Topic
Home / Berita / Daerah / Walau Harus Makan Nasi Aking, Nenek Rosniah: Lebih baik Jadi Tukang Urut dari pada Harus Mengemis

Walau Harus Makan Nasi Aking, Nenek Rosniah: Lebih baik Jadi Tukang Urut dari pada Harus Mengemis

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Pol. Drs. Rudi Setiawan SIK.SH.MH memberikan bantuan untuk Nenek Rosniah, Kamis (9/4/15).  (kis/pkpu)
Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Pol. Drs. Rudi Setiawan SIK.SH.MH memberikan bantuan untuk Nenek Rosniah, Kamis (9/4/15). (kis/pkpu)

dakwatuna.com –  Bekasi.  Penderitaan yang dialami Nenek Rosniah (90) menarik perhatian Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Pol. Drs. Rudi Setiawan SIK.SH.MH. Bahkan, ia mendatangi rumah perempuan yang berprofesi sebagai tukang pijat ini.

“Saya merasa miris melihat kondisi nenek Rosniah  yang mencoba bertahan di tengah gegap gempita pembangunan Bekasi,” kata  Rudi Setiawan di Bekasi, Kamis (9/4/15).

Sebagai wujud kepeduliannya, Rudi memberikan makanan maupun sembako serta uang untuk modal usaha yang bisa digunakan untuk kehidupan nenek renta itu.

Sementara itu, anggota Babinkamtibmas di Kelurahan Margahayu Kec Bekasi Timur yang mengetahui kehidupan nenek mengumpulkan warga, mencari solusi dari persoalan yang ada. Warga sepakat untuk memberikan bantuan.

Dilansir dari detik.com,  nenek Rosniah mencoba bertahan di tengah gegap gempita pembangunan Kota Bekasi, Jabar. Meski  ekonominya  pas-pasan, ia tidak pernah mengeluhkan.

“Kesehariaannya kerja sebagai tukang urut. Seikhlasnya saja mau dikasih Rp 10 ribu juga nggak apa-apa. Paling besar sendiri dapat uang Rp 50 ribu itu rasanya sudah sujud syukur Alhamdulillah,” ujar Rosniah saat berbincang di rumah kontrakannya, Perumahan Margahayu Jaya, RT 02/18, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Rabu (8/4/2015).

“Saya nggak malu, lebih baik jadi tukang urut dapat rezeki halal dibanding harus mengemis,” lanjutnya.

Namun dalam seminggu terakhir ini, Rosniah harus memenuhi perutnya dengan nasi aking lantaran tidak memiliki pemasukan sama sekali dari jasa pijat yang dilakoninya. Alhasil, dia harus ‘memutar otak’ untuk mencari cara bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi yang melanda.

Rosniah menjemur sisa nasi yang tidak habis termakan di depan kontrakannya. Ketika sudah kering nasi itu kembali dimasak dirinya.

“Sudah hampir seminggu terakhir belum bisa beli beras, jadi makan senemunya saja di jalan nanti dikeringin supaya bisa dimasak lagi. Terkadang ada aja tetangga suka ngasih makan tapi saya pantang buat minta kalau dikasih syukur nggak dikasih nggak apa-apa,” terang nenek yang biasa dipanggil Mpok Niti oleh para tetangganya.

Rosniah tinggal di kontrakan berukuran 3×3 seorang diri. Sebenarnya dia memiliki enam anak, namun mereka sudah berkeluarga dan tinggal di Jawa Tengah.

“Lebih baik saya di sini, kalau ada uang ya pulang kampung buat nengok cucu daripada saya merepotkan mereka nanti. Anak sudah berulang kali datang menjemput ajak saya pulang sampai nangis-nangis, tapi saya sendiri memang tidak mau,” pungkasnya. (kis/pkpu/sbb/dakwatuna)

————-

Donasi untuk Nenek Rosniah dapat disalurkan melalui ‘dakwatuna peduli Rosniah’ di Rekening Bank Syariah Madiri (BSM) No. 2400020601 an.dakwatuna. Konfirmasi donasi ke 085883678692, ketik #dp_Rosniah#tgl#jumlah donasi#No HP

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Figure
Organization