitan Umat

Figure
Organization